Hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang bagi sebagian pelajar adalah hal yang paling menjengkelkan.
Tidak terkecuali Abyan, murid dari SMA 'Harapan Ibu' ini juga tidak ada bedanya seperti pelajar yang lainnya.
Tapi hari ini, Tidak ada kekhawatiran akan telat datang ke sekolah karena sekolah Abyan mengadakan classmeeting, jadi tidak belajar tetapi wajib datang.
Karna tidak mau dimarahi Mama nya, Abyan pun memilih untuk datang ke sekolah, lalu absen, setelah itu pulang.
Abyan memang sudah memikirkan itu matang-matang semalam.
Abyan keluar dari kamar nya dan langsung menuju lantai bawah tempat ruang makan. Saat sampai di bawah, semua sudah rapih dan ada disana. Tetapi ada satu yang lebih, bocah kecil itu ada disana. Biasanya dia masih tertidur, tapi pagi ini, ia ada disamping Mama nya sedang menguyah roti isi selai coklat.
Abyan langsung mendaratkan bokongnya di kursi yang ber seberangan dengan kursi Arala, disamping kursi Alvian; anak pertama dari kedua orang tua nya, yang berarti abang pertama Abyan.
Tapi yang menarik perhatian adalah Arala yang memakai seragam khas anak TK. Yang menurutnya warna nya sangat norak. Abyan memang tidak suka seragam anak TK sekarang, katanya warna nya sangat mencolok untuk ukuran anak TK.
Tapi itulah Abyan, yang misalnya tidak suka dengan barang, alasan yang dia berikan, sangat tidak masuk akal.
"Arala mau kemana mah?" Abyan bertanya sambil mencolekan telunjuk nya ke dalam toples selai stroberi yang langsung mendapat pelototan dari Mama nya.
Alvian yang melihat itu langsung mendengus geli dan langsung menegur Abyan sambil melempar tissu kearah Abyan. "Yan jorok banget si,"
"Suka-suka uya dong," jawab Abyan asal meniru sebuah acara di sebuah stasiun tv.
Alvian, anak pertama Rayyan & Rossa sekaligus kakak pertama Abyan yang sekarang ber profesi sebagai dokter di sebuah rumah sakit. Ia sangat pintar, makanya di usianya yang baru mencapai 25 tahun, ia sudah bekerja di sebuah rumah sakit besar. Di kagumi para dokter dan suster wanita disana, karena mempunyai paras yang mempesona, hidung yang mancung, kulit putih, dan pembawaannya yang selalu tenang membuat wanita manapun pasti akan ter gila-gila.
"Abang nanti anterin Arala ke sekolah baru nya, mama harus ke kantor papa, ada yang mau diurus." Rossa angkat bicara setelah pertengkaran kecil kedua anaknya itu.
"Abang yang mana dulu nih, kan abang banyak, ada abang tukang baso, abang tukang somay, abang tukang bat-"
"ABYAN"
"Iya maa," Raut muka Abyan berubah saat melihat mama nya yang melotot kearah nya.
Pandangan Rossa yang tadinya melotot kearah Abyan, langsung mengalihkan pandangan nya ke anak kedua nya yang senyum sendiri sedari tadi sejak sarapan dimulai.
Abyan yang ada disamping Aldrian, melihat abang nya senyum-senyum sendiri langsung membuat wajah ngeri sekaligus kasian.
Rossa langsung bicara saat Aldrian mulai tertawa kecil dengan smartphone nya itu
"Aldrian kamu kenapa senyum-senyum sendiri begitu?"
"Ini lagi nanya materi yang belum ngerti sama dosen mah," jawab Aldrian dengan mata yang masih menatap benda persegi panjang berwarna hitam itu, dan tersenyum. Lagi.
"Ekhm, Goblok." umpat Abyan tanpa merasa bersalah dengan tangan terkepal yang ada di depan mulutnya.
Bahkan sarapan Aldrian saja belum tersentuh sama sekali. Hanya susu nya saja yang tinggal setengah.
"mah aku berangkat dulu," Alvian berdiri dari kursinya dan langsung salim ke mama nya.
"aku juga mah." Alvian memasukan ponsel nya kedalam saku celana, lalu salim dan menyusul Abang nya itu ke arah pintu.
Tinggal tersisa Abyan, adiknya, dan mamah nya yang ada di ruang makan. Karena papa nya yang berada di luar negeri.
Rossa pun berdiri dan langsung mengambil tas nya diatas meja lalu mencium kening Arala dan Abyan. "Karena tinggal kamu disini, jadi kamu yang anter Arala. Mama mau pergi dulu, dah sayang."
Rossa melambai kearah anak-anak nya itu yang masih duduk di kursi makan.
Arala pun ikut melambai ke arah mama nya sambil tersenyum manis."Byan ayo." Arala turun dari kursi dan mengambil tas kecil nya yang berbentuk seperti koper mini bewarna pink.
"Hm"
"Bi jaga rumah." teriak Abyan sambil menggandeng tangan mungil Arala.
"iya denn," Bibi pun menjawab dari arah dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mischievous Boy
Teen FictionI'll still love you, even if you don't want me to anymore.