Dua.

63 3 0
                                    

Saat sampai di sekolah Arala, Abyan pun menggandeng tangan Arala, mengantarkan Arala ke kelas baru nya.

Disana ramai ibu-ibu yang mengantar anak nya sekolah di hari pertama, dandanan nya yang seperti mau kondangan terlihat jelas di mata Abyan.

Abyan yang sedang memilih tempat duduk untuk Arala, melihat sekelompok ibu-ibu sedang berbisik ria di depan kelas sambil melihat secara terang-terangan kearah Abyan.

Walaupun samar-samar, tetapi Abyan masih mendengar jelas pembicaraan ibu-ibu itu.

"Eh ibu, itu liat ada papa muda" kata ibu yang berbaju biru mencolok.

"Bukan kali bu, itu kakak nya mungkin" kata ibu yang satu lagi, memakai kerudung.

"Masa sih? Saya yakin itu anaknya ah. mirip banget soalnya"

"Masih SMA loh bu... Lumayan pagi-pagi cuci mata.."

"Iya iya bu" yang lainnya hanya menganggukan kepala atau sekedar bicara 'iya'.

Abyan geleng-geleng kepala mendengar percakapan ibu-ibu itu, lalu bicara dalam hati.

Gak lagi-lagi gue kesini.

Setelah memilih tempat duduk untuk Arala, Abyan menuju parkiran dan langsung berangkat ke sekolah.

Sesampai nya di SMA Harapan Ibu, Abyan memarkirkan motor nya di tempat parkir motor, yang langsung disambut oleh ketiga teman Abyan.

"Wassap bro." ujar Rio menepuk punggung Abyan.

"Gue kira, lo gak bakal masuk yan,"

Abyan membuka helm nya lalu menjawab. "Gue cuma absen, terus pulang, "

"Seperti biasa" sahut Fariz sambil mendengus geli.

"Ya.. Lo tau emak gue," Yang terpenting oleh Mama Abyan adalah, anaknya pergi ke sekolah, setor muka ke guru, absen, lalu setelah itu terserah Abyan mau pergi kemana.

Mereka ber-empat pun langsung berjalan menuju kelas XII-IPS-III, yang berada di paling pojok lantai 3. Saat sampai di kelas, ketiga temannya itu langsung menuju pojok kelas, yang sudah ada 5-6 orang duduk diatas karpet, membuat lingkaran, ditengah nya ada papan yang warna nya hitam putih. Mereka sedang main catur.

Di kelas Abyan, ada bermacam-macam tipe kelompok

Pertama.

Ada yang sedang berkumpul, tapi tidak saling berbicara, karna semua mata tertuju pada ponsel mereka masing-masing.

Kedua.

Ada yang maniak wi-fi, karena dibawah kelas mereka adalah ruang Guru, yang ada wi-fi nya.

Ketiga.

Ada yang menyetel lagu reggae sambil berjoget ria, tidak tau joget apa yang penting ia senang.

Keempat.

Ada yang menyumpah dan ada yang teriak 'yaampun' 'oppa gue' 'anjir anjir' kalian pasti tau mereka jenis apa.

Sedangkan Abyan langsung masuk ke kelas, menuju meja guru dan mengambil absen siswa, menulis huruf H di barisannya.

Setelah selesai, Abyan langsung berjalan menuju pintu kelas, ingin ke kantin. Rio, Fariz dan Pras yang melihat Abyan keluar dari kelas, langsung berlari menuju Abyan lalu merangkul bahu Abyan.

"Mau kemana yan?" Tanya Pras yang merangkul bahu Abyan.

"Biasa."

"Mana gue tau lo biasa nya kemana," Kata Pras bercanda, membuat mata Abyan mendelik kesal kepada teman nya itu.

Saat di perjalanan ingin ke kantin, Abyan yang jalan di depan dikejutkan dari arah samping dengan munculnya Cantika dan para cecungut nya, yaitu manusia yang tergila-gila oleh Abyan dan teman-temannya.

Abyan yang kaget sampai sedikit terlonjak, lalu menarik nafas, lalu menghembuskan nya. "Ngapain si lo?" Kata Abyan sambil menyingkirkan Cantika dengan tangan nya.

"Abyan tungguin dongg,"

Cantika langsung mengekori Abyan yang langsung berjalan, menuju sebuah warung kecil di pojok kantin. Yang sudah banyak anak laki-laki disitu.

Warung itu memang sudah jadi tempat nongkrong nya anak laki-laki SMA Harapan Ibu, karena tempat nya strategis untuk merokok tanpa diketahui guru, Dan kebetulan guru juga tidak ada yang pernah ke kantin.

Abyan lalu duduk dan melihat Cantika dan cecungut nya yang berdiri disamping Abyan tanpa merasa terganggu dengan sekitar, yang sudah pasti sekeliling nya anak laki-laki semua.

Abyan menarik nafas nya lagi, lalu "Lo ngapain masih disini? Pergi sana!" Lalu mengeluarkan ponsel nya di dalam saku celana.

"Woy Cantika, pergi sana. Lo gak risih? Ini anak laki semua loh, kalau lo kenapa-kenapa jangan salahin kita," Rio angkat bicara setelah melihat muka kesal Abyan.

"Apaan si lo yo. Gue tuh mau nemenin Abyan, pacar gue." Sahut Cantika dengan nada bicara yang dibuat-buat sehingga membuat Rio kesal.

Rio melihat Cantika dengan pandangan jijik sekaligus kesal. "Abyan juga jijik ngeliat lo. Pake ngaku-ngaku jadi pacar Abyan segala. Naksir kesumat ya lo sama Abyan?!"

"Eh diem aja deh lo!"

Yang jadi bahan pertarungan hanya diam dan tidak peduli sambil masih memainkan ponsel nya.

"Berisik woy!" Celetuk Fariz. "Eh Rebeka pergi sana lo!"

"Nama gue Cantika, bukan Rebeka!" Teriak Cantika tidak kalah kencang.

"Muka lo aja Rebek gitu masa mau dipanggil Cantik." Semua yang ada disitu tertawa, kecuali Abyan.

"Ish!" Cantika yang kesal menghentakan sepatu nya ke lantai, "Minggir lo!" Badan Rio terhuyung sedikit kesamping akibat dorongan Cantika.

Rio lalu berbalik badan melihat kepergian Cantika dan cecungut nya, lalu berteriak. "WOY MINGGIR, ADA TENGKORAK NORAK MAU LEWAT,"

Pertengkaran kecil ini memang sudah sering terjadi di kantin SMA Harapan Ibu. Yang tentu Rio dan Cantika lah yang bertengkar. Dan diakhiri senyum kepuasan oleh Rio, dan perginya Cantika dari kantin.

Mischievous BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang