Kreek...
Suara pintu terbuka. Sepi dan berantakan. Hanya itu yang menggambarkan ruang tengah di rumah kost kecil dengan satu kamar mandi, satu kamar dan satu ruang tengah langsung dapur ini. Tristha melangkahkan kaki masuk ke rumahnya.
Ia pun menaruh bakso di dapur kemudian membersihkan diri. Selepas dengan kegiatan membersihkan diri, kini ia telah siap dengan semangkuk bakso, laptop dan setumpuk buku kimia.
Jari-jarinya dengan lihai menari diatas keyboard laptopnya yang sudah tua. Sesekali tangannya beralih pada mangkuk bakso, menyuapkannya ke dalam mulutnya. Begitulah kegiatannya setiap harinya, membuat dagangan, kuliah, bekerja paruh waktu, belajar dan kadang-kadang menjahit mata boneka.
"Hoaam...." Tristha menguap lebar.
"Ah pukul 11.30, pantas saja aku mengantuk." ucapnya pada dirinya sendiri.
Setelah merapikan alat tulisnya, Trista beralih ke kamarnya. Membanting dirinya di kasur dan tak lama ia sampai di alam mimpi.
***
Dengungan musik terdengar jelas ditempat ini. Berbagai aktivitas dilakukan orang-orang di tempat ini, club malam.
Dari sekian banyak orang terlihat beberapa pemuda tengah duduk dengan puluhan minuman keras, berbagai jenis rokok, makanan ringan dan kacang. Masing-masing meneguk minuman dan memakan cemilan tersebut sambil merangkul wanita dan menikmati musik yang berdengung.
Diantara empat pemuda yang duduk disana, hanya satu yang minum sambil menikmati musik yang berdengung tanpa merangkul wanita. Zion.
"Kau masih sama saja, Yon! Tak mau minum ditemani pasangan!" Ucap David setelah meneguk segelas beer
"Apa kau tak tertarik melihat penampilan mereka yang super wow ini?" Tanya Rey sambil menggerakkan tangannya di lekukan tubuh wanita bayaran itu
"Hh, aku sama sekali tak tertarik dengan tubuh murahan mereka" jawab Zion sarkas
"Yon, sepertinya kau harus konsultasi dengan dokter! Aku takut kau mengalami gangguan seksual!" Titah Boy yang membuat teman-temannya tertawa, termasuk juga dengan wanita bayaran mereka
"Maksudmu aku gay? Maaf saja! Aku ini normal bodoh! Jangan samakan aku dengan kalian! Aku kemari bukan untuk bermain dengan mereka seperti yang kalian lakukan. Aku kemari hanya untuk minum!" Bantah Zion tegas
"Slow men! Kau hanya tak tahu rasanya bagaimana! Coba saja jika kau sudah merasakannya sekali maka kau akan menginginkannya lagi! Contohnya seperti ini!" Ucap Rey kemudian menarik tengkuk wanita disampingnya dan melumat habis bibir wanita itu dan wanita itu pun membalas setiap lumatan bibir Rey
"Hentikan tingkah menjijikan kalian itu! Jika kau tetap melakukannya, lebih baik cari tempat lain! Aku sangat mual melihatnya," titah Zion tak terbantah kemudian meneguk empat gelas beer secara beruntun
David, Rey dan Boy pun berpencar meninggalkan Zion dengan belasan beer, rokok dan cemilan mereka
***
"Sekarang jam 03.30, saatnya untuk bangun! sekarang jam 03.30, saatnya untuk bangun! Seka-"
Klik
Tristha menekan tombol ponselnya menghentikan bunyi alarm yang dipasang sebelum tidur. Kemudian bangkit, membasuh wajahnya dan mulai membuat kue basah untuk dijual di kantin kampus
Setelah kegiatan paginya selesai, kini Tristha berangkat ke kampus tak lupa membawa seragam kerjanya karena ia tak ingin terlambat lagi
Jam menunjukkan pukul 13.00 dan Tristha sudah sampai di cafe tanpa terlambat. Ia tak lupa janjinya kemarin, yaitu mengembalikan uang dari pemuda yang membayar baksonya.
"Kemana dia ya? Sekarang sudah hampir jam enam, tapi kenapa dia tidak datang? Apa dia tidak tahu Cafe Orange? Tapi tidak mungkin, cafe ini sangat terkenal. Tidak mungkin orang yang kaya seperti dia tidak tahu cafe ini" ucap Tristha pada dirinya sendiri
"Hei! Cepat bersihkan meja itu! Jangan melamun! Bersihkan juga dua meja yang ada disana!" Titah Grace tanpa menyebut nama Tristha
"Iya kak" jawab Tristha sopan beralih ke meja yang dimaksud
Kini jam telah menunjukkan pukul 18.00 yang berarti cafe ditutup. Tak ada pilihan lain untuk Tristha selain menunggu pemuda itu di tempat mereka bertemu kemarin sesuai janji.
Tristha duduk di bangku taman, sesekali melihat jam dan menengok kanan-kiri berharap pemuda kemarin menunjukkan batang hidungnya. Pukul 21.00, tiga jam sudah Tristha menunggu pemuda itu namun dia tak kunjung datang
"Dimana orang itu? Kenapa dia tidak datang? Dimana aku dapat menemukannya? Bagaimana jika aku tak menemukannya? Pasti rencanaku untuk segera bertemu papa dan mama di alam sana harus tertunda" keluh Tristha menghela napas lelah
![](https://img.wattpad.com/cover/69847205-288-k324435.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Say You Love Me Too
RomanceTristha adalah seorang perempuan yang bercita-cita mati setelah hutang orang tuanya lunas. Zion adalah seorang laki-laki dingin dan kasar yang menyukai Tristha. Awalnya Tristha tidak menyukai Zion tapi cinta datang tidak terencana bukan? Ia pun meny...