"Yeoboseyeo, Changminnie? Ya, aku sudah sampai di kantor. Gwaenchana, kita bertemu di kantin pada jam istirahat, ne? Aku sudah membuat yangnyeom tongdak kesukaan mu. Arraseo, sampai jumpa."
Jaejoong segera memutus panggilan pada ponselnya setelah perbincangan singkatnya dengan sang kekasih berakhir. Menaruh alat komunikasi tersebut ke dalam satchel bag merah mudanya yang tersampir dibahu kiri.
Seulas senyum terpantri nyata di paras jelita wanita bermata bulat itu selepas Changmin mengungkapkan kata cinta disetiap akhir obrolan mereka via telepon. Jaejoong tak membalas, ia hanya terkikik manis seraya menutup sebagian wajahnya dengan punggung tangan-kebiasaan gadis bermarga Kim itu kala sedang merona.
Changmin berulang kali meminta maaf kepada Jaejoong karena tiba-tiba saja mobilnya mogok dan tidak dapat menjemput kekasih cantiknya untuk berangkat ke kantor bersama seperti biasa. Dia masih terjebak di jalan. Jaejoong merasa khawatir, tapi Changmin berhasil meyakinkan gadis cantik itu jika dia bisa mengatasinya.
Pria tinggi penyuka segala jenis lauk pauk itu menyarankan Jaejoong untuk berangkat terlebih dahulu dengan sebuah taksi yang telah ia pesan. Enggan pula membiarkan sang wanita menunggu bus terlalu qlama. Changmin hanya tak ingin kesalahan teknis ini sampai berdampak kepada kekasihnya. Cukup dirinya saja yang nanti akan mendapat omelan dari atasan karena datang terlambat.
Kendati tengah berada dalam situasi yang tak berpihak kepadanya, Changmin masih mementingkan sang kekasih. Pria yang baik, aniya?
***
Derap langkah kaki berbalut pantofel kulit kualitas tinggi berasal dari seorang pria bertubuh tegap yang memasuki sebuah elevator. Dua orang pengawal setianya nampak mengekori sang Presdir muda berwajah tampan yang sangat di kagumi sekaligus di segani. Salah satu pengawal menekan tombol angka 26. Tak lama kemudian pintu angkutan transportasi vertikal dengan desain klasik tersebut menutup perlahan.
"Chakkaman!"
Kaki jenjang terbalut sepatu hak tinggi milik seorang wanita mengganjal pintu lift yang hampir menutup hingga terbuka kembali. Menampakan sosok cantik berkemeja magenta dengan motif hati memasuki ruang persegi sempit itu dengan nafas tersengal.
Yunho melirik sekilas wanita cantik bersurai almond yang nampak belum menyadari keberadaannya. Terus menatap datar sampai perempuan itu mengangkat kepala. Mata bulatnya belum menyorot kearah Yunho, Jaejoong masih menatap bingung dua pengawal yang berdiri selangkah di depannya. Kening si wanita mengernyit. Bibirnya yang berwarna fuchsia atau merah muda terang sedikit membentuk kerucut. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh wanita berkulit putih itu, pikir Yunho.
Penampilannya cukup langka dimata sang Presdir. Kemeja lengan panjang yang cukup longgar berpadu dengan rok span hitam dibawah lutut. Mata rubahnya jarang sekali menemukan wanita berpakaian sedikit layak disekitarnya. Yunho biasa disuguhkan oleh belahan dada, bokong sintal dan paha mulus menggoda.
Memandang kembali kearah sang wanita dan memprediksi bila tubuh berlekuk itu pasti sangat seksi apabila mengenakan kemeja ketat dengan tiga kancing dibuka dan rok 20 cm diatas lutut.
Alis Yunho sedikit terangkat saat pandangan mereka bertemu. Wanita pemilik doe eyes indah itu kian membulatkan matanya dan merubah kerucut pada bibir ranumnya membentuk sebuah lingkaran kecil. Yunho tersenyum samar mendapati keterkejutan yang lucu itu.
"S-selamat pagi, Presdir Jung." Ucapnya terbata sembari membungkuk hormat. Ia tak menyangka akan berada di dalam satu lift bersama pria dengan jabatan tertinggi di gedung ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrenaline
FanfictionJika kau mencintai dua pria, maka pilihlah yang kedua, karena jika kau sungguh-sungguh dengan cinta pertama mu, kau tak akan jatuh pada cinta kedua mu. *** Main Casts : Jung Yunho, Kim Jaejoong & Shim Changmin. Supporting Casts : Park Yoochun, Kim J...