Prolog

653 21 0
                                    

Voment please, thanks before ^_^

~~~~~

1994, Dimensi Regtum.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Eric pada istrinya yang saat ini tengah berdiri di balkon kamar mereka.

Evelyn menghela napas, ia menoleh menatap wajah suaminya yang tengah tersenyum hangat padanya. "Ini sudah lima ratus tahun lamanya," tutur Evelyn.

Eric memeluk tubuh istrinya, ia tahu betul apa yang dipikirkan istrinya. "Kau khawatir?"

Evelyn mengangguk di dada bidang suaminya. "Sedikit. Huuhh... Sampai sekarang kita belum menemukan keberadaannya dan si brengsek itu telah hidup tentram selama 500 tahun ini."

Eric terkekeh pelan. "Bahkan kau tidak bisa menyebut namanya, sayang."

Evelyn mengangkat kepalanya sambil mengerucutkan bibirnya. "Bagaimana bisa aku menyebut namanya? Dia bahkan telah menyihir kita, kapan pun kita menyebut namanya, dalam sekejap dia mengetahui tempat kita bersembunyi selama ini. Dan bisa dipastikan bahwa bukan hanya kita berdua yang celaka, Martin dan Maudy juga akan terancam nyawanya."

"Sshhh... Aku tahu kau mengkhawatirkan putra-putri kita. Tapi, nasib para rakyat Blue Argentum lebih penting saat ini. Ada berjuta nyawa di sana, mereka tidak bisa meninggalkan Blue Argentum karena si brengsek yang kau maksud itu menyegel negeri kelahiran kita. Bisa kau bayangkan bagaimana penderitaan mereka saat ini?"

Evelyn mengangguk lemah. Ya, sekarang bukan waktunya untuknya memikirkan keadaan putra-putri mereka. Rakyat Blue Argentum menderita di sana, sedangkan mereka yang bergelar sebagai protector kerajaan belum mampu menjalankan tugas dengan baik.

Tanah tiba-tiba berguncang secara perlahan, tubuh mereka juga mulai bergetar, burung-burung mulai berterbangan dengan gelisah memenuhi langit. Suasana berubah menjadi sedikit berbeda, benar-benar berbeda dan anehnya, matahari berganti menjadi bulan di atas sana.

"Eric, ada apa ini?" tanya Evelyn dengan nada panik saat melihat perubahan siang yang mendadak menjadi malam.

"Perasanku tidak enak, Eve. Apa terjadi sesuatu yang buruk di Blue Argentum?"

Evelyn memegang kedua tangan suaminya dengan cemas. "Menurutmu begitu?"

"Entahlah, perasaanku juga menjadi tidak karuan."

Tapp...

Tapp...

Tapp...

"Ayah... Ayah..."

Suara teriakan itu membuat Eric dan Evelyn berbalik, mereka mendapati putri mereka tengah berlari dengan susah payah akibat guncangan yang semakin hebat ini.

Eric mencoba menghampiri putrinya, tapi guncangan tersebut membuat dia tidak dapat berdiri dengan baik. "Ada apa Maudy?" tanya Eric sambil berpegangan pada gagang pintu.

"Apa ini gempa?" tanya Maudy setengah berteriak, dia berdiri sambil menyanggah tubuhnya disalah satu tiang besar tak jauh dari kamar kedua orangtuanya.

"Sepertinya begitu," Eric ikutan berteriak.

"Apa gempa ini disebabkan oleh bunga mawar biru yang Ayah tanam di halaman belakang?"

Eric terkesiap, "Kenapa dengan mawar birunya?"

"Mawarnya bercahaya Ayah. Dan anehnya, batang mawar birunya tiba-tiba berubah warna menjadi perak," jelas Maudy.

Mata Eric membulat sempurna. Mawar birunya bercahaya! Bercahaya! Oh, mungkinkah?

Eric segera berlari menggunakan kekuatannya menuju halaman belakang rumah. Saat tiba di sana, apa yang dikatakan Maudy ternyata benar, semua mawar tersebut bercahaya menjadi biru dan batangnya.... Batangnya berwarna perak!

The Blue Moon Princess (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang