That Red Eye

162 11 0
                                    

Flory.

2015, Dimensi Manusia.

Coret sana...

Coret sini...

Lalalalalala...

Hufftt...

Benar-benar deh ini dosen, seneng bener dah corat-coret hasil begadang semalaman, apa dia nggak pernah ngerasain rasanya menjadi mahasiswa? Gimana susahnya ngerjain ini skripsi sesuai deadline dan gimana terkurasnya dompet aku gara-gara ngeprint di tempat fotocopyan, apalagi ini tanggal tua, gajiankan masih lama. Gimana caranya mau ngirit coba?

Ini dosen otaknya udah gesrek kali ya, lah dia sendiri yang ngasih referensi seperti itu malah dikatain salah + dicoret. Nasib... nasib... beginilah jadi mahasiswa, menderita amat yah hidupnya di akhir perkuliahan. Hufftt...

Mukaku kutekuk setekuk-tekuknya setelah keluar dari ruangan pak Firman, untung aja tuh dosen nggak ngeluarin muka judesnya, bisa berasa kayak di neraka deh kalau harus menghadapi muka judes + datar milik pak Firman.

"Kusut amat Mba mukanya."

Kuangkat kepalaku dan mendapati wajah manis seorang gadis berpotongan rambut sebahu, "bawa setrika gak?" tanyaku padanya.

"Setrika? Buat apa?" tanyanya kebingungan.

"Buat setrika muka gue yang kusut seperti yang lo bilang," jawabku dengan jutek.

"Buahahaha... Boleh juga tuh, hehehe..."

"Sialan lo."

Dia terkekeh pelan. "Habis bimbingan yah?"

"Menurut lo?" tanyaku seraya berjalan melewatinya.

"Gue udah bilangkan sebelumnya, meskipun lo pintar, kalau berhadapan dengan pak Firman gak akan ada habisnya," celotehnya di sampingku.

Kami berdua berjalan menuju kantin, sekarang sudah pukul 12 siang lewat, tadi pagi aku melewatkan sarapanku, jadi sekarang aku akan mengisi perutku sepuasnya. Hmmm... Nasi campur enak kali yah.

Aku dan gadis berambut sebahu itu mengambil tempat duduk yang masih kosong di kantin, kuletakkan tas selempangku di atas bangku panjang dan buku-buku tebal yang kupinjam dari perpus kuletakkan di sebelahnya. Gadis berambut sebahu itu dengan senang hati menawarkan dirinya untuk memesankanku makanan dan minuman, setelah memberitahu pesananku, ia berjalan menuju salah satu stan makanan yang berdiri di sekitar kantin.

Oiya, aku melupakan sesuatu. Namaku Azalea Flory, usiaku sebentar lagi memasuki 21 tahun. Seperti yang kalian ketahui, aku mahasiswa jurusan akuntansi yang saat ini sementara menyusun skripsi. Dan jika kalian ingin tahu mengenai tentangku... aku adalah salah satu anak yang hidup di panti asuhan.

Yup, aku yatim piatu. Aku ditemukan ibu Sukma di depan pintu pagar panti saat masih bayi, tak ada keterangan apa pun tentang orangtuaku dan asal-usulku. Semenjak usiaku 15 tahun, aku mulai melakukan banyak pekerjaan sampingan, jadi pelayan restoran, office girl, penjual tiket, macam-macam deh pokoknya.

Saat ini aku bekerja sebagai seorang kasir di salah satu mini market. Gaji yang kudapat memang tidak seberapa banyak, tapi cukuplah memenuhi beberapa kebutuhan pribadiku.

Masalah pendidikan? Bisa dikatakan hanya aku anak panti yang melanjutkan sekolahku hingga perguruan tinggi negeri. Bagi anak-anak panti lainnya, aku adalah anak yang dikaruniai dengan kecerdasan yang luar biasa, aku terus mendapatkan juara kelas, nilai-nilaiku selalu tinggi dan aku sering mendapatkan beasiswa tiap tahunnya, beasiswa itulah yang membuatku pada akhirnya memutuskan untuk meninggalkan panti saat berusia 18 tahun dan hidup sendiri dengan ngekos di tempat yang tak jauh dari kampus.

The Blue Moon Princess (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang