3. PUNISHMENT

160 35 2
                                    

Alvian's POV

"Berhenti lo disitu atau gue laporin ke kepala sekolah" teriakku kepada junior yang tidak sopan itu yang pastinya langsung di sambut omelan-omelan nya yang menurutku sangat tidak penting. Aku paling tidak suka dengan orang yang tidak disiplin apalagi dia masih murid baru disini. 

"lo gue hukum karena lo nggak membawa barang-barang yang gue suruh" ucapku pada murid baru yang songong ini. Yang ku tau namanya kalau tidak salah adalah Syabila. "hukum ya hukum aja, gak usah kebanyakan omong lo, enek gue dengerinnya" balasnya dengan tidak sopan. 

kalau nggak karena dia cewek, udah aku ajak berantem kali nih anak. "lo gue hukum buat ngebersihin toilet cewek , sekarang juga sampai bersih" ucapku pada Bila sambil ketawa dalam hati. Biar dia rasain. Alvian kok di lawan. 

"apaa? ketua osis gila lo. cuman gak bawa gitu aja hukumannya berat banget" teriak Bila di depanku. "oke sama toilet cowok juga" tambahku yang langsung di sambut tatapan tajam oleh Bila. "e..hh ya deh iya gue bersihin sekarang. dasar gila lo"

setelah aku memberi hukuman pada Syabila, tidak cukup sampai disitu. Aku harus terus mengawasi dia, aku harus tau apa dia benar-benar mengerjakan hukumannya atau tidak. ternyata dia memang benar-benar melakukan hukumannya sesuai dengan apa yang aku perintahkan.

"ngapain lo disitu? bukannya bantuin" ucap Bila tiba-tiba mengagetkanku. tau dari mana ya dia kalau aku mengawasi dia dari tadi? wahh gawat, cenayang nih cewek.

"udah lo gak usah kebanyakan omong, cepet lo selesai'in hukuman lo, dan langsung balik ke aula. capek gue nungguin lo" kataku pada Bila. "diihh lagian siapa juga yang nyuruh lo kesini. gak ada tuh. ohh lo cari kesempatan ya sama gue" cibir Syabila tidak masuk akal.

 padahal aku hanya berniat mengawasinya agar tidak kabur. Maklum anak jaman sekarang pada nggak ada yang takut sama hukum. 

***

Syabila's POV

Gila, capek banget gue. Dasar ketua osis gila. Aku menggerutu dalam hati. kesal juga mempunyai ketua osis yang rada sinting itu. sabar Bila, sebentar lagi MOS selesai, dan semoga saja setelah ini nggak ketemu dia lagi. masalah mulu ujung-ujungnya.

"Eh kamu, langsung masuk ke barisan" teriak Alvian sinting itu. Nggak tau  masih capek apa ya, kasih istirahat sebentar kek. "atau mau saya hukum lagi?" lanjutnya yang menyadarkan lamunanku dan langsung saja aku berjalan malas masuk ke barisan.

"Di kasih hukuman apa lo sama kak Alvian?" tanya Nita di sampingku dan langsung ku ceritakan semua apa yang sudah terjadi. Nita justru malah menertawakan aku. "emang bener-bener gila tau nggak Nit Alvian itu" cibirku pada Nita yang masih belum berhenti tertawa.

"lagi arisan panci itu yang di belakang?" sindir Alvian yang sudah pasti tertuju ke aku dan Nita, karena hanya kita yang sedang mengobrol saat Alvian memberi penjelasan. 

"ee..hh iya maaf kak" ucap Nita yang juga mengundang tawa peserta MOS yang lain dan kita saat ini jadi pusat perhatian sebelum Alvian kembali menyuruh semua peserta MOS agar fokus terhadapnya saja. 

*

Akhirnya MOS hari ini pun selesai. Tinggal MOS besok yang harus aku lewati. Acaranya juga tidak terlalu berat karena hanya acara penutupan yang di isi oleh penampilan-penampilan kreasi dari masing-masing perwakilan kelompok peserta MOS. Ohh Syukurlah batinku. 

drrtt..drrtt

tiba-tiba saat aku menunggu di halte depan sekolah, ponsel di saku ku bergetar. Langsung aku masuk ke fitur message dan ternyata sms dari Mama. 

dek, mama pulang agak sorean. Kamu ikut Nita aja ya. nanti mama jemput di rumah Nita. 

yaahh, Mama telat banget. Gimana mau bareng sama Nita, dia nya aja udah ngacir duluan. "Hey Bil, nunggu jemputan nih?" tanya seorang cowok yang menyadarkan lamunanku. "Hey kak Bima, nggak tau nih kak, bingung. Mama nggak bisa jemput, temenku Nita juga udah pulang duluan. paling nunggu Mama sampai nanti sore kak" jelasku pada kak Bima.

"yah jangan dong Bil, kelama'an ntar lo jamuran lagi" canda kak Bima yang menurutku garing. Tapi ya bolehlah. "gimana kalau lo bareng gue aja" tawar kak Bima. "nggak kak, ntar ngerepotin lagi" sahutku tidak enak. 

"nggakpapa kali, yuk naik aja. gue anter pulang. daripada lo disini sendirian emang lo mau di godain tuh sama temen-temen gue?" kata kak Bima yang  membuatku sedikit ngeri, karena benar saja, teman-teman kak Bima itu meskipun anak osis tapi tingkat kejahilannya tinggi banget. Kayak ketua osis satu itu. 

Aku tidak mempunyai pilihan lagi, dan langsung menerima tawaran dari kak Bima daripada aku mati berdiri di halte karena di godain temen-temen kak Bima. apalagi kalau sampai ketemu sama Alvian sinting itu. 

***

Hai Readers... gimana gimana ceritanya? maaf ya kalau agak nggak jelas :) vote dan commentnya dong biar bisa makin baik nulisnya. thanks ya :))

My Lovely EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang