Anne P.O.V
Lagi,lagi dan lagii...
Aku berjalan menuju rumahku dan seperti biasa. Rentenir - rentenir ini sudah menungguku. Bukan aku. Tapi papa. Dan karna papa tidak akan pulang,maka akulah yang akan selalu menghadapinya.
Aku membuka kunci pagar tanpa menghiraukan mereka. Meski aku tau mata mereka menatapku garang,tapi aku tidak takut. Maksudku sudah tidak takut lagi. Karna aku sudah sangaaatt terbiasa. Sepertinya aku harus berterimakasih pada papa, karna aku sudah meninggalkan sifat manjaku setelah kematian mama dan tumbuh menjadi gadis yang sangat pemberani.
Saat pintu pagar sudah terbuka, aku masuk dan mereka menyusul dibelakangku tanpa dipersilahkan. Aku berjalan sampai ke teras rumah,lalu berbalik menghadap mereka.
"Ada apa?" Tanyaku sambil menatap tepat di bola mata salah satu dari mereka. Badannya yang paling besar,sepertinya dia adalah ketuanya."Aku mencari ayahmu manis." Jawabnya sambil menyentuhkan jemarinya lembut ke daguku. Tentu saja aku tidak akan tinggal diam. Aku menghindar diwaktu yang tepat.
"Bicaralah dengan mulutmu saja,tuan. Bukan dengan tanganmu. Papa sedang tidak dirumah. Silahkan pulang dan kembali lagi saat papaku dirumah!" Jawabku tegas. Aku masih berada di teras. Mereka harus pergi dulu dari rumahku sebelum aku membuka pintu rumahku. Karna bisa saja mereka tiba - tiba memaksa untuk masuk. Aku tidak akan membiarkan apapun terjadi padaku, hanya karna wanita itu.
"Kau gadis yang sangat manis. Kami akan pulang, masuklah dan jaga dirimu." Ucap salah satu rentenir itu dengan senyuman yang tidak bisa dijelaskan. Aku hanya diam. Aku rasa tidak perlu lagi menjawab apapun.
Wanita itu!! Dia adalah salah satu penyebab betapa memuakkannya hidupku setelah kehilangan mama. Di usiaku saat ini, tidak seharusnya aku mengalami semua ini. Menghadapi semua ini. Dan aku hanya sendiri! Aku merasa mama seperti sengaja meninggalkan ku dan hanya melihat apa yang sudah terjadi tanpa membantuku.
Aku hanya sendiri !! Aku tidak bisa berbagi ceritaku,kepedihanku pada siapapun. Tidak pada papa ataupun pacarku,Aldi.
Papa tidak pernah lagi ada di pihakku setelah wanita itu menjadi bagian yg penting dalam kehidupannya. Bahkan akupun sepertinya sudah ditendang keluar dari kehidupan papa. Mungkin saat ini aku masih SMA, tapi aku memulai usaha online shop yang sudah memiliki pelanggan cukup banyak. Jika aku mau,mungkin aku bisa membantu papa membayar hutangnya. Tapi tidak! Bukan aku yang menikmati uang yang kini telah membuat papaku dikejar - kejar rentenir. Bukan aku,bukan papa, tapi wanita itu!
Dan Aldi?? Dia berasal dari keluarga kaya raya. Bahkan diusia mudanya dia sudah sangat sukses dengan usaha keluarganya. Meski papanya sudah meninggal setahun yang lalu, tapi itu tidak menjadi masalah. Bahkan ia menjadi semakin sukses. Bagaimana mungkin aku memperlihatkan keadaan keluargaku padanya. Setiap kali dia mengantarku pulang,tidak pernah aku membiarkan dia mengantarku sampai kerumah.
Aldi.
Aku merebahkan diri di tempat tidur sederhanaku yang sangat nyaman sambil membayangkan kejutan yang ia berikan malam ini. Membayangkannya saja sudah bisa membuatku melupakan semua masalahku. Hanya dengan berada didekatnya aku bisa menjadi Anne yang dulu. Anne yang manja.Dia mengajakku ke sebuah benteng kuno. Dari sana aku dapat melihat kerlip bintang dengan sangat jelas. Lalu disana dia memberiku sebuah cincin cantik yang kini sudah melingkar di jari manisku. Aku sangat bahagia.
Tapi, sikapnya tadi sedikit berubah. Ia menjadi agak berlebihan padaku ketika tidak sengaja seorang teman lama menyapaku. Bahkan sebelum ini dia tidak pernah membentakku. Tapi tidak masalah. Aku akan mengikuti semua kemauannya. Karna aku sangat mencintainya dan aku tidak mempunyai siapapun didekatku. Mama,papa, bahkan seorang sahabatpun tidak ada. Menurutku sahabat perempuan adalah satu hal yang paling palsu di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending
RomanceKetika segala rencana dan keyakinan berada pada satu titik kepastian....adakah yang bisa merubahnya ??? Ketika cinta yang kau inginkan harus diiklaskan, apa yang akan kau lakukan? Akankan semudah itu melupakan?? Cinta tidak akan pernah sama dengan h...