Pagi yang seharusnya memberikan kesejukkan, kegembiraan, dan kecerahan hari tak datang mendampingiku. Bukan untuk hari ini saja. seperti hari hari sebelumnya selama aku di kota besar ini, kota yang padat penduduk, padat kendaraan, dan tak luput padat polusi. Tak pernah kutemui sebelumnya kota seperti ini, demi pendidikan yang kuanut kujalani dengan penuh paksa ikhlas. Budaya yang mereka gaulkan kepadaku sempat memberiku cegukan kecil atau mungkin besar, sempat tersedak bahkan kaget. Seperti inikah kota besar, ah aku harus bertahan ini baru awal. Kubuka ruang penuh keramaian saut saut para mahasiswa lain. Seperti biasa ku duduk di bangku deretan ketiga di antara teman temanku yg sedang membicarakan orang lain, manusia seperti itu sudah paham. Tak lama kemudian wanita ibu muda perut buncit yang berisikan calon penduduk dunia berusia sekitar 5 bulan. Dengan suara berat beliau menjelaskan dengan sabar, ku tau beliau memang sabar tetapi tak cukup sabar dengan nilai. Cara menjelaskannya cukup menarik bila dijelaskan perbandingan dengan perpustakaan luar negeri, iya benar sekali aku mahasiswa perpustakaan dan beliau dosen lulusan luar negeri yang cukup diunggulkan difakultasku. Akhir - akhir ini gairahku untuk ke kampus semakin menurun, hati ini semakin berkecambuk ketika aku mengingat seseorang yang telah membukakan kebebasan cinta dalam hidupku. Cukup berlebihan memang tapi tak pernah kurasa seperti ini sebelumnya.
" jadi kita fix menggunakan perpustakaan universitas luar kota "
ah.... membuyarkan lamunanku saja, gumamku. Membuka kunci handphoneku, kutau tak mungkin dia mengubungiku, jangankan menghubungiku sekedar say hi, untuk menatapku saja mungkin tidak.
" na kamu bagian humas jadi ikut ke universitas tersebut untuk observasi "
" nah kok aku? "
" iya sekali kali lah lagian ini kan juga kampung halamanmu biar mudah "
Setelah kupikir - pikir kapan lagi aku ikut serta dalam kegiatan seperti ini. Kusetujuilah kepanitiaan tersebut. Iya kelas kita sedang membahas kegiatan studi banding perpustakaan di luar kota yang notaben nya perpustakaan tersebut mempunyai alat canggih dibanding tempatku menimba ilmu ini. Hal ini termasuk dalam kegiatan mata kuliah wajib, dengan ini kuharap ada kemurahan nilai dari dosen tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Love Library
RomanceDuduk di deretan bangku ketiga dengan memainkan handphone entah dari siapa. Tidak mungkin dari lelaki yang selama ini aku pikiran atau aku harapan. Iya lelaki itu mencoba menatapku saja seperti melihat ulat berbulu yang kebanyakan dihindari para man...