Angkatan kami cukup kompak, hingga jam makan siangpun sering kita segerombol yang aktiv dalam membaur salah satunya aku untuk menyempatkan bersama. Jalan kepanasan tak terasa jika bersama mereka, jarak antara tempat kita makan dengan fakultas cukup jauh yah tidak sejauh yang bisa membuat kaki kita layaknya zebra setidaknya dapat merusak muka perempuan yang menggunakan obat dokter. Ketika melewati gedung fakultas dipanggilah kita oleh segerombol lelaki yang tak rapi dengan rokoknya yang cukup membuatku sesak. Yap! senior, mereka membantah bila dalam mahasiswa adanya senioritas. Karena kita adalah penduduk baru sehingga menghargai sebagai senior yang umurnya lebih tua dari kita.
Aku tipe orang yang mudah bergaul pastinya, mempunya percaya diri yang tinggi. Tak tau masing masing nama mereka, bagaimana bisa aku mengenal mereka dengan baik, dalam kegiatan ospek pun aku enggan menghadiri. Dengan alasan sakit akhirnya lolos juga tak menghadiri kegiatan senioritas tersebut.
Dari sekian banyak gerombolan lelaki senior tersebut, ada satu lelaki tinggi tak begitu menarik yang terus mengusikku sebut saja Resa namanya, dengan berbagai bahan obrolannya seolah olah mengajakku untuk tertarik padaya. ah... yang benar saja tersentak dipikiranku, iya disisi lain di kampung halamankua sudah ada lelaki yang membubuhi hari hari ku sebelumnya di masa sma hingga sekarang. Dengan percaya diri yang tinggi ketika lelaki tersebut memancing pembicaraan mengenai orang terdekatku, langsung saja kusebut lah nama pacarku dan kita sudah berlangsung 2 tahun pacaran.Pacarku yang bersamaku selama dua tahun ini bukanlah lelaki yang dikenal di SMA ku dulu. Disisi lain aku juga heran dengan diriku bisa tertarik dengannya, dia seumuran denganku padahal sebelum dengannya aku selalu nyaman dengan lelaki umurnya diatasku. Dalam hidupku aku lebih suka lelaki yang lebih tua bahkan umurnya jauhpun. Hubunganku dengannya tak seindah ftv jaman sekarang dengan hanya pertengkaran kecil cinta tumbuh dengan mudah dapat restu orang tua masing masing. Siram pikiran kalian akan hal itu, hidup tak selancar air kran yang mengalir di kamar mandi kos kos an kalian.
Jujur saja, aku terlalu bodoh mencintai, melindungi, dan mempertahankan pacarku yang sekarang. Teman - temanku sudah meyakinkanku bahwa lelaki yang baik tidak melakukan hal kasar. Yang benar saja selama hubungan 2 tahun berlangsung ini aku dibutakan bahwa selama ini aku yang selalu sabar, bahkan dikhianati pun berkali kali ku maafkan lah dia. Cinta memang buta dan bodoh kalo tidak benar sadar yang telah kita lakukan sendiri. Hingga detik dimana jarak 98km pun hubungan kita diuji, dimana yang setiap hari bertatap muka, di kantin, lapangan sekolah, bahkan pulang sekolah pun kita selalu bersama.
Ketika takdir memberiku rezeki lain untuk menimba ilmu di kota besar kedua Indonesia itu dan dia tetap menimba ilmu di kampung halaman kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Love Library
RomanceDuduk di deretan bangku ketiga dengan memainkan handphone entah dari siapa. Tidak mungkin dari lelaki yang selama ini aku pikiran atau aku harapan. Iya lelaki itu mencoba menatapku saja seperti melihat ulat berbulu yang kebanyakan dihindari para man...