Tahap Satu

137 3 1
                                    

Pada suatu hari, hidup seorang anak bernama Tikupan. Ia adalah seorang anak dari seorang wanita, seekor tikus, lebah, kecoa, kumbang, capung, jangkrik, kaki seribu dan juga cicak. Tikupan dilahirkan di sarang lebah dimana tempat gajah membuat madu. Tikupan pun berkembang biak menjadi makhluk yang sangat unik dan berkelas juga ajaib.

Sekarang Tikupan sudah berumur 50001/2 tahun. Tetapi masih terlihat segar, bugar, longgar dan agar-agar. Pada suatu malam siang yang amat gelap namun terang, Tikupan disuruh Emak untuk membeli garam di warung yang menjual garam, memproduksi garam, dan membuat garam, juga pengrajin garam. Tikupan pun mengiyakan dan berangkat menggunakan sepeda yang terbuat dari kulit kelapa dan batok sapi. Sesampainya di warung itu ternyata warung itu tidak menjual garam melainkan menjual taplak meja. Tikupan pun marah, sedih, kecewa, merasa dikucilkan, dan dipermainkan oleh si penjaga warung. Akhirnya Tikupan mengendarai sepedanya dengan sangat kencang seperti siput yang sedang minum. Ia mengendarai sepedanya tanpa arah. Tiba-tiba ia berakhir di tengah-tengah Samudera Atlantik. Ia pun berpikir untuk bunuh diri. Saat ia siap untuk menceburkan diri di samudera tersebut ia melihat garam berterbangan tanpa arah di udara. Ia pun mengedipkan matanya berkali-kali karena tidak percaya adanya garam tersebut. Tetapi garam itu bukanlah rekayasa melainkan garam asli beneran ori bukan kw. Ia pun menangkap garam itu satu persatu menggunakan gayung hijau agak kemerahan juga sedikit biru jadilah warna kelabu. Tikupan dengan susah payah menggapai garam itu. Ia mendapatkan semua garam. Lalu ia menyadari kalau itu bukan garam melainkan ....

Serbuk onta yang bercampur dengan kuku, keringat, nanas, durian, semangka, dan juga rujak.Sehingga terbentuk seperti garam. Tikupan pun merasa kesal, dengus, dendam dan penuh rasa benci.Ia pun kembali ke rumahnya yang berbentuk seperti bulatan kecil yang besar.

Sesaat ingin membuka pintu rumah tiba-tiba Tikupan mendengar suara "GARAM! GARAM! OBRAL GARAM! SEMUA JENIS GARAM DIJUAL DISINI! GARAM! GARAM! AYO BELI!". Mata Tikupan berbinar-binar namun suara orang itu berada di puncak gunung. Tanpa rasa menyerah, Tikupan pun berlari keatas gunung itu walaupun gunung itu sangat tinggi.Tikupan tidak menyerah dan terus berlari tanpa henti ditemani angin yang sangat bersahabat dan baik juga setia menemani Tikupan yang sedang berlari. Setelah 30 per dua belas.679 jam, Tikupan pun sampai juga di puncak gunung tersebut. Langsung saja dia membeli garam itu sebanyak 18 ton. Ia membayarnya dengan gayung hijau kebanggaan nya.Dengan perasaan bangga Tikupan mengeluarkan gayung itu dan menyerahkannya pada sang penjual garam. Penjual garam itu terlihat terkejut dan juga senang. Ia menerima gayung itu dan mengantarkan 18 ton garam ke rumah Tikupan menggunakan mobil balapnya. Sesampainya di rumah Tikupan langsung berteriak "SAMLEKOM! Mak! Tikupan sudah membeli garamnya" seru Tikupan. "Loh? Garam? Emak kan mintanya gula nak" ujar Emak.

-peko&sokot

Gayung MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang