Tahap Lima

42 2 0
                                    

   Nespu Marjaya adalah seorang ibu dari seorang anak yang mempunyai siku. Nespu sering dipanggil Mpu dengan warga sekitar. Dia sangat Mpu juga Mpu namun dia tidaklah Mpu. Tetapi tetap Mpu. Mpu sangat benci dengan tetangganya bernama Primin Saleh. Primin biasa di panggil Imin.

        Pada suatu hari, Nespu ingin berjemur di genteng jadi Nespu pun menyiapkan selendang sutra untuk alas, dan sepasang dasi untuk memutupi auratnya. Saat sudah sampai di genteng, Nespu langsung menggelarkan selendang sutranya dan berselonjor diatasnya hanya dengan memakai dasi. Saat sedang asyik-asyiknya berjemur tiba-tiba terdengar teriakan Imin dari balkon
rumah sebelah. "HAI MPU! TUTUPI TUBUHMU YANG MENYEDIHKAN ITU! MEMBUATKU MUAK" teriak Imin. Mpu membalas teriakan Imin "BAGAIMANA JIKA ENGKAU SAJA YANG TUTUPI MULUTMU YANG MENYEDIHKAN ITU?! MEMBUATKU MUAK"

      Imin yang malu tidak dapat membalas ucapan Mpu, ia hanya terdiam. Dari bawah terdengar sorakan para warga "Mpu! Mpu! Mpu!" terdengar seperti menyemangati Mpu. "Kau dengar itu? Itu adalah para fansku. Mana fansmu Imin? Ku yakin kau tak punya satu pun fans" ucap Mpu tak acuh. Tiba-tiba saja Imin melemparkan sebuah kulit pisang yang sudah berduri namun tetap merah ke arah genteng Mpu. Kulit pisang itu mendarat tepat di atas leher Mpu yang dipenuhi dengan daki. Mpu terkejut bukan main. Ia pun langsung menggapai kulit pisang tersebut dan dengan sigap menempelkannya pada hidung Imin. Imin tak kuasa untuk bernafas. Tubuhnya berguncang hebat, matanya terus berkedip berkali-kali lebih kali dari kali di kalimantan. Akhirnya, Imin wafat. Mpu berjoget.

Gayung MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang