Prolog

94 6 0
                                    

Flashback on

Pendaftaran masuk SMP Negeri
"Bun, Khadijah ingin memakai jilbab"
Ulul Amallah terdiam sekaligus terkejut mendengar keinginan anak pertamanya.
"Bunda kok diam sih? Khadijah ingin pakai jilbab, Bun", rengek sang anak.
"Apa kamu serius, nak?"
"Iya, Bun, Khadijah serius, ayo Bunda lingkari seragam putih biru lengan panjang dan seragam pramuka lengan panjang sekaligus jilbabnya", menunjuk kertas perlengkapan pakaian murid baru.
"Bunda harus izin Abimu dulu, nak"
"Abi? Abi pasti setuju, Bun, gak usah minta izin Abi, Bun"
"Gak bisa, Dijah, Bunda harus menelpon Abimu"
"Ya elah, Bun"
Ulul Amallah pun mengambil handhephonenya didalam tas dan menekan tombol panggilan untuk Achmad Dirgan, Suaminya.

....
"Wa'alaikum salam warahmatullah, Bi"
....
"Abi, anak kita, Khadijah Humaira ingin memakai jilbab, Bi"
....
"Bukankah Abi senang?"
....
"Iya, Abi, Bunda mengerti"
....
"Iya, Wa'alaikum salam warahmatullah"

Ulul Amallah terdiam dan menatap Khadijah.
"Bagaimana, Bun? Abi setuju kan, Bun?"
"Maaf, Dijah, Abimu belum memberi izin untukmu memakai jilbab"
"Kenapa, Bun? Selama ini Abi selalu menyuruh Khadijah untuk memakai jilbab, bahkan Abi perna marah ketika melihat Dijah keluar rumah tidak memakai jilbab"
"Sekarang Bunda tidak bisa membujuk Abimu, Abimu berpesan masalah ini dibicarakan nanti dirumah"
"Tapi, Bun, Khadijah ingin pakai jilbab"
"Turuti kata Abimu, perintah dari Abi adalah Ridho sekaligus Do'a untukmu, Abi ingin yang terbaik untukmu, Bunda harus taat dan patuh kepada Abi"

Khadijah tidak mengerti dengan Achmad Dirgan, Abinya. Kenapa Abi tidak merestui, tidak memberikan izin Khadijah untuk memakai jilbab. Padahal selama ini Achmad Dirgan selalu menyuruh anak gadisnya, Khadijah Humaira untuk memakai jilbab.

Kelas 8
"Khadijah, ikut Bapak ke Ruang Guru sekarang"
Tanpa ekspresi, Khadijah mengkuti perintah Pak Munir selaku Guru Matematika Khadijah di kelas.

"Khadijah kamu duduk"
"Baik, Pak"
"Selamat Khadijah, kamu mewakili sekolah untuk Olimpiade Matematika tingkat Kota Surabaya"
"Apa, Pak? Saya? Saya ikut Olimpiade Matematika?"

"Iya, kamu, menurut rapat dewan guru dan kepala sekolah, kamu adalah Siswi teladan di sekolah ini, dan nilai matematikamu selalu sempurna. Sebenarnya, kamu itu mau diikutkan dua Olimpiade yaitu Olimpiade Fisika dan Olimpiade Matematika. Tapi, keputusan dari hasil rapat adalah kamu mewakili Olimpiade Matematika. Dan, Olimpiade Fisika diwakilkan oleh Rifki"
"Saya tidak yakin kalau saya bisa, Pak"
"Sudah kamu harus usaha dan berdo'a saja. Surat ini kasihkan ke Abi dan Bundamu. Sekali lagi selamat Khadijah"
"

Iya, baik, Pak, terima kasih", Khadijah berjabat tangan dan menempelkan punggung tangan Pak Munir dikeningnya.

Khadijah senang dengan terpilihnya dia sebagai perwakilan Olimpiade Matematika. Berusaha semaksimal mungkin itu lah yang dilakukan Khadijah. Dan, hasilnya adalah Khadijah menjadi juara pertama dari Olimpiade Matematika tersebut.

Namun, disaat langit cerah tiba - tiba badai datang. Disaat popularitas Khadijah disekolah naik, Khadijah memiliki banyak haters. Kakak kelas dan teman seangkatan Khadijah iri dan membenci Khadijah.

Bisikkan setan menghampiri Khadijah. Dan, Khadijah mengikuti hawa nafsunya. Sampai pada akhirnya, Khadijah berbohong besar yaitu berpura - pura memiliki penyakit tumor otak.

Light HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang