Masih teringat masa laluku. Masa lalu yang penuh dengan kebohongan. Masa lalu yang penuh dengan penyesalan. Jika waktu bisa diputar, ingin rasanya mengungkapkan yang sebenarnya tentang perasaan ini. Tapi, iman yang goyah dan keteduhan hati yang tidak bisa menahan bisikkan dari setan.
Berubah itu lah yang harus dilakukan. Dimulai dari hal kecil.
*****
Saat ini, dua gadis menghabiskan waktu istirahatnya untuk melakukan Sholat Dhuha. Dua gadis yang ingin berubah menjadi yang lebih lagi. Masa lalu yang sama, penuh dengan penyesalan.
Khadijah Humaira, masa lalunya yang penuh dengan kebohongan dan tidak berbakti kepada Abi dan Bunda. Abigal Nur Isa, masa lalunya yang penuh dengan kemaksiatan, kebohongan, dan tidak berbakti kepada kedua orang tuanya.
Pertemuan mereka sudah diatur oleh Sang Kholik, Allah SWT. Saling mengingatkan dan saling memberikan semangat untuk menjadi yang lebih baik lagi dan lagi.
"Khadijah, hari ini hari Jum'at, sudahkah kamu membaca Surah Al-Kahfi?"
"Alhamdulillah, sudah, aku mencoba menghafal 10 ayat pertama dari Surah Al-Kahfi"
"Subhannallah, Khadijah, aku kalah nih"
"Hehehe, Isa, mah gitu, kamu taukan amalan apa saja yang didapat dari membaca Surah Al-Kahfi di hari Jum'at?"
"Amalan apa saja, Dijah?"
"Kita terjauh dari fitnah dajjal, mendapat ketenangan, sumber dari cahaya Allah SWT, dan inshaAllah menghapuskan dosa kita yang telah lalu"
"Ng.. Hmmm.. Khadijah"
"Iya, Isa?"
"Aku malu terhadapmu, pantaskah aku berteman dengan gadis cerdas, gadis suci, gadis baik, gadis sholeha sepertimu?"
"Ngomong apaan sih kamu, Sa? Aku bukan perempuan sholeha, aku perempuan yang penuh dengan dosa, kamu itu sahabatku, kamu yang menyadarkanku, kamu yang membawaku untuk hijrah, gak usah ngomong kayak gitu, aku gak suka deh"
"Khadijah, tapi dosaku sangat besar, aku perna berpacaran, sedangkan kamu? Kamu gak perna pacaran"
"Oke, kita niatkan hijrah kita, kita luruskan niat hijrah kita, kita saling menguatkan, saling mengasihi untuk lebih ingat dan dekat dengan - Nya"Abigal Nur Isa memeluk Khadijah Humaira dan menangis dalam pelukan sahabat.
Syukur alhamdulillah, Khadijah Humaira menemukan sahabat seperti Abigal Nur Isa. Dan, Abigal Nur Isa sangat senang bersahabat dengan Khadijah Humaira. Meskipun, Khadijah dan Isa tidak satu kelas dan berbeda kejuruan, tapi itu tidak menghalangi persahabatan mereka. Khadijah Humaira si anak Akuntansi dan Abigal Nur Isa si anak Administrasi Perkantoran.
*****
"Assalamu'alaikum", ucapan salam Khadijah ketika masuk kedalam kelas. Hanya segelintir anak yang menjawab salam Khadijah.
Miris melihat anak zaman sekarang, mengucapkan salam tidak perna, menjawab salam tidak perna. Padahal, salam adalah doa. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk setiap masuk ke rumah atau bertamu, disunnahkan untuk memberi salam 3 kali, assalamu'alaikum warahmatullah.
"Khadijah nanti pulang sekolah kamu bisa temani aku ke Gramedia?", tanya Fenus teman sebangku Khadijah.
"Sama siapa aja? Apa cuman kita berdua saja?"
"Aku, kamu, Danta, Sandra, Oliv, dan penggemarmu"
"Danta? Bukannya Danta harus sholat Jum'at? Dan siapa penggemarku?"
"Iya, Danta nanti nyusul sama penggemarmu"
"Nus, aku gak punya penggemar, para fansku itu, kamu, Sandra, Oliv, dan Danta saja"
"Gue fans luh? Ogah deh ye"
"Mulai alay, kalau gak fans namanya apa coba? Kamu, Sandra, Oliv, dan Danta setiap hari ngikut aku mulu, gak disekolah maupun diluar"
"Kalau aku, Sandra, Oliv sih gak ngefans kamu, tapi kagum. Kalau Danta sih, kagum dan tertarik sama kamu"
"Kagum ke aku karena apa? Danta tertarik karena apa? Ya kalau aku magnet bisa tertarik"
"Aku serius Khadijah, Fenus kagum Khadijah karena Khadijah anak yang baik, sangat baik, pintar, sangat pintar, penyayang, lemah lembut, amazing lah pokoknya, you are the best. Kalau Danta sih dari semester pertama kelas 10 sampai detik ini, sampai kita semester 2 kelas 11 ini, kamu sih terlalu baik, terlalu lembut, terlalu cantik banyak yang tertarik, bukan Danta saja kok yang tertarik, kakak kelas bahkan alumni tertarik sama kamu. Kalau aku cowok ya aku bakalan tertarik juga"
"Astaghfirullah, Fenus, LGBT dong, aku kamu Lesbian, naudzubillah"
"Yey, aku cewek, jadi cuman kagum sekaligus bangga punya sahabat seperti kamu, Khadijah Humaira"
"Oke, thanks for you, aku juga senang bersahabat denganmu, Lenia Fenus Atmadja"
"Jadi gimana? Kamu pokoknya harus ikut, aku yang izin deh ke Bunda sama Abimu"
"Kalau aku sih mau, tapi memangnya Bunda sama Abi ngasih izin? Apalagi kurang dua minggu lagi kan kita Ujian Kenaikan Kelas?"
"Iya juga sih, tenang ada Fenus disini yang bakalan minta izin"*****
Fenus pergi ke Gramedia Royal Plaza karena ingin membeli novel karya Orizuka. Sandra dan Oliv, mereka tidak ikut pergi ke Gramedia. Melainkan, mereka pergi ke Tunjungan Plaza kota Surabaya. Dan, Khadijah mendapatkan izin pergi ke Gramedia Royal, tetapi dengan catatan jam 14.00 harus dalam perjalanan pulang.
"Fen, sekarang jam 12.00, Danta jadi nyusul?"
"Ya mungkin dia kesini jam 12.15"
"Kamu sudah menghabiskan 2 bungkus pok pok jumbo, Fen"
"Khadijah mulai cerewet deh"
"Apa kamu tidak kenyang?"
"Ssstttt... Khadijah berisik, ayo kita ke masjid saja"
"Astaghfirullah, aku lupa, mungkin Sholat Jum'atnya sudah selesai, ayo Fenus"
"Iya, iya, dasar pelupa"
"Aku lupa gara - gara kamu makan terus, nyesel aku nggeret kamu Food Court"
"Huh, salah lagi deh aku"
"Hehehehe, bercanda kali, Fen"Khadijah melaksanakan Sholat Dhuhur di Masjid Royal Plaza. Fenus menunggu Khadijah dengan memainkan handhephonenya.
Handhephone Fenus berbunyi dan itu menandakan bahwa panggilan masuk. Dan, yang menelepon adalah Danta, Pradanta Al Fatih.
"Iya, aku sama Khadijah di masjid"
-----
"Ngenes tuh hati, Khadijah gak tahu siapa penggemarnya, santai lah, Bro"
-----
"Oke, sip, Ta"15 menit kemudian, Khadijah sudah selesai Sholat. Sedangkan diluar masjid, Danta dan penggemar Khadijah menunggu. Menunggu sang gadis bidadari.
"Assalamu'alaikum, Khadijah", sapa Danta.
"Wa'alaikum salam, Danta, loh eh, kok sudah disini? Lamakah?"
"Modus luh, Ta, gue disini gak luh sapa, dasar cowok kalau lagi jatuh cinta ya gitu, fokusnya ke cewek yang disukainya mulu", cibir Fenus.
"Mulai nih, anak, Fenus jaga lisanmu"
"Iya, Khadijah"
"Dasar Fenus, bukannya gitu, Nus, yang pertama kali keluar Khadijah, jadi yang aku sapa dulu ya, Khadijah lah"
"Kamu panggil aku NUS, namaku Fenus, gak suka aku dipanggil NUS dikiranya Anus, namaku"
"Ssttt.. Kok bicaranya kemana mana sih, lebih baik diam daripada ngomong gak jelas", lerai Erwan, Raden Erwan Sastradana.
"Maaf deh, Lenia Fenus Atdmaja"
"Iya dimaafkan"Khadijah terdiam. Kaget, sangat kaget karena apa. Erwan, Raden Erwan Sastradana, kakak kelasnya datang bersama Danta.
"Assalamu'alaikum, Khadijah", salam Erwan.
"Wa'alaikum salam, kak"
"Ayo langsung saja ke Gramedia", ajak Fenus.Fenus, Khadijah, Erwan, Danta melangkahkan kakinya menuju Gramedia. Erwan dan Danta berada di depan, sedangkan Khadijah dan Fenus berada dibelakang.
"Fen, apa kamu tahu kalau Kak Erwan ikut?"
"Khadijah, aku kan sudah bilang kalau Danta nyusul kita kesini sama penggemarmu"
"Wait, jadi penggemarku? Kak Erwan?"
"Iya, Raden ERWAN Sastradana"Kaget, sangat kaget. Seorang Erwan, Raden Erwan Sastradana, mantan Ketua OSIS, siswa tercerdas di kejuruan Gambar Bangunan, jago basket, rupa tampan, dan sholeh menjadi penggemar Khadijah.
Maaf jika alurnya berantakan dan typo bertebaran. Eka minta maaf. Don't forget to give me vote and coment.
Sukron

KAMU SEDANG MEMBACA
Light Heart
EspiritualKetika hati ini, memperbaiki diri. Disaat mendekati sang hati. Dekatlah sang pemilik ke hati. Dipertemukan oleh-Nya. Ditumbuhkan cinta dari-Nya. (Khadijah Humaira) Ketika hati ini, memantaskan diri. Semakin kuat kekuatan do'a. Keteduhan cahaya dari...