Masih hari Minggu, pukul 17.30 di kamar sebelum turun untuk berangkat ke Gereja
Yeah... hari ini aku bahagia sekali karena Mike memberikan sebuah cincin perak berbentuk lumba-lumba yang melingkar yang ia beli di Silver Boy (maksudku toko yang menjual segala barang-barang remaja yang terbuat dari perak). Aku pernah melihat cincin itu di salah satu majalah yang tak sengaja aku baca, aku sudah mencarinya di seluruh kota New York tapi hasilnya aku tidak menemukannya. Dan aku harus menunggu lama untuk itu, well aku tak tahu kenapa Mike bisa tahu bahwa aku sudah lama mengingginkannya tapi ia hanya menjawab "Itu rahasia". Aku yakin bahwa yakin pasti Jack yang memberi tahunya karena tak ada seorang pun yang kuberi tahu selain dia. Tapi aku cukup senang kok!
Besok adalah pertandingan basket semi final Students Cup, yang diikuti oleh ratusan sekolah di Inggris tentunya melalui seleksi dulu (sebenarnya sih berbagai cabang tapi kali ini aku menonton yang kejuaraan basketnya...). Kata Mike aku boleh melihat pertandingan besok, aku juga boleh merekamnya dengan handycam kepunyaan Dad, sehingga aku bisa menonton pertandingan itu kapan saja. Dan satu hal lagi tadi di perjalanan pulang aku sempat tidak karuan gara-gara Mike dan tentu saja dengan Felix orang yang tidak tahu diri itu berikut percakapan yang masih terekam dalam otakku...
Mike : Cho besok kau mau tidak ikut kepertandingan basket?
Aku : Dengan senang hati...
Felix : Jangan lupa dukung aku ok...
Aku : Dengan senang hati tidak akan pernah aku lakukan... omong-omong berarti besok aku juga akan bertemu dengan Mr. Hawaii, Madam Chocolate lalu si ayam betina yang brengsek itu khan...?
Mike : Tentu saja... Cho jika aku masuk ke babak final apa yang akan kau lakukan untukku?
Aku : Oh entahlah...
Felix : Kalau untukku?
Aku : Aku tidak akan pernah melakukan apa pun untukmu mengerti?!
Felix : Kenapa kau selalu jahat padaku, apa kau tidak mencintaiku sedikit pun?
Jujur saja aku sempat mati selama 3 detik, tak ada orang yang pernah menanyakan hal itu kepadaku kecuali mantan pacarku – Aaron William Scoot anak yang pernah menjadi partner biologiku plus partner fisikaku, kuakui dia anak yang ahli dalam bidang itu – yang sekarang berada di negara dimana aku yang sebentar lagi akan bertemu dengan pangeran pujaanku Pangeran Wills. Kau tahu tidak, aku sungguh mencintai Aaron seperti aku mencintai Mom, terus terang saja akhir-akhir ini aku merindukannya. Aaron juga adalah orang memberikan ciuman pertamanya padaku begitu juga aku.
Aku : Tidak, lagi pula apa peduliku denganmu...
Felix : Karena aku peduli padamu sayang...
Aku : Jangan pernah panggil aku "sayang" mengerti!
Yeah... Felix dan Mike saling bertatap muka dan tertawa, sumpah kali ini aku sangat sebal dengan mereka berdua.
Mike : Sudahlah guys, tidak cukupkah kau mengganggunya sampai Cho hampir mati?
Felix : Belum aku belum puas dengan semua itu!
Aku heran kenapa Dad memperbolehkan Felix tinggal sesukanya di sana (maksudku di rumahku, di Inggris). Kalau saja ia tidak di sana mungkin aku bisa lebih tenang sedikit, ya khan?. Tapi tenang saja besok Felix tidak ikut perjamuan itu - dan memang tidak – jadi aku bisa melirik Pangeran Wills dengan aman tanpa gangguan dari orang yang super menyebalkan itu khan!, by the way aku harus tetap waspada dengan adanya paparazi yang mungkin – dan benar-benar mungkin - menyelinap kesana untuk mencari informasi tentang jalannya prosesi acara itu. Well, sebaiknya para paparazi itu menggosipkan aku sebagai pacar baru pangeran Wills ha...ha...ha... sebaiknya aku tidak usah berangan-angan sejauh itu! Dan sebaiknya sekarang aku kebawah sepertinya mereka ( Dad, Mama, Grandma, Mike + Felix menungguku dibawah). Oh ya satu hal lagi sebelum aku turun sebawah ada satu berita penting:
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan itu Kamu!
FanfictionHidup seperti Tuan Putri itu memang asik banget tapi gak asik deh kalau enggak punya pacar, ada cowok aneh yang suka gangguin belum lagi belum ada cowok yang mengajakmu ke pesta dansa! serius deh aku ingin Aaron kembali padaku!!