BAB I : Bagian II

33.8K 1.6K 54
                                    


***

Suasana Kastel Zigg masih sama seperti biasa. Kastel megah berlantai delapan yang berdiri kokoh menjulang ke angkasa. Taman yang luas di depan dan belakang area kastel, serta tembok yang membatasi area kastel dengan area elit bangsawan.

Memang, Urca masih mempunyai tingkatan kasta yang diberlakukan. Tentu saja, karena mereka terdiri dari dua bangsa yang berbeda. Urca dipimpin oleh bangsa Ansinn, bangsa titisan dewa yang mempunyai waktu hidup lebih panjang dari manusia. Wajah mereka pun tidak bisa menua. Bangsa Ansinn memiliki gelar yang tinggi. Para keluarga kerajaan, para bangsawan, serta kesatria umumnya berasal dari bangsa Ansinn. Sedangkan manusia biasa menjadi penduduk dan jarang menempati posisi penting di Urca.

Bangsa Ansinn juga digolongkan menjadi beberapa bagian klan. Ada aturan di mana klan tertentu harus mengikuti adat turun-temurun untuk menempati posisi yang sudah diwariskan di Urca. Hanya ada 3 klan Ansinn teratas yang boleh memerintah dan menempati takhta. Orninn, Yulias, dan Yuusha. Itulah klan tertinggi Ansinn.

Ningyou menatap langit dan menutup buku tebal yang ia baca. Semenjak Danna mengetahui keberadaan Ningyou, Ou memperbolehkannya keluar dari kamar. Tapi tetap saja, saat Danna menyuruh Ningyou untuk menempati ruang lain, Ou bersikeras mempertahankan Ningyou agar gadis itu menempati ruang yang sama dengan Ou.

Ningyou merenung sembari duduk di hamparan rumput hijau yang empuk, membuat kakinya enggan untuk berdiri. Ia menutup mata dan menikmati embusan angin yang menerpa rambutnya. Entah mengapa, di saat begini pasti wajah Ou yang muncul di benaknya. Senyum simpul pun terukir di wajah Ningyou.

Sraaattt!

Tiba-tiba Ningyou dikagetkan oleh sebilah pedang yang meluncur tepat di sampingnya. Ningyou membelalakkan mata ketika melihat apa yang terjadi. Seekor ular yang kepalanya tertancap oleh pedang.

"Anda baik-baik saja, Nona?"

Ketika mendengar sapaan suara maskulin yang terdengar asing, Ningyou menoleh dan mendapati pria dengan manik emerald yang terkesan dingin. Rambutnya lumayan panjang berwarna sekelam langit malam. Ia menggunakan pakaian militer hitam dan jubah biru. Pria itu tidak tersenyum atau tertawa, dia diam menatap Ningyou tanpa ekspresi. Ningyou hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Lain kali jangan bermain di taman, Nona. Walaupun indah tetapi banyak sekali pengganggu yang tidak diinginkan datang." Pria itu berucap sambil menyodorkan tangan untuk membantu Ningyou berdiri. Ningyou menatapnya sebentar sebelum menerima tawaran tangan pria itu.
"Terima kasih, Tuan." Ningyou berucap pelan.

"Eral Rerier."

Ningyou mengerjapkan mata beberapa kali sebelum tersenyum dan balik memperkenalkan diri, "Ishara Ningyou."

Eral masih tidak menampakkan sebuah ekspresi. Pria bersurai kelam itu mencabut pedangnya yang masih menancap di tubuh ular dan memotong ular itu menjadi beberapa bagian. Eral kembali ke posisi awal dan mengamati Ningyou lekat-lekat.
"Anda terlihat asing, pendatang baru?"

"Saya ... umm...." Ningyou menatap ke sembarang arah dengan perasaan gugup.

"Apa Anda tersesat?" Mendengar pertanyaan Eral, Ningyou langsung tersentak dan menganggukkan kepala. Ningyou tidak bisa kembali ke kamar Ou, mengingat betapa besarnya Kastel Zigg. Ia terlalu jauh berkeliling, mungkin pria di depannya bisa membantu.

"Saya ingin bertemu dengan Yang Mulia Pangeran Ou Yuusha, tapi saya tersesat dan sangat lelah, jadi saya memutuskan untuk beristirahat di taman dan membaca buku." Ningyou berkata pelan.
Eral mengangguk, paham, "Kalau begitu tujuan kita sama. Mungkin kita bisa pergi bersama?"

Ningyou mengerjapkan mata. Ia pun tersenyum dan mengangguk, menerima tawaran Eral. Di perjalanan, Ningyou hanya diam dan sesekali melirik ke arah Eral yang masih memasang raut tak berekspresi. Membuat Ningyou heran, apa itu memang wajah aslinya sejak lahir? Atau memang ada yang menyebabkan dia seperti itu? Entah mengapa, Ningyou merasakan kesamaan antara tatapan Ou dan Eral. Kesedihan, kepedihan, dan duka yang mendalam.

✔️ My King : Flower of Arahasis [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang