chapter 5 (end)

41 4 2
                                    


.....

Genggaman Vinna semakin mengerat bahkan setelah suara itu tak terdengar lagi .

Tiba - tiba seseorang menarik tubuh Vinna dengan kasar membuat gadis itu merasakan rasa sakit yang menjalar di sekitar bahunya karena cengkraman.

Mau tak mau, Vinna langsung mendapatkan tatapan tak suka dari seseorang yang menariknya .

Sasa

Pacar Vion.

Vinna melihat kearah Vion dimana rahang pemuda tersebut mengeras menahan amarah.

"Kau " Sasa menunjuk tepat di depan hidung Vinna.

Gadis itu tersenyum lebar lalu bertepuk tangan dengsn heboh "kau sangat hebat, merangkap dari teman sebangku? Sahabat? Dan sekarang mengajak pacar orang selingkuh? Kau sangat hebat" .

Ucapan Sasa , membuat Vinna menggeram kesal.

Jujur Vinna tak senang dengan keadaan seperti ini.

Bagaimana bisa Vion diam saja ketika Sasa memojokkan dirinya? .

Oke yang di pojokkan adalah Vinna bukan Vion, jadi ini bukan urusan penting untuk Vion.

Sasa maju selangkah kearah Vion, gadis itu memainkan dasi milik Vion dengan manja. "Sayang, apa yang kau lakukan dengan gadis aneh ini? Apa kau ingin kita putus Hmm? " Sasa bertanya dengan suara yang di buat lembut dan terkesan manja.

Dan hal itu sukses membuat Vion membeku.

membuat Vinna kesal , lantaran tidak terima dengan apa yang sedang terjadi.

"Vion" panggil Vinna dengan kesal gadis itu berusaha membangkitkan Vion dari mode beku pemuda itu.

"Vinna " Vion tersenyum tipis seraya melepas jaket miliknya.

Pemuda itu menyerahkan jaket miliknya pada Vinna "pergi aja ya Vin ini bukan urusan lo soalnya" ucap Vion pelan.

Mendorong Vinna menjauh.

Membuat gadis itu memeluk erat jaket milik Vion dan berjalan keluar dengan enggan.

Vinna berbalik ketika ia berada di pintu kelas.

Hatinya serasa teriris ketika Vion memeluk Sasa yang tersenyum licik kearahnya.

"Gue gak mau putus Sa" ucapan Vion terdengar menyakitkan di telinga Vinna membuat gadis itu mencengkram jaket milik Vion.

Apalagi nada memohon dan putus asa itu membuat Vinna tak bisa berkutik.

Sasa tersenyum lebar kearah Vinna, membuat Vinna menggeram kesal.

"Kalau begitu buktikan " ucap Sasa tegas.

"Buktikan apa sayang? " tanya Vion lembut dengan tatapan kosong.

"Jauhi rubah itu!" Ucap Sasa seraya menunjuk kearah Vinna.

Membuat Vion membulatkan bola matanya karena Vinna yabg masih berada di sekitar mereka.

"Apa maksudmu sayang? Dia sahabatku!" Vion memegang bahu Sasa mencoba meyakinkan sang pacar agar tak memintanya menjauhi Vinna.

"Tapi dia itu rubah licik !" Sasa mengerucutkan bibirnya "aku takut dia akan kembali mengajakmu selingkuh sayang!" Ucap Sasa memberikan Opini miliknya membuat Vinna semakin kesal akan kelakuan gadis itu .

"Kau sendiri juga selingkuh? Dan kau menuduh pacarmu yang bukan - bukan?" Tanya Vinna lantang membuat Sasa melebarkan senyuman iblis di wajah cantiknya.

"Memangnya kenapa kalau aku selingkuh? " Sasa bertanya dengan percaya diri.

"Yang tidak boleh selingkuh itu Vion bukan aku " ucap Sasa percaya diri.

"Vion! Apa kau gila? Seharusnya kau putus saja dengan -" ucapan Vinna terhenti ketika Vion membentaknya.

"VINNAISYA DIANDRA"

Vion meneriakkan nama lengkap Vinna dengan penuh amarah . Wajah pemuda itu sarat akan amarah membuat Vinna terkseiap.

"Vion " cicit Vinna.

"Sayang " panggil Vion kearah Sasa, pemuda itu mengabaikan keberadaan Vinna yang sejak tadi mematung.

"Aku akan melakukan apa yang kau mau asal kita tidak putus " ucap Vion Dengan ekspresi memelas.

"Ayo pergi " ucap Vion seraya menuntun Sasa keluar dari kelas.

Mengabaikan Vinna yang mematung.

Berdiri di depan pintu kelas bahkan hingga mereka berdua menghilang .

..........

Vinna menyentuh dadanya yang berdegup kencang.

Entah kenapa dirinya merasa gugup , gadis itu memilih datang lebih pagi hanya agar bisa menyapa Vion lebih dulu.

Jaket Vion pun sudah wangi.

Dan Vinna berencana menjadikan jaket Vion sebagai alasan perbincangan.

Anggap saja Vinna sedang modus .

Modus agar bisa kembali dekat dengan Vion Ha.

Senyum di bibir Vinna langsung mengembang tatkala Vion memasuki kelas.

tapi ketika Vion berhenti di deretan kursi yang Phita tempati Vinna mengerinyit bingung.

"Apa?" Tanya Phita saat Vion melotot kearah dirinya.

"Kita bertukar tempat duduk " ucap Vion singkat dengan suara dan aura sebeku es .

Membuat Phita mengangkat semua peralatan belajar miliknya tanpa perlawanan.

..............

Dan pada akhirnya Vion tak pernah lagi bertegur sapa dengan Vinna.

Membuat gadis itu terlihat seperti mayat hidup.

Ketika berpapasan Vion bahkan memasang ekspresi seakan mereka tak pernah saling mengenal .

Bahkan hingga kelulusan .

Vion sudah tak pernah lagi bicara padanya.

Membuat rasa sakit yang bercekol itu semakin terasa sakit.







........

Halo :) saya mau ngucapin makasih buat yang udah baca sampe akhir ......

Segala ending itu mungkin, dan gak selamanya happy ending .

Itumah kata orang dan saya anti sad ending .. so tunggu aje chap tambahan (jangan di apus dulu #kalo disimpan)

Ghost Student Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang