BAGIAN 2

47 2 0
                                    

"Hei...ayo, Krys. Sudah waktunya pulang.."

Aku mengernyit dan melihat ke sampingku. Luna sedang merapikan meja kerjanya dan memasukkan beberapa barang ke dalam tasnya.

"Sudah waktunya pulang ya?" gumamku sambil melirik arlojiku. Sudah pukul lima sore, aku baru sadar.

"Kau terlalu asik dengan pekerjaanmu, Krys. Ayo..tinggal kita saja.." katanya lagi sambil menatapku.

"Baik, tunggu sebentar.." aku segera merapikan mejaku, mematikan komputer, dan mengambil beberapa berkas dan memasukkan ke dalam tas untuk aku lanjutkan mengerjakannya di rumah nanti. Aku tidak punya kegiatan apapun di rumah setelah ini, jadi dari pada menganggur, lebih baik kukerjakan pekerjaanku yang belum selesai.

Aku bekerja di sebuah perusahaan penerbitan yang tidak terlalu besar. Aku dan Luna berada di bagian editing. Kami biasa mengedit beberapa tulisan, seperti naskah novel atau buku lainnya, sebelum nantinya diterbitkan.

Aku punya kegemaran membaca, terutama cerita. Mungkin itu yang membuatku suka berimajinasi. Tentang apapun. Imajinasiku itu kadang aku keluarkan dalam bentuk tulisan juga, tapi aku belum cukup berani untuk membawanya ke penerbitan. Aku hanya suka mempostingnya di blog pribadiku. Mendapatkan beberapa komentar dari yang kadang suka membacanya, membuatku terharu dan bersemangat. Aku sangat senang ketika apa yang aku buat bisa dinikmati oleh beberapa orang dan mereka merasa terhibur olehnya. Kebahagiaan tersendiri juga sih..hehe..

Aku menghampiri Luna yang masih setia menungguku. Kami memang biasa pulang kerja bersama karena memang rumah kami berdekatan.

"Jadi, bagaimana? Kapan kalian akan bertemu?"

Aku menoleh, menatap Luna yang tengah menatapku dengan tatapan menyelidik. Aku tersenyum, "kami sepakat akan bertemu besok.." kataku perlahan sambil berjalan beriringan dengannya keluar kantor.

"Kau sudah menjelaskan siapa dirimu?"

"Sudah..."

"Benarkah? Apa reaksinya?"

Aku menghela nafas, "dia awalnya terkejut tentu saja. Lalu kami mengobrol, basa-basi. Dia menanyakan kenapa aku ingin menemuinya dan aku bilang akan menjelaskannya nanti ketika kami bertemu.."

"Apa dia bersikap baik padamu?"

"Iya..lumayan.."

"Maksudmu?"

"Dia cukup bersahabat. Kami belum banyak mengobrol. Hanya menyepakati waktu bertemu saja.."

"Kau yakin akan melakukannya, Krys? Pikirkanlah lagi..."

Aku tersenyum menatap Luna yang menatapku dengan tatapan memohon. Dia dan Amber masih belum menyerah untuk menghentikan niatku. Aku tahu mereka menyayangiku. Dan aku juga tahu kalau semua orang pasti berfikir kalau aku sudah gila jika benar-benar melakukan ini. Dia juga pasti akan menganggapku wanita jalang yang menjajakan tubuhnya dengan sukarela pada seorang pria. Tapi, aku tahu apa yang aku lakukan. Aku mencintai dia dan aku hanya ingin menyampaikan perasaanku ini dengan caraku. Meskipun aku masih belum yakin akan bisa menghadapinya nanti saat kami bertemu, aku benar-benar yakin untuk melakukannya.

Aku menoleh pada Luna yang masih berjalan di sampingku, "aku yakin. Sungguh..." kataku sambil tersenyum.

**

Aku melihat arlojiku sekali lagi. Pukul sepuluh pagi kurang lima menit. Aku menghela nafas untuk kesekian kalinya dan kembali meremas jemariku. Aku gugup sekali. Untuk pertama kalinya aku akan menghadapinya sendiri disini. Ya..kami berjanji untuk bertemu di cafe ini tepat pukul sepuluh pagi. Aku sengaja datang lebih awal untuk mempersiapkan diriku. Dan aku tidak ingin terlambat. Aku tidak mau meninggalkan kesan buruk di matanya. Ini hari sabtu dan kami sama-sama tidak pergi ke kantor. Aku memilih tempat ini dan dia menyetujuinya. Sebuah cafe sederhana di dekat sekolah SMA kami dulu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 14, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

1nightstandWhere stories live. Discover now