Terlihat seorang gadis sedang menangis pilu di antara dua batu nisan.Tangisan pilu itu pasti akan membuat siapa saja yang mendengarnya akan merasakan nyeri di dalam hati mereka.Sejak dari tadi pagi gadis ini belum beranjak dan masih setia dengan tangisan nya.Keadaany sungguh memprihatinkan sudut bibir yang bedarah,kedua pipi tirus nya mengeluarkan warna merah kebiruan di tambah lagi dengan matanya yang sembab dikarenakan tangisan yang tak ada hentinya.
Gadis ini adalah Allison Jiana Brenner keturunan Eropa-Indonesia yang biasa di panggil Allison atau llison.Allison adalah anak kedua dari keluarga Brenner yang sangat terkenal.Keluarganya mempunyai perusahaan yang tersebar di seluruh penjuru Asia.Seperti yang dikatakan sebelumnya Allison adalah anak kedua di keluarganya,dia mempunyai kakak yang bernama Katya Hanburg Brenner.Hidup Allison sangat lah indah dan membuat siapa saja akan iri.
Kebutuhan hidupnya juga melebihi kata terpenuhi,ia selalu dimanjakan oleh kedua orang tuanya yaitu Josh Brenner dan ibunya Liliana Sakari.Apa saja yang dikehendakinya akan terpenuhi tanpa perlu embel-embel.Itu membuat nya mempunyai sifat yang arogan dan tidak bisa mandiri.Namun ia di turunkan otak yang cerdas oleh kedua orang tuanya.Pasti kalian bertanya-tanya,hidupnya begitu indah tapi kenapa ia terus menangis?Ini dia ceritanya.
Flashback
Terlihat Allison sedang tersenyum sumringah di acara lulusan SMA nya dia sungguh bahagia karna ia berhasil menamatkan masa sekolahnya dan menyambungnya dengan kuliah.Allison sunggu mengidam-idamkan universitas Harvard dan karna itu lah semasa SMA nya ia selalu belajar dengan tekun.Walau dia sangat manja,namun di dalam pelajaran ia selalu serius dan pantang menyerah.Hari ini Allison memoles wajah nya,dengan make-up yang natural membuatnya lebih cantik dari biasanya.Rambut coklat bergelombang,mata hijau keabu-abuan,hidung yang mancung ditambah lagi tubuh langsing dan putih membuatnya tampak sempurna.
"Hai Allison,sepertinya kau sangat bahagia"Tanya Steffanie salah satu sahabat karibnya.Mereka sudah berteman tujuh tahun lamanya,mereka mempercayai salah satu kalimat yang terlontar dari mulut seorang psikologi
'persahabtan yang sudah menginjak tujuh tahun di pastikan,persahabatannya akan abadi sampai selamanya'karna dari itu lah mereka selalu mempertahankan persahabatan mereka.Namun bukan hanya itu mereka juga merasa kalau,mereka selalu mengerti satu sama lain dan takkan tinggal diam jika salah satu dari mereka mendapatkan masalah."Ya tentu saja,aku sangat menatikan hari ini Steff"senyum yang terukir di wajah nya belum juga hilang.Allison menggenggam tangan sahabat nya dengan erat namun lembut.
"Perhatian untuk para orang tua dan murid diharapkan segera duduk di tempat yang sudah di sediakan,karna acara akan segera dia mulai"ucap bu Rose kepala sekolah SMA Allison.
"Steff kok mama dan papa ku belum datang ya?"Allison mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan dengan tujuan mencari keberadaan kedua orang tuanya.Namun nihil dia tak menemukan kedua orang tuanya.
"Sudah-sudah kita duduk saja,mungkin mereka terjebak macet"Steffi langsung menarik tangan Allison menuju kusri.
"Hhhh,baiklah"Allison pasrah dan mengikuti langkah Steffi.Senyum manisnya tadi sedikit memudar dikarenakan orang tuanya tak kunjung datang.
Ketika kepala sekolah berpidato,handphone yang berada di saku toga nya bergetar,dengan segera Allison mengambil dan melihat siapa yang tengah menelpon nya.Kening Allison berkenyit ketika melihat nomor yang tidak ia kenal.Steffani yang merasa aneh dengan raut wajah Allison yang berubah juga ikut menatap benda berbentuk persegi panjang tersebut.
"Sudah angkat saja,siapa tau penting"ucap Steffani lalu mengguncang sedikit bahu Allison.
"Baiklah"Allison pun mengikut arahan Steffani,ia pun meletakkan handphone nya di telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Comeback To Life
RomanceAku akan memperjuangkan hidup ku,aku tak akan memperlihatkan kelemahan ku dan aku akan merebut kembali apa yang seharusnya menjadi milikku -Allison Jiana Brenner-