Part 2

55 4 1
                                    

Cahaya matahari mengintip dari celah-celah jendela seorang gadis,dan membuat tidurnya sedikit terganggu.Allison mengerjapkan matanya berupaya menyesuaikan pupil matanya dengan cahaya yang ada di kamarnya.Tak mau berlama-lama Allison pun bangkit dari tidurnya dan berjalan gontai menuju kamar mandi untuk membasuh dirinya.Setelah 20 menit Allison pun keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih meneteskan air.Tak mau berlama-lama Allison pun mengeringkan rambutnya dan menuju lemari untuk meraih baju yang akan dia pakai hari ini untuk berkerja.Allison pun meraih baju warna coklat,yang di sisi kanan dada nya bertuliskan Rose Cafe.

Saat ini Allison mengontrak di sebuah rumah kecil sendirian,ia tak mau berada satu atap dengan Katya kakaknya.Jika ia satu rumah dengan kakaknya,bisa dipastikan hidupnya tak bisa tenang.Setiap hari Katya membawa pria yang berbeda,dan bercumbu ria tanpa melihat situasi.Katya sekarang menjelma menjadi kupu-kupu malam,untuk memenuhi kebutuhannya.Perusahaan yang dirintis orang tua Allison dari nol,dirampas dengan gampangnya oleh rekan bisnis ayahnya.Karna itulah Allison tak melanjutkan kuliahnya,karna tak memungkinkan buat makan saja susah apa lagi untuk biaya kuliah.

Dor Dor Dor

Terdengar suara gedoran dari pintu depan yang menggema sampai ke kamar Allison.

"ALLISON CEPAT KELUAR"terdengar suara cempreng perempuan dari luar.Tanpa menunggu lama Allison pun berlari kecil ke arah pintu.Terlihat lah seorang ibu berbadan gempal sedang menatap tak suka ke arah Allison.

"Bu,uang nya belum ada jadi saya mohon sabar ya bu"dari sebelum membuka pintu Allison sudah tau kalau orang yang berada di luar adalah sang empunya kontrakan.Tanpa perlu ditanyakan lagi tentu saja tujuannya adalah meminta tagihan kontrakan

"Apa kamu bilang sabar,sudah berapa bulan kamu nunggak Allison?!"

Allison tak bisa menjawab lagi,di umurnya yang sudah menginjak usia 21 tahun dia masih saja belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai.Sebenarnya Allison bisa saja bekerja di perusahaan,tapi dia beralasan tak mau melihat orang-orang yang nantinya akan berkhianat demi harta.

Suara deruman mobil mendekat,Allison yang sedari tadi menunduk langsung menegakkan kepalanya.Mobil mewah sudah terpakir di depan pekarangan rumah kontrakan Allison.Allison tau itu adalah Steffani.Steffani keluar dengan gaya anggunnya dan berjalan ke arah Allison.

"Ahh,selamat pagi bu"Steffani menyapa seraya melepas kaca mata hitamnya.

"Ahh...selamat pagi juga non Steffani"bu kontrakan tadi terlihat gelapan ketika menjawab sapaan dari Steffani dan ia pun sedidikit menundukkan kepalanya.

"Ibu ngapain kesini?"tanya Steffani

"Ahh....it...."perkataan bu kos pun di potong oleh Steffani.

"Bukannya saya sudah bilang saya akan MEMBELI rumah ini,kenapa ibu masih ngotot?dan datang kesini?"lanjut Steffani,dan menekan kata membeli dalam kalimat yang baru saja di lontarkannya.

Ibu tadi hanya bisa mengangguk.Tak mau memakan waktu lagi,Steffani pun mengeluarkan cek sebesar seratus juta rupiah,dan dia sodorkan kepada sang empunya rumah.

"Terima kasih"setelah menerima cek itu ibu kontrakan pun pergi.

"Dasar mata duitan chhh.."Steffani pun sedikit berdecih melihat tingkah si ibu kontrakan,lalu Steffani membalikkan tubuh nya menghadap Allison.

"Ya ampun steff,ngapain sih kamu beli"ucap Allison seraya memijit pelipis nya yang sedikit pusing.

"Tau gak,uang sebesar itu bisa kamu tabung"sangking geramnya Allison mencubit pinggang ramping Steffani.

"Aku gak bakalan bisa ganti uang sebanyak itu Steff"lanjut Allison,ia pun menundukkan kepalanya.

"Ya ampun,emang aku minta kamu ganti?gak kan?gue iklas,kita tuh dah temenan lebih dari 5 tahun"Steffani sedikit mengguncang bahu Allison.

"Udah ayo,nanti lo terlambat"lanjut Steffani seraya menarik lembut tangan Allison.Allison yang tanganya di tarik menuju mobil hanya bisa pasrah.

"Makasih banyak Steff"terlihat mata Allison sudah mulai berkaca-kaca.

Tiba-tiba saja Steffani berhenti dan memegang bahu Allison.

"Inget gak,dalam persahabatan kita kan gak boleh bilang makasih dan maaf?,udah kali kamu santai aja ok"Steffani menatap lekat manik mata Allison.Allison pun hanya membalas dengan anggukan.Dari dulu,mereka bersahabat memang tak pernah mengucapkan maaf maupun kata makasih karna semua yang mereka lakukan berdua itu adalah kewajiban mereka sebagai sepasang sahabat.

*****

Allison terlihat termenung di meja kasir.Setelah mengantar Allison,Steffani langsung pergi ke tempat kerjanya.Untungnya ketika Allison tak sadar,keadaan cafe sedang sepi hanya terlihat satu dua orang yang sedang menyesap kopi mereka.

"1 americano"suara tegas seorang pria langsung membuyarkan lamunan nya.

"Ah iya,tadi pesan apa?"Allison pun mendongakkan kepalanya,agar wajah sang pelanggan terlihat.

"Hhh,satu americano"sang pelanggan mengehembuskan nafas beratnya,Allison yang medengar pun hanya tersenyum kikuk.

"Atas nama siapa?"

"Vino Lergnard"jawab pelanggan yang sekarang diketahui namanya yaitu Vino Lergnard.

Degg...

'Nama itu...'batin Allison,seketika itu juga melamun.

Vino yang melihat sang petugas kasir merasa aneh,dia pun melambaikan telapak tangan nya di depan Allison.

"Mbak?"tanya Vino.

"Eh i...iya"sahut Allison gelagapan.

"Di mohon untuk tunggu 5 menit"lanjut Allison,diiringi senyuman khas nya.Setelah itu pun Allison menyiapkan pesanan sang pelanggan.

"Vino Lergnard"panggil Allison dengan suara yang sedikit di keraskan.

"Berapa?"Tanya Vino.

"Limabelas ribu"jawab Allison.

Vino pun memeberi beberapa lembar uang kepada Allison.

"Lain kali jangan melamun ya mbak....Allison"Vino memberikan arahan,ia mengetahui nama perempuan itu melalu nametag nya.Tak lupa Vino mengeluarkan senyum manis nya.Allison yang melihat senyum itu,langsung mematung di tempat.

Tak terasa sip kerja Allison sudah berakhir,ia pun langsung mengemas barang-barang nya.Allison pun keluar dari cafe dan menunggu bus di halte.Sudah menjadi kebiasaan nya naik bus,menurutnya kalau naik bus lebih murah.

********

Keesokan harinya,Allison merasa tubuh nya tidak enak.Namun itu tak menghalangi niatnya untuk pergi berkerja.Allison memang lebih keras kepala setelah kedua orang tuanya meninggal,ia tak lagi mementingkan kondisi badannya yang makin kurus seiring berjalannya waktu.Makan tak teratur,terkadang susah tidur itu memicu nya sering tak enak badan.

"Hari ini sarapan apa ya"Allison berbicara pada dirinya sendiri,sembari meneliti apa yang ada di dalam kulkasnya.

"Hhhh,baiklah sepertinya harus sarapan di luar"Allison pun berlari kecil ke kamarnya.Ia meraih sweater biru tosca untuk menutupi baju tidurnya.Hari ini sip kerja Allison dimulai dari jam 9 jadi ia masih punya banyak waktu untuk sarapan dan bersiap siap.

Di pagi hari kota bogor memang sangat dingin,sehingga Allison pun sedikit menggesekkan kedua telapak tangan nya.Sesampainya di warung penjual bubur ayam,Allison langsung memesan,tak memerlukan waktu lama bubur ayam yang tadi Allison pesan pun datang dengan lahapnya ia menyantap bubur ayam itu.Sehingga sisa-sisa bubur ayam yang di masukkan nya ke mulut tertinggal di sudut bibirnya.Ketika itu juga sebuah tangan terulur menyodorkan sehelai tisu.

"Nih,bersiin bibir kamu"

*****

Jeng jeng jeng
Ngaret ya,sorry banget soalnya cerita pertama sih tapi maklumin aje yaaa.
semoga kalian suka .

Salam DOTS

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Comeback To LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang