Bocah 2

727 41 0
                                    

Selang beberapa menit Bayu menyusul Zavan dan duduk di sofa.

"Yak kau ini bagaimana? Kenapa kau tak buatkan aku minum huh?" keluh Zavan. Namun pemuda yang dibentaknya hanya mendengusmdan menatapnya tatapan yang ng sedikit menyeramkan(?)

"Ap-apa?! " Zavan sedkiti ngeri ditatap seperti itu

"Kau itu tidak tau diri ya. Lagipula apa kau kesini hanya unt-"

"Hey kau ini pelit sekali eoh? "

"Ck baiklah tunggu sebentar disini akan kubuatkan minuman dan siapa namamu? " Bayu penasaran siapakah pemuda yang sedang bertamu ini

"Memang itu penting?" Pertanyaan Bayu malah dijawab sinis oleh Zavan

"Yasud-"

"Zavan, kau bisa memanggilku Zavan."

Tanpa berkata lagi Bayu pergi ke dapur dan membuat secangkir teh. Namun, hei bubuk apa itu? Dan kenapa Bayu menyeringai seperti itu?

"Kakak fikir aku mau apa dipaksa seperti ini, lebih baik kuberi pelajaran saja padanya haha"

Setelah siap Bayu mengantarkan teh itu ke ruang tamu dan seketika Zavan menghabiskan teh itu. Sementara Bayu masuk ke kamarnya.

Selang beberapa menit, Bayu keluar dengan celana selutut serta sebuah kaos putih. Ia bergabung dengan Zavan yang masih setia membisu dan duduk di sofa rumahnya.

1 menit...

5 menit...

10 menit...

"Hey, bocah kapan David pulang?" Setelah cukup lama membisu , akhirnya Zavan pun bersuara.

"Mana kutahu" jawab Bayu seadanya.

"Yak kau ini adiknya bocah! Bagaimana mungkin kau tak tau kapan kakakmu pulang ? "

"Itu bukan salahku pak tua, salahkan bos nya yang tidak memberi waktu pulang yang tetap"

"Pak tua?!! Kurang ajar kau bocah! Apa kau tak liat aku tampan dan muda? Kau pikir berapa banyak wanita yang ingin ditiduri olehku walau baru semenit bertemu ha?"

"Huh salah sendiri memanggilku bocah, jika aku bocah berarti kau Pak tua"

Zavan murka, tentu saja ia murka. Bagaimana bisa ia dipanggil Pak tua oleh bocah macam Bayu ini huh. Ia ingin mengumpat tetapi ia merasa tubuhnya sedikit aneh, mungkin? Ia merasa sekujur tubuhnya panas dan sesuatu dibawah mulain menegang.

Mungkinkah ini karena rumah yang disinggahinya tidak memiliki AC ataupun kipas angin? Tanpa sadar ia mulai melepas kancing teratas kemejanya yang menimbulkan seringai di wajah pemuda sampingnya.

"Hei kenapa ruangan ini tiba-tiba panas eoh? Apa kau tak merasa kepanasan?"

Zavan mulai mengipasi dirinya menggunakan tangannya. Dan oh lihat? Sepertinya pemuda di sampingnya itu mulai kegirangan.

"Hei kenapa kau diam saja, apa kau tak punga kipas angin? Atau apapun itulah? Oh atau kenapa kau tak buatkan aku es mungkin? Benar, buatkan aku es sana sebelum aku mati kepanasan" Zavan benar-benar tak mtaham dengan sensasi panas yang kini ia rasakan

"Menyusahkan saja kau ini, Tunggu sebentar." Yah meskipun ia tau pasti kenapa lelaki disampingnya ini kepanasan dan tau cara menuntaskannya Bayu tetap menuruti keingan lelaki tersebut.

Sedanhkan Zavan? Ia mulai melepas sisa kancing kemejannya.
.
.
.
"Ini minuman-" Tenggorakan Bayu tercekat, Ia tak menyangka efek dari obat yang ia beri ke minuman lelaki tadi mampu membuatnya kelimpungan seperti ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Miss The Old YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang