2 - Lesbi? What the ..

310 14 4
                                    

***

Sudah dua hari berlalu semenjak Shilla di antar pulang oleh Cakka. Sungguh, Shilla tidak ingin kejadian itu terulang lagi. Itu adalah yang pertama kali bagi shilla, untungnya hari itu hari sabtu, setidaknya ia tidak akan terlalu malu jika harus bertemu Cakka, karena esoknya adalah hari minggu. *Yaiyalah Haha*

Pagi yang cerah di awal hari dalam seminggu, hari ini ia mendapatkan pesan dari Ify, isinya adalah permintaan yang sama seperti kemarin. Huh, yg benar saja? Ia tidak mau menunggu Ify. Ia kapok, ia malas jika harus berurusan dengan Cakka.
Ketika ia sampai di kelas, ia tidak melihat sinyal-sinyal hadirnya Cakka, mungkin cowok itu belum datang. Yah, masa bodo lah..

Shilla mengambil novel dari tas nya dan memutuskan untuk pergi ke UKS, bukan,, bukan karena ia sakit, tapi ini adalah tugasnya untuk berjaga setiap hari senin. Shilla bukanlah anggota PMR, tetapi karena ia memiliki pengetahuan dan kemampuan yg cukup di bidang kesehatan, ia ditunjuk untuk mengurusi orang yang sakit ketika hari senin harinya upacara di sekolah. Enaknya menjadi shilla tak perlu merasa pegal atau kepanasan saat upacara. Yah, ia mensyukuri itu.

Shilla mendudukan tubuhnya di atas kasur lalu mulai membaca novel di tangannya, tak lama Irsyad ketua kesehatan di sekolahnya menghampiri dirinya,

"Shill, lo jaga uks aja ya, gue sama yg lain handle di lapangan. Oke?"

Shilla hanya membalas nya dengan anggukan ringan dari kepalanya. Irsyad yang mengerti shilla segera berlalu dari hadapannya.

Sudah setengah jam sejak upacara di mulai, tapi tidak ada tanda-tanda orang-orang yang sakit. Mungkin hari ini orang-orang sehat semua.. Alhamdulillah.
Tetapi beberapa menit kemudian, terdengar suara gerasak-gerusuk dari arah luar dan pintu pun terbuka. Ia kaget melihat siapa yang datang, Alvin? Oh tidak, shilla tidak heran kenapa Alvin memapah orang sakit, karena Alvin adalah anggota PMR, shilla tahu betul sejak Smp ia bersahabat baik dengan Alvin, dan ia tahu Alvin bercita-cita menjadi dokter. Tapi yang membuat ia heran ternyata seseorang yang sakit itu adalah Cakka. Oh my god, bencana!.

"Shill, nih dia pusing katanya. Urus sama elo gih."

Alvin tiba-tiba saja membaringkan Cakka di tempat tidur yang tengah di dudukinya. Shilla spontan berdiri dari duduknya, lalu menatap Alvin dengan mengangkat sebelah alis nya, seolah bertanya 'Dia sakit Vin?'

Alvin hanya mengangkat kedua bahu nya, "Gue nggak tau,"

Tak lama Alvin pun pergi meninggalkan mereka berdua di UKS dan kembali ke lapangan.

Ia heran pada Cakka, setahunya cakka itu tak pernah sakit sebelumnya, di saat yang lain sehat ia sakit sendiri?

Aneh.

Melihat cakka yang masih memejamkan matanya, shilla pun duduk di sisi ranjang yang lain dan melanjutkan kegiatan membaca novelnya.

"Shill," shilla tersentak kaget mendengar bisikan suara itu dan ia hampir saja menjatuhkan novelnya.

"Shill lo obatin gue dong." Rengek Cakka.

"Apa yang harus di obatin?"

"Obatin apa aja deh, hati gue juga nggak apa-apa."

Shilla diam memperhatikan cakka yang terus melontarkan kata-kata bualan. Cakka yang melihat itu, melanjutkan aksinya kembali dengan mengaduh kesakitan,

"Aduh..duhh kepala gue pusing, duh kayanya anget nih badan gue, meriang nih shill--" Cakka memberhentikan ucapannya dan melihat reaksi shilla yang masih terdiam di sisi ranjang di sebelahnya, cakka mendecak sebal, lalu meraih kedua tangan shilla. "Ck, Shill ayo dong periksa gue shill, gue sakitt, butuh perhatian eloo.."

Believe or Not?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang