Pagi ini ada yang berbeda dengan suasana kelas, semua tengah sibuk menyalin PR Fisika yang jumlahnya 100 soal, satu soal saja sulit dan membutuhkan waktu lama untuk menjawabnya apalagi 100??. Untungnya shilla sudah mengerjakannya dari jauh-jauh hari, sejujurnya shilla bersyukur atas suasana kelas yang seperti ini, dia tidak perlu berinteraksi dengan cakka dan teman-temannya pagi-pagi seperti ini, shilla masih malu akan kejadian kemarin, yah walaupun ify bilang dia sudah mengurus semuanya sampai beres dan mengancam 2 cecunguk -Rio dan Gabriel- untuk tidak membahas masalah itu di sekolah, tetap saja shilla masih merasakan euforia rasa malu nya itu.
Shilla berjalan menuju bangku ternyamannya, baru saja dia duduk ify yang baru saja datang terlihat berlari dan berteriak histeris dari ujung kelas. Yang membuat semua penghuni kelas menghentikan kegiatannya sejenak, kelas pun hening seketika.
"SHILLAAA!!"
"Shilla!! shilla!! Aduhhh.. gawatt, urgent!!!! Aaaaaaa" Ify berteriak, lengkingan suara ify sangat membuat telinga siapa saja ngilu saat mendengarnya..
'PLUK'
"Aaww," Ify mengaduh saat merasakan ada sesuatu mengenai kepalanya, ternyata plastik chitato yang sudah tak berbentuk karena di kepal oleh sang pelaku.. siapalagi kalau bukan Rio. "Heh item! Maksud lo apaansih lempar ginian? Sirik lo sama gue?" Sungut Ify kesal.
"Heh cungkring! Apaan-apaan, suara lo berisik banget tau gak? Ganggu kita-kita nih! Ya nggak guys?" Mereka yang merasa sehati dengan Rio, menganggukan kepalanya.
"Yeeee bilang aja lo semua sirik kan sama suara gue?" Rio dan anak kelas melengos mendengar kenarsisan Ify..
"Udah udah, gausah di ladenin si curut, lo udah ngerjain PR belom?" Lerai dan tanya Via mencegah keributan..
"Astagaaaa!!! Itu dia yang gawattt! aduhh gue lupa ada pr fisika..!!! Yaampun demi kecantikan gue yang tiada duanya, gue liat punya elo dong vi? Yah yah?"
"Yee apaan gue aja belom selesai, liat punya shilla aja tuh!"
"Iya iya ide bagus, shill liat dongg.. boleh ya?" Ify memasang wajah super duper melas agar shilla luluh..
"Plis deh, ga usah so imut.. Ambil aja di tas gue."
"Aaaaaahhhh!!! MAKASIHH SHILLA SAYANGKUHH♥♥"
"BERISIKKKKKKK!!!!" koor semua anak kelas, kecuali shilla dan Ify.
**
Shilla merasa bosan di kelas, pasalnya ia tidak memiliki kegiatan apapun, ia lupa membawa novel dan lupa membawa headset nya, Ify pergi menemani Via ke ruang Osis, entah kenapa dia selalu di tinggal sendiri di kelas ini, oh jelas-jelas mereka mengerti bahwa ia paling enggan beranjak dari tempat duduknya itu, tapi fix! Kali ini shilla benar-benar bosan, dan mati gaya.
"Matii gaya gue,njir." Desis shilla pelan.
Ia bingung, harus melakukan apa,tau begini ia tadi lebih baik ikut saja dengan Ify dan Via.
Cakka.
Ck, sial. Nama itu malah terlintas di fikirannya. Tiba-tiba saja ia memikirkan tingkah Cakka, kemana ia? Ah shilla yaampun! Tidak, dia tidak menginginkan itu. 'Shill, lo nggak lagi kangen dia kan?' Tanya shilla dalam hati. Damn!.
Tapi hati tak sesuai dengan otaknya, hatinya menuntun shilla untuk menoleh ke barisan belakang di mana Cakka berada, shilla menoleh dan melihat Cakka tengah tertawa sambil memegang ponselnya, mungkin dia sedang main game, atau nonton sesuatu?. 'Please shilla please ini bukan lo! Terserah dia kan? Ya tuhannn, ini nggak bener.' Rutuknya dalam hati.
Shilla merutuk dalam hati dan kembali ke posisi semula, ia hanyut dalam lamunan nya tentang ketidak-sinkron-an hati dan fikirannya. Shilla menelungkupkan wajahnya di antara kedua tangan dan mendesah kecil..
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe or Not?
Teen FictionZeshilla Lavina Cakka Ezar Pranaja Shilla dan Cakka terjebak dalam suatu kesimpulan, antara harus percaya atau tidak pada sebuah ketulusan dan permainan kehidupan. Orang bilang, aku kebal. Kebal terhadap rayuannya. Sejujurnya aku bingung, benarkah p...