#21 - Jauh

2.9K 274 14
                                    

Sudah berapa lama
Kau dan aku terpisah
dalam jarak yang jauh
jarak dimana kita tidak bisa menyentuh
satu sama yang lainnya
jarak dimana kita tidak bisa tertawa bersama lagi seperti dulu
jarak yang membawa engkau
terasa dekat dimata
namun sangat jauh
untuk ku gapai
Aku tidak mengerti
mengapa semua ini dapat terjadi
Aku hanya menginginkan kita kembali seperti dulu
seperti dulu disaat kita bisa tertawa bersama
disaat tak ada beban masalah yang menimpa kita
Maaf...
Maaf...
Maaf...
Hanya itu yang dapat aku katakan kepadanya
Maaf karenaku, air mata mu itu jatuh
Maaf karenaku, engkau merasakan sakit
Tapi satu hal yang perlu kau tau
Bahwa aku selalu mencintaimu
apapun yang akan terjadi

Jarak
[28 April 2016]

〰〰〰

Suara riuh tepuk tangan menggema setelah Reno selesai membacakan puisi buatannya yang berjudul Jarak buatannya.

Sedari tadi Rania hanya menunduk saat Reno membaca puisi didepan kelas itu. Reno yang mengetahui kalau Rania sama sekali tidak mau menatapnya hanya bisa menghela nafasnya pelan.

Gue harap lo bisa maafin gue Ra. Gue udah gatau lagi apa yang harus gue lakuin supaya lo maafin gue. Jujur, gue gamau keadaan kita kayak gini. Cuma apa boleh buat? Kalau emang itu mau lo, gue bisa apa?

Bel pertanda pelajaran sudah berakhir hari ini pun berbunyi. Semua murid pun sedang bersiap-siap untuk pulang saat ini. Termasuk juga dengan Rania. Ia sedang membereskan buku-buku dan juga alat tulisnya yang masih berantakan diatas mejanya.

"Kamu hebat Ren!" kata Selena sambil bergelayut manja dilengan Reno.

Apaan sih nih cewe gatel banget! gumam Rania dalam hati.

"Lepas!" bentak Reno.

Rania yang melihat pemandangan itu hanya bisa memejamkan matanya. Rasa sesak didadanya muncul sesaat setelah ia melihat saat Reno seperti itu terhadap Selena.

"Mau bareng gak Ran kebawahnya?" tanya Letta.

"Boleh. Yuk," Rania pun segera keluar dari dalam kelasnya.

Ia pergi menjauhi Reno.

Ia benar-benar tidak tahan saat ia harus melihat Selena dengan Reno yang begitu dekat.

"Ra tunggu Ra!" pekik Reno. Namun percuma saja. Mau sekuat apapun Reno memanggil Rania, Rania juga tidak akan menoleh kearah Reno.

Mau sampe kapan Ra kita salah paham kayak gini? ucap Reno dalam hati.

Rania yang tidak mempedulikan Reno yang memanggilnya ia tetap berjalan turun dari kelasnya menuju ke bawah.

Air matanya kembali turun membasahi pipinya. Lo gak boleh lemah Ra! Lo gaboleh lemah! katanya pada dirinya sendiri.

"Ran?" Letta mendekati kearah wajah Rania, "Lo nangis? Lagi?" tanyanya.

Rania langsung memeluk Letta, "Gue gatahan Let. Gue gatahan ngeliat dia... dia sama cewe lain," katanya. "Kenapa harus kayak gini? Kenapa jatuh cinta semenyakitkan ini?" tanyanya lagi.

Thoughts [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang