Chapter 1

87 28 0
                                    

Ayam jago telah berkokok. Adzan subuh berkumandang menandakan hari telah memasuki pagi. Syaeinna bangun langsung menendang selimutnya dan menyambar handuk lalu melesat ke kamar mandi. Setelah itu, Syaeinna berhias diri dan mempersiapkan alat tulis. Kemudian menuruni anak tangga untuk menyiapkan sarapan.

Ya. Syaeinna menyiapkan makanan sendiri. Orang tuanya memang tidak memilih memperkerjakan ART karena Bundanya memang sosok IRT sekaligus wirausaha Butik. Terkadang Syaeinna lebih memilih untuk memasak sendiri dibanding dimasakkan oleh Bundanya, karena pagi-pagi begini dia tak ingin merepotkan Bundanya.

Bundanya memang sudah berada di dapur, Syaeinna pun segera membantunya menyiapkan sarapan. Bundanya menyiapkan minuman dan Syaeinna lah yang memasak.

Selain pintar dan cantik, Syaeinna juga jago dalam masak-memasak. Kehebatan dalam meracik masakan ini terturun dari sang Nenek, yang sejak kecil Syaeinna tinggal bersama Neneknya di kampung 'dark'. Dia sejak kecil sudah memperhatikan dan membantu sang Nenek di dapur. Jadi tak heran, Syaeinna hafal racik-meracik masakan.

Setelah memasak, Syaeinna dan Bundanya menata makanan di meja makan. Lalu Syaeinna dan keluarga kecilnya sarapan.

Pukul 06:35
Syaeinna berpamitan dengan orang tuanya lalu bergegas pergi ke sekolah.

*

Sesampainya di sekolah, Syaeinna turun dari mobil yang dikemudikan Ayahnya dengan buku-buku yang didekapnya didada. Syaeinna buru-buru dengan langkah gontainya karena jam kelasnya akan dimulai 5 menit lagi.

Syaeinna berlari tergopoh-gopoh dan tanpa melihat.....

BRUUKKK!!

Syaeinna terjatuh dan buku-bukunya yang dibawa terjatuh berserakan. Dia tertabrak seseorang dan...

"Elo?!"

"Elo lagi, lo lagi. Dunia ini tuh sempit ya. Ketemu cewek bolot lagi, jalannya tidak lihat-lihat pula." Lanjutnya.

Syaeinna terdiam tak menghiraukan ocehan orang itu dan Syaeinna langsung bangun dan cepat-cepat mengambil buku yang berserakan. Lalu dia berdiri dan mengatakan "Heh lo yang jalan ngga pake mata. Udah tau gue buru-buru lo malah deket-deket jalan kesini, hhh!"

"Gue juga buru-buru." Katanya geram.

"Dasar playboy curut." Tukas Syaeinna. Lalu ia pergi ke kelas dengan buru-buru menenteng buku-bukunya yang super tebal itu.

"Apa lo bilang?!" Tanyanya. "Awas ajah lo, nanti!" Teriaknya geram.

Ucapannya tak digubris Syaeinna.

Yang menabrak Syaeinna tak lain dan tak bukan... Siapa lagi kalo bukan Dave yang memanggilnya Cewek bolot. Dave dan Syaeinna ini lah orang yang baru kenal di taman sehari ajah sudah kayak musuh bebuyutan yang sudah bergenerasi ke-3. Mereka selalu perang tengkar padahal cuma karena hal sepele doang.

Dave pun langsung masuk kelas dan kegiatan belajar pun dimulai.

**

"Syaeinna."

Panggilan itu membuat konsentrasi Syaeinna hilang, ya dia memang sedang membaca Novel saat pergantian jam pelajaran.

Saghita Merianasari atau sebut saja Ghita, memang teman dekatnya Ollive dari awal masuk sekolah ini. Tidak heran jika mereka sangat dekat. Ghita memang cewek supel dan bergaul dengan siapa saja, bahkan lelaki pun ia akrab. Bahkan tidak jarang setiap istirahat, ia pasti berkumpul dengan teman cowoknya.

"Iya?" Jawab Syaeinna menoleh kearah sumber suara.

"Nanti istirahat ke kantin bareng, yuk. Ollive juga." Ghita setengah berteriak di sebelah sana.

Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang