Prolog

176 11 4
                                    

Seorang gadis tengah meringkuk di bawah meja . Badannya bergetar, ia terlihat sangat ketakutan.

Gadis itu mendongak, kemudian menoleh ke kanan dan ke kiri. Memastikan ia aman.

Dor!

Jantung gadis itu berdetak dengan kencangnya. Bukan. Bukan ia yang tertembak. Namun, seorang wanita tua yang tepat berada di depannya.

Wajah wanita tua itu penuh dengan darah. Matanya melotot, serta dahinya yang kini telah berlubang.

Gadis itu membekap mulutnya, seolah tak mengijinkan sepatah kata atau mungkin lebih, keluar dari mulutnya yang mungil itu.

Gadis itu menangis dalam diam.

Tepat di depan matanya, Nenek kesayangannya telah meninggal dengan cara yang sadis.

Dor!

Bruk.

Lagi-lagi suara tembakan terdengar. Namun kali ini, disusul oleh suara tubuh manusia yang terjatuh.

Gadis itu kemudian menoleh ke bawah tangga. Di sana lah, tubuh manusia itu tergeletak. Dengan kepala yang hancur. Darah mengalir dimana-mana.

Gadis itu menyipitkan matanya, berusaha mengenali. Matanya melebar ketika ia berhasil mengenali tubuh manusia itu dari pakaiannya. Ternyata itu adalah Ayahnya.

Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tak percaya apa yang tengah terjadi di depannya ini.

Dalam waktu sekejap, dunianya telah berubah.

-----

Hallo!

Senin. 2 Mei 2016

Welcome To My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang