PART 2 - FIRST DAY BEING WIFE

26.2K 1.5K 12
                                    


"It's not easy doing something new. But you can enjoying it slowly."

oOo

Suara kicauan burung di luar sana perlahan mulai terdengar. Bersamaan dengan munculnya sinar matahari yang menelusup masuk melalui celah kecil pada gorden transparan, menandakan hari sudah pagi dan semua orang harus segera bangun untuk memulai aktivitas.

Kelopak mata (Namakamu) perlahan mulai terbuka. Menampakkan keadaan sudut kamarnya yang mulai terang dan menyadari jika ini bukanlah di rumah. Ah ya, ini bukan rumahnya. Tapi rumah baru yang ia tinggali bersama Iqbaal, suaminya. Sekarang (Namakamu) bukan berstatus single lagi, melainkan sudah menjadi seorang istri. She still can't believe it, but that the fact.

Yang harus ia lakukan pagi ini adalah membuka mata, dan bangun dari tempat tidur.

Tapi ternyata, (Namakamu) menemukan sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya. Membuat pergerakkannya terhenti dan melirikkan matanya ke samping dimana Iqbaal masih tertidur dengan posisi menghadapnya. (Namakamu) baru sadar, entah bagaimana hal itu bisa terjadi namun dirinya dan Iqbaal tidur saling berhadapan. Tentu semuanya terjadi karena mereka berdua dalam keadaan tidur alias tidak sadar.

(Namakamu) kembali menidurkan kepalanya. Mungkin sebentar lagi ia akan benar-benar bangun dari kasurnya. Ia tidak tega jika gerakannya nanti justru membangunkan Iqbaal, pria itu terlihat nyenyak sekali.

Ada rasa berbeda ketika melihat sosok pria yang kini tengah tertidur di sebelahnya itu. Terlihat damai dan membuat (Namakamu) tersenyum geli. Bahkan belum genap dua hari ia bersama pria ini, tapi ia merasa kalau setelah ini hidupnya tidak akan pernah sendiri lagi. Selalu berwarna seindah pelangi di langit biru. Ah mengapa jadi puitis seperti ini?

Ketika asyik memandangi wajah itu, (Namakamu) terkesiap saat tiba-tiba mata Iqbaal mengerjap pelan. Kemudian mulai terbuka dan memperlihatkan manik mata berwarna coklat terang karena tersorot sinar matahari pagi. Dan (Namakamu) mulai kikuk setelah Iqbaal menangkap basah dirinya tengah memandangi wajah itu.

Ia tersenyum kaku. "H-hai." Sapanya. Entah mengapa justru kalimat itu yang terucap.

Iqbaal tersenyum terkekeh. "Pagi."

Dan hening.

"Euu.. aku mau bangun." Susah payah (Namakamu) mengatakan itu, tapi Iqbaal hanya membalas dengan tatapan bingung. Hingga akhirnya pria itu mengerti setelah (Namakamu) melirikkan matanya ke arah pinggangnya.

Oh itu. Iqbaal segera menarik tangannya dari pinggang (Namakamu).

"Maaf." Ujarnya bersalah. Gadis itu mengangguk paham.

Iqbaal bahkan baru tahu jika barusan atau mungkin sejak tadi malam ia memeluk (Namakamu). Lagipula ia tidak sadar melakukan itu semua, dan tidak ada yang salah bukan? Mereka sudah sah, jadi tidak ada yang perlu di permasalahkan. Keduanya seketika salah tingkah hanya karena sebuah ketidaksengajaan konyol itu.

(Namakamu) segera terbangun setelah Iqbaal melepaskan lingkar tangan itu. Menurunkan kakinya dari kasur dan melangkah menuju kamar mandi. Pipinya memanas setelah menyadari dirinya salah tingkah di depan Iqbaal. Mengapa pula ia harus memandangi wajah itu? Pasti Iqbaal mentertawakannya sekarang.

Masa bodoh dan lupakan itu, ia pun masuk ke kamar mandi dan menutup pintu. Berdiri di depan cermin dimana ada wastafel disana. Membuka keran air sehingga menimbulkan suara air mengalir yang deras dari sana.

Sementara Iqbaal masih terduduk di kasurnya. Diam-diam ia tertawa melihat (Namakamu) yang salah tingkah tadi. Ia tahu, gadis itu memandanginya ketika sedang tidur. Tapi mungkin itu tidak sengaja, karena tangannya secara tidak langsung mengunci tubuh gadis itu sehingga tidak bisa bangun ataupun bergerak. Jadi yang hanya bisa di lakukan adalah diam dan memandangi dirinya hingga terbangun. Ya, mungkin seperti itu kronologisnya. Iqbaal pun berhenti tertawa.

My Happiness (Sudah Terbit!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang