Jannie menarik Halim ke salah satu sudut ruangan dansa ada kursi sofa di sana. "Kenapa kau tidak menghampiri dan mengobrol dengan gadis Belanda lainnya?"
"Aku tidak cocok dengan mereka."
Jawab Jannie sambil menundukkan kepalanya."kenapa? "
"Mereka menyebalkan selalu membandingkan siapa pria yg lebih tampan atau seberapa tinggi pangkat derajat orang tua mereka. Seperti tidak ada topik lain dalam hidup mereka. "
Halim mengangguk angguk.
"Tapi kau tidak boleh mencap mereka semua sama ada kok gadis Belanda yang berbeda dari mereka"
Nasihat Halim
"Ya mungkin ada tapi siapa? "
"Kamu" jawab halim jahil tapi kenyataan
Jannie memutar bola matanya.
"Kemana Tuan Van Derline?"
"Ayah,tadi kulihat dia nampak sedang membicarakan sesuatu dengan Tuan Rowlleyl dan Tuan Van Roem"Seketika mereka berdua terdiam. Pandangan Jannie mengarah pada pasangan Dean Van Lear dan Reina Roem.Halim jadi merasa tidak nyaman sampai akhirnya Jannie kembali membuka mulutnya.
"Halim kau bisa berdansa?"
"Tidak "
"Payah!" Dengan suara biasa saja.Beberapa detik mereka saling diam lagi. Tiba-tiba "Nona mau berdansa?"
Seseorang mengulurkan tangannya kepada Jannie. Ternyata dia adalah Raffles Rowlleyl tuan muda yang hari ini berulang tahun.
"Tentu"Teg....
Setelah mendengar kata "Tentu" dan melihat Jannie menaruh tangan nya ke tangan Raffles entah kenapa hati halim tiba-tiba kosong bagai sebuah negara tiba-tiba kehilangan semua rakyat nya.Tidak nyaman seakan ada gas yang terus menerus mendorong hatinya dari dalamnya.Tanpa halim sadari dia telah meninggalkan tempat duduknya tadi, lalu ia melangkah keluar ruangan.
"Hei Halim adikku kemana?" Tanya Janrid
"Sedang berdansa dengan Tuan Raffles, Lucas kemana? "
"Oh,Lucas sudah pulang"
"Jandris tidakkah disini panas? "
"Ah tidak"Jandris berfikir bahwa ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu. Lantas jandris melihat sekelilingnya dan ia menemukan hal yang menjadi cikalbakal keanehan halim saat ini kepot di hadapan mata Halim menatap.
"Halim sepertinya kau terusik Jannie dansa dengan orang lain? "
"Tidak" tapi muka halim tidak bisa berbohong mukanya memerah.
"Pft kau tidak pandai berbohong "
"Ayolah" kata Halim sambil senyum menyikut Jandris. Wajahnya bagai baru direbus
"Ya sudah sana rebut Jannie mu" kata Jandris sembari mendorong punggung Halim.Dengan tergesa-gesa Halim mendatangi Jannie yang tengah berdansa anggun ditangan Raffles. Rambut pirang keduanya sewarna. Gaun biru jannie yang anggun serasi dengan setelan jas Raffles yang nampak gagah. dan bagai Putri dan pangeran negri dongeng sungguh mereka sangat cocok.
Saat terpintas visi Halim di sebrang Jannie, Jannie langsung menghentikan gerakan semampai indahnya. ia lepaskan tangannya dari genggaman Raffles dan ber lari menuju Halim. Dan pasang mata yang tadi memperhatikan dansa ala kerajaan itu mulai berbisik melihat sang tuan puteri pergi menuju pemuda yang tampak seperti pesuruh itu.
"Hei" Jannie mengawali percakapan yang agak canggung itu
"Emm hei," balas Halim "ada apa?"
Jannie menggelengkan kepalanya.
"Kamu cocok sekali dengan anak itu Jannie,seperti tuan putri"
"maksud kamu Raffles?"
Halim mengangguk
"Dia sepupu ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Coffee Smell
RomanceHalim adalah seorang anak yatim. Ibunya adalah buruh di kebun kopi milik pemerintah belanda. Namun beruntung pengelola kebun kopi itu Tn. Van Derline cukup dermawan dan ramah bahkan ia memperbolehkan kedua anaknya Jandris dan Jannie bermain dengan...