Suara musik itu, Gaun biru Jannie, dan bahkan asap cerutu kembali mendatangi kepala Halim dalam bentuk mimpi. Tertidur Halim tanpa sadar ia tersenyum.
Pukul 6 sudah jarum jam tertuju. Mata halim bahkan belun jelas memandang sontak ia dapat berdiri tegak. Cukup larut Memang mereka pulang dari rumah tuan rowlleyl.
"Astgfirullah kesiangan" ucap halim sembari mengelus wajahnya ibu akan menciptakan air dingin bila Halim belum lekas bangun untuk shalat subuh. Ah.... tunggu ibu sudah bangunkan halim. "Yaa Allah aku gak hanya kesiangan sholat tapi juga gak nurut sama ibu. Astagfirullah bukannya sholat malah masih duduk aku teh gimana sih."
Setelah selesai sholat subuh kesiangan nya Halim lantas berangkat ke kebun kopi untuk membantu ibunya.
"Ibu Aku bantu apa lagi?"
"Sudah lah le istirahat sana kamu tu seharusnya sekolah andai saja taman siswa dibangun di sekitar sini sudah ibu masukan kamu belajar di sana."
"Ya tapi bu kata pak Amir taman siswa kan adanya di Jogja. mana bisa jalan kaki dari sini. Ibu memangnya tidak bisa ya belajar di rumah kayak Jandris sama Jannie?"
"Jandris sama Jannie kan londo le banyak guldenya bisa bayar guru londo juga. Kalo engga setidaknya Tuan Van Derline sama nyonya kan pinter-pinter bisa kuliah di Netherland lagi kuliahnya. Sedang kita inlander boro-boro kuliah ya wes kuli lagi saja le."
"Jadi kalo inlander tidak boleh kuliah ya bu?"
"Kalo kata pak Amir sekarang boleh inlander kuliah tapi tetep butuh duit to.Tiba-tiba
"Hei Halim hier!" Pangil gadis pirang yang membuatnya terlambat bangun pagi tadi.
"Hier fast hier!" Dilanjut oleh terikan suara cempreng Jandris."Ada apa?"
"Ada elang di sana" Ucap Jannie sambil menunjuk langit.
"Mana?"
"Jandris pinjamkan Halim teleskop mu!"
"Nih Halim nih.
Halim mengintip benda itu percis seperi yang dilakukan jandris saat mengunakanya.
"Wah alat apa ini Jandris bagus sekali"
"Ini teleskop namanya biasanya dipakai oleh prajurit" jelas Jandris
"Tapi ini versi mainan" Timpal Jannie
"Ah Jannie kenapa bilang ini mainan aku kan mau terlihat keren"
"Kalo kamu sih pakai apapun juga tidak akan keren Jandris"
"Enak saja jelas aku keren"
"Jandris itu jelek tidak keren"Dua kembar itu mulai bertengkar. Halim berdiri bingung di depan mereka karena tidak semua yang mereka katakan ia mengerti. Akhirnya Jandris berucap.
"Ya aku tidak keren bagi mu kan Halim selalu paling keren bahkan jika kaus yang dia pakai sobek pun kau masih bilang kalau dia keren"
"Halim kan memang keren"
Ucap Jannie tidak ingat di depannya ada Halim
"Ah Jannie aku tidak sekeren itu" ucap Halim
Wajah Jannie memerah sangat merah seperti telah direbus. Jandris yang melihatnya mendapat besitan kejahilan"Uuh Halim ku keren sekali a...a... Jannie suka Halim..Jannie suka Halim.." Jandris terus berkata seperti itu.
"Jandris...." Jannie berteriak dan mengejar Jandris.Kelelahan main kejar-kejaran. duduk-duduklah mereka diatas sebuah bukit hingga tertidur.
Terbawa bersama semilir angin mengebul asap dari kompor batu dengan bahan bakar kayu dan minyak tanah itu. Tercium samar bau khas nasi liwet. Bau nikmat itu membangunkan Halim . Ia melrik ke kanan dan kirinya, mencari-cari dari arah mana bau yang kini membuat perutnya berteriak-teriak. Begitu pun dengan kedua sahabatnya yang baru saja terjaga.
"Halim makan siang dulu nduk" ucap ibu halim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coffee Smell
RomanceHalim adalah seorang anak yatim. Ibunya adalah buruh di kebun kopi milik pemerintah belanda. Namun beruntung pengelola kebun kopi itu Tn. Van Derline cukup dermawan dan ramah bahkan ia memperbolehkan kedua anaknya Jandris dan Jannie bermain dengan...