Bab 03 : Makan malam!

2.6K 164 45
                                    

Setelah beberapa saat, aku dan ibu berpisah jalan dengan ayah yang menuju ke dapur. Kami saling melambaikan tangan dan aku masih berjalan mengikuti ibuku menuju kamarku.

"Oh ya Zeno-chan. Apa nanti kalau sekolah kamu tidak diejek oleh murid-murid disana? Ibu takutnya kamu akan diejek atau semacamnya karena meskipun sekarang kamu anak kami tapi kamu manusia."

"Ah. Itu tak masalah bu. Abaikan saja mereka dan tunjukkan kalau aku bisa membuat mereka kagum serta mengakuiku."

Aku hanya tersenyum lebar penuh percaya diri kepada ibu ketika mengatakannya. Ibu kulihat membalasnya dengan sebuah senyuman hangat sambil mengangukkan pelan kepalanya dan mengelus-elus rambutku dengan lembut.

Tak kusangka, kami sudah berada di depan sebuah pintu kamar. Desain pintunya terlihat begitu mewah namun tak terlalu mencolok, lebih tepatnya simpel-mewah.

Tak ada yang namanya hiasan seperti permata atau manik-manik mencolok lainnya yang terkesan begitu mewah. Menurutku malah jelek jika seperti itu dan untung saja benar-benar tidak seperti yang kutakutkan.

Saat masuk kedalam kamar, kesan yang kudapat adalah... luas! Ukurannya begitu luas. Kurasa setara dengan 2-3 kamar yang dijadikan 1 kamar? Begitulah dari yang kulihat dan juga ranjangnya, berukuran king-size!

"I-Ibu. K-Kok kamarnya begitu besar? A-Apakah aku tidak salah masuk kamar?"

Ibu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kepadaku.

"Tidak kok. Kamu masuk ke kamar yang benar, tidak salah lagi dan mulai saat ini... kamar ini milikmu."

"H-Heh? S-Serius?"

"Yap. Serius kok. Karena kamu kan anak ibu, jadi sekarang kamar ini milikmu dan kamu bisa melakukan apa pun dengan kamarmu."

"Oh yeah! Terima kasih ya, bu!"

"Iya-iya. Kalau begitu, ibu tinggal dulu ya? Mau menyapa ayahmu dan yang lainnya sambil memberitahu penghuni istana tentangmu. Nanti akan ibu panggil saat waktunya makan malam."

Aku hanya mengangguk senang saja ketika mendengar itu dan langsung meluncur mengelilingi isi kamarku. Kudengar ibu tertawa kecil sambil suara langkah kakinya perlahan-lahan menjauh dari jangkauan pendengaranku.

Dengan senangnya, aku langsung melompat ke ranjangku dan bermain lompat-lompat.

"Hahahaha! Empuk sekali!"

Kakiku terus-menerus menginjak-injak ranjang tapi selalu memantul karena keempukan dari kasur yang berada di ranjangku dan juga kapasnya.

TUING! TUING! TUING! TUING!

BRAAAK!

"Aduuuh! S-Sakit!"

Karena aku melompat-lompat terlalu lama, tubuhku pun menabrak atap atau langit-langit kamar. Kepalaku terbentur ke atasnya dan membuatku meringis kesakitan lalu terjatuh ke ranjang.

Itu yang diharapkan. Tapi sialnya ternyata kepalaku terbentur dengan keras ke lantai, lalu berlanjut ke hidungnya dan itu yang paling membuatku berteriak lumayan keras!

"Aw-aw-aw-aw-aw! Hidungku! Nanti jadi lecet dan wajahku tidak menjadi tampan!"

Begitulah yang kukatakan dengan nada penuh percaya diri sambil mengusap-usap hidungku agar menjadi normal dan tidak menjadi jelek karena habis membentur lantai. Begitu juga dengan kepalaku, kuusap-usap juga kepalaku yang kesakitan.

Hhh. Sialan, entah kenapa kesialan sedikit demi sedikit mendatangiku. Apakah doaku tidak manjur saat mengharapkan dulu? Ya sudahlah. Kurasa ini pertukaran yang begitu adil karena aku punya orang tua angkat yang bisa dibilang luar biasa sekali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ore wa Maou no Musuko da!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang