Untuk sekali saja, aku ingin mengungkapkan betapa sakitnya semua ini...
•CHAPTER THEREE•
Jam menunjukkan pukul 23.45 KST, namun kafe itu masih penuh sesak. Para pelanggan terus berdatangan tanpa henti, membuat Taehyung dan Jihae kewalahan. Meja-meja penuh, pesanan menumpuk, dan suasana semakin riuh."Tak kusangka malam ini akan seramai ini," keluh Taehyung, mengusap keningnya yang mulai berkeringat.
"Bagus, kan?" Jihae tersenyum tipis, mencoba menghibur.
Taehyung memandanginya dengan cemberut, lalu bergegas mengambil pesanan kopi pelanggan lain. Jihae hanya terkekeh kecil, menikmati momen singkat itu.
"Aku pesan Coffee Latte satu," suara seorang pria menyela, mengalihkan perhatian Jihae.
"Eoh? Ah, baik. Tunggu sebentar." Dengan sigap, Jihae membuatkan pesanan dan menyerahkannya pada pria itu, Jungkook. Dia membayar dengan cepat, seperti biasa, dan pergi tanpa basa-basi.
Taehyung menghampiri Jihae dengan ekspresi jengkel. "Pria itu lagi? Huff, dia benar-benar membosankan."
Jihae mengangkat alisnya. "Kenapa sih, kau suka sekali mengomentari orang?"
"Ya! Aku hanya mengatakan faktanya. Kau pikir aku tukang gosip?"
"Bisa jadi," Jihae tersenyum, menggoda.
"Dasar!" Taehyung mendengus kesal. "Kalau saja kau tidak sakit, aku pasti—"
Senyum Jihae perlahan memudar. Dia menatap Taehyung, penuh pertanyaan. "Apa yang baru saja kau katakan?"
Taehyung terdiam, seolah menyesali kata-kata yang baru saja keluar. "Sebenarnya…"
"Apa? Sakit apa? Siapa yang kau bilang sakit?" Jihae mendesak, suaranya mulai bergetar.
Taehyung menarik napas dalam, mencoba menguasai diri. "Jihae-ah… aku tahu tentang penyakitmu. Aku minta maaf jika selama ini aku berpura-pura tidak tahu."
Jihae terkekeh kaku, berusaha menyembunyikan kegelisahan di matanya. "Oh, ayolah, Tae. Aku tidak sakit. Siapa yang bilang aku sakit?"
"Berhentilah berbohong," suara Taehyung melembut, namun tegas. "Ekspresimu sudah cukup menjelaskan segalanya. Dua tahun, Jihae. Dua tahun kau sembunyikan ini dariku. Aku kecewa."
Jihae terdiam, matanya mulai basah. Dia menunduk, tidak bisa menatap pria di hadapannya. "Aku tidak ingin membebanimu…"
"Berhenti bicara tentang beban!" Taehyung berseru, membuat Jihae tersentak. "Kalau kau menganggapku kakakmu, kau seharusnya percaya padaku. Kau pikir aku akan membiarkanmu menghadapi ini sendirian?"
Taehyung menghentikan langkahnya dan menatap Jihae tajam, matanya dipenuhi rasa frustrasi. "Aku melihatmu di ruang ICU, Jihae. Aku tahu semuanya. Kau bilang kau punya keluarga, tapi kenapa perawat di sana bilang kau tidak punya siapa-siapa? Lalu alasanmu selama ini, kemana keluargamu yang kau sebut-sebut itu? Kenapa kau selalu punya alasan pergi dengan keluargamu setiap kali absen kerja? Mana mereka, Jihae? Katakan padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae(미안해)✓
FanfictionMIANHAE SERIES I [END] Happy Reading!!! Biarkan aku menyerah... Biarkan aku pergi tanpa beban... Setiap kali aku menatap ruangan putih kosong ini, rasa hampa yang menyiksa terus menghujam hati... Apakah aku boleh berhenti mencoba? Apakah aku bisa be...