Diary of An Abstract Girl - 3

10 0 0
                                    

3rd May, 2016.

"Di malam hari
Menuju pagi
Sedikit cemas
Banyak rindunya"

-Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan, Payung Teduh

Pagi ini entah hari keberapa gue merasa... hampa.

Kata kata dokter keluarga pagi ini masih teringat. Bahkan selalu menggema di pikiran gue.

"Alana sudah sembuh, bu. Namun memang kepribadiannya cemas. Maka dari itu debaran cepat itu masih ada"

Ya. 2 tahun ini gue mengidap suatu penyakit. Penyakit yang menyebabkan jantung gue berdebar lebih cepat. Penyakit yang telat saja penangannya mungkin gue udah melayang entah kemana. Hypertyroid.

Dan kejadian yang tak terasa hampir 2 bulan yang lalu terlintas di benak gue. Kejadian yang sangat childish. Yang gegara childish gue sesaat, gue gatau apakah menyakiti dia atau engga. Yang gue pun gatau kenapa berujung dengan picture ganjil. Yang gue pun gatau kenapa kita layaknya yang sudah memiliki ikatan lalu bertengkar. Dan yang gue gatau kenapa kita sekarang... seperti ini?

Yusuf Albrecht.

Cowok dengan nama islami bercampur semacam aksen Jerman itu telah membuatku bimbang. Yang tahu tahu datang lalu pergi seenaknya. Yang kata orang charming tapi kata gue dia gila. Yang kata orang dia pendiem tapi lagi lagi gila kalo sama gue. Yang kata orang cool dan lagi lagi tetap sama, gila, menurut gue.

Dia. Laki-laki yang sudah hinggap hampir 2 tahun di hidupku. Simple aja, karena gue suka apapun yang berbau Jerman sejak kecil dan gue mungkin murid ter excited saat mata pelajaran Deutsch.

Ich bin...
Ich komme...
Der Apfel...
Nein...
Ja...

Gue sangat suka melafalkan bahasa yang mungkin sebagian besar orang menganggap tidak menarik. Dan gue pun tertarik dengannya gegara aksen Jerman yang terdapat di namanya. Yang notabene jarang sekali ditemukan. Bahkan terlihat asing dan sangat mencolok diantara daftar nama siswa SMA Negeri sudut kota.

Gue suka cara dia menghargai saat ngobrol. Gue suka cara dia cerita. Gue suka matanya lari kesana kemari saat cerita. Gue suka dia entah gugup atau emang kebiasaannya, saat bicara dia ga tenang. Gue suka.

Tapi sampai saat ini ada hal yang masih sangat mengganjal buat gue.

"Apakah dia kaya gitu ke semua cewek?"

Gue harap tidak, karena mereka telah memberi cap cool, pendiem, dan sebagainya.

Dan semoga harapan gue ini benar adanya.

Aku harap pada bisa baca alurnya ya? Haha

Vomments and I'll update as soon as I can 😘

Diary of An Abstract GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang