First Sight

7K 126 6
                                    

Seoul, 07.00 KST

Seorang gadis melangkahkan kakinya menuju sekolahnya yang sedari tadi ia lihat. Ia berlari kecil sambil membawa map yang berisikan pelajaran yang sudah ia pelajari. Seorang yeoja berambut pendek menghampiri gadis tersebut sambil membantu nya membawa map- map yang terlihat banyak.

Kim Sora pov

Hari ini begitu melelahkan. Aku harus mempelajari semua buku matematika dan bahasa inggris yang aku bahkan susah untuk dimengerti. Ya, aku memang bukan yeoja dengan kapasitas besar dalam mengingat pelajaran, tapi aku akui aku ini lumayan.

“Sora-ah, neo gwaenchana? “ ucap sahabatku yang bernama Park Chanyeol

 "nan gwaenchana, aku hanya sedikit lelah dengan materi yang akan diujiankan hari ini” ucapku

 “geurae, tapi aku tidak yakin dengan itu” ucapnya

 “mwo? “ tanyaku

 “lingkaran hitam dimatamu” ucapnya.

 “arraseo, aku sudah tau itu” ucapku.

 Bel masuk berbunyi, para namja segera masuk. Dikelas ku hanya aku yang merupakan seorang yeoja atau perempuan, sisanya adalah para namja. Lee Seosangnim masuk dengan membawakan seorang Namja disampingnya.

 “Ige mwoya?! Kenapa namja terus yang ada dikelas ini? Apa tidak ada yeoja?” gerutuku.

Xi Luhan pov

Hari ini aku harus pindah ke sekolah lain dan aku harus memisahkan diri dari teman temanku yang segolongan denganku. Entah kenapa ada yang aneh saat aku memasuki kelas ini. Aku seperti merasa ada seseorang yang merupakan golongan ‘pure bloods’ atau ‘darah murni’ disini.

“annyeonghaseyo, jeoneun Xi Luhan imnida. Bangapseumnida” ucapku memperkenalkan diri.

 “Ne, geurae. Kau bias duduk disebelah Sora” ucap seosangnim sambil menunjukkan tempat dudukku.

“Ne” ucapku sambil berjalan menuju ke tempat yang ditunjuk oleh seosangnim tadi.

 Disaat aku berjalan, aroma pure bloods itu tercium lagi. Yeoja ini, dia adalah pure bloods tetapi kenapa dia tidak mempunyai tanda itu? Aku menatap nya dan seketika dia mengangkat wajahnya dan tatapan kami bertemu. Aku meberikan senyuman dan dia membalasnya.

 “annyeong” ucapku

 “annyeong” ucapnya lalu kami larut dalam keheningan.

Kim Sora pov

Seosangnim akhirnya memulai ujian, namun sebelum memulai ujian seosangnim menyuruh Luhan untuk tidak ikut dalam ujian karena dia merupakan murid baru, dan tidak ikut dalam pelajaran, namun luhan menolaknya dan memutuskan untuk mengikuti ujian. Selama ujian bukan keheningan yang terjadi, tetapi keributan. Bagaimana tidak, Kai bersama Sehun, Do, Suho, Xiumin, Kris dan yang lainnya mendekati luhan, dan mereka semua melakukan kerja sama untuk menyelesaikan soal ujian. Hanya chanyeol lah yang berada disampingku dan mengoceh terus menerus.

 Seoul, 15.00 KST

Bel sekolah berbunyi, aku mengemas bukuku kedalam tas tepat saat tiba tiba mereka semua mucul dihadapanku dan membentuk lingkaran didepanku.

 “Ige Mwoya?! Kalian mengejutkanku saja” ucapku

 “Kajja, Kita semua akan makan ddokkboki, aku akan mentraktir kalian” ucap kai sambil merangkul aku dan luhan serta yang lainnya.

 “Geurae, Kajja.” Ucapku sambil merangkulkan tanganku dipunggung Luhan dan Kai.

Kami memakan ddokboki dan beberapa makanan lainnya. Kami bahkan melakukan karaokae dan akhirnya tertawa pada saat sehun mulai bernyanyi gwiyomi menggunakan aegyonya. Tanpa kusadari mataku melirik Luhan dan Kai. Mereka saling tertawa sambil menjitak satu sama lain. Seperti terhanyut dlam lautan, aku pun terhanyut dalam dunia mereka.

Hari sudah menunjukkan pukul 20.00, matahari berganti menjadi bulan sabit. Aku memutuskan untuk pulang. Mereka menemani ku sampai tempat pemberhentian bus, namun kai sudah harus pulang lebih awal karena ada urusan, dan menurutku dia menjadi aneh sejak ini. Tapi akhirnya Luhan memutuskan untuk mengantarku sehingga, aku harus menurutinya agar aku bisa kembali ke rumah karena bus sudah tidak ada lagi.

Luhan pov

 “Sora-ah, sudah sampai” ucapku sambil sedikit mengguncang tubuhnya.

 “sora-ah” Akhirnya aku putuskan untuk menggendongnya dan meletakkannya di tempat tidurnya.

 “euunghhhhh…” dia menggerakkan badannya dan menoleh kan kepalanya padaku. Dan yang aku sesali adalah sekarang posisi ku sedang memegang lehernya dan membuat kami berjarak sangat dekat. Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya dan..

 Bibirku menempel dibibirnya, hanya menempel untuk beberapa menit, lalu aku mengangkat wajahnya dan aku bisa melihat rona merah dipipinya, sama dengan yang sedang aku alami sekarang. Karena sudah mulai hujan, akhirnya aku memutuskan untuk berpamitan dan pulang kembali. Dia mengantarku dan melambaikan tangannya padaku sambil tersenyum.

Pure BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang