"Tidak masalah jika aku dipandang sebagai yang kedua oleh orang lain. Yang terpenting adalah kau.
Kau yang mengutamkanku,mengutamakanku dihatimu.
Bukan dia, yang sudah merebutmu dariku."
-Affair-
***
"Apakah kau serius dengan hubungan kita?" Gadis bermata coklat terang ini memandang pemuda dihadapannya.
"Aku sangat serius. Tidak mungkin aku mempertahankanmu selama dua tahun ini, kalau aku hanya ingin main-main" pemuda itu menyentil pelan hidung gadisnya.
Gadis ini terkekeh pelan, "Lalu kapan kau akan melamarku?"
"Setelah kuliah aku selesai dan aku sudah bekerja di perusahan keluargaku maka aku akan segera melamar gadis manisku ini"
"Janji?" Gadis manis ini mengacungkan kelingkingnya
"Janji sayang"
***
Wanita ini tersenyum mengingat kejadian setahun silam. Saat sang kekasih mengatakan akan melamarnya.
Matanya kembali mentap gedung pencakar langit melalui jendala besar ruangan ini. Tak ada yang menarik, hanya saja ia ingin memandangnya sembari menunggu kedatangan sesorang.
Aurellya Callysta Winata, Callysta yang berasal dari bahasa Yunani yang artinya 'Kecantikan yang luar biasa'. Memang sangat cocok dengan Aurel, karena ia sangatlah Cantik juga anggun tak ketinggalan kecerdasaan yang dimilikinya, membuatnya begitu terlihat sempurna.
Suara dencitan pintu, membuatnya beranjak dari lamunannya.
Aurel tak menoleh karena ia tau siapa yang masuk keruangan ini.
Sebuah pelukan Aurel dapatkan bersamaan dengan aroma maskulin kesukaannya yang merasuk dengan cepat memenuhi rongga paru-parunya. Nyaman.
"Sudah menunggu lama?" Pria ini mengeratkan pelukannya dan meletakkan kepalanya pada bahu wanitanya ini lalu mengecupnya mesra
"Lumayan" jawaban singkat kini terlontar.
"Maaf"
"Tidak masalah. Bagaimana meetingnya?" Aurel bertanya sembari mengelus pelan tangan kekar yang sedang memeluknya---- sangat erat.
"Seperti biasa. Berjalan dengan lancar" ucapnya, sedikit ada rasa bangga dalam nada bicaranya.
Pembicaraan berakhir, keduanya bungkam dengan posisi yang masih sama.
Memejamkan mata, mencoba menikmati pelukan ini-----yang entah kenapa sangat membuatnya nyaman.
***Andreas Lynford Marcuss, Lynford berasal dari bahasa American-english. Lynford berarti tampan dan gagah, nama ini sangat menggambarkan pemiliknya, Andreas.
Dimana Andreas begitu tampan dan gagah dalam keadaan apapun dan siatuasi apapun.
Pria yang digilai banyak gadis, bahkan ada diantara mereka yang secara terang-terangan menginginkan Andreas menemani malam mereka. Gila memang.
Namun, tak ada yang menarik perhatiannya selain Aurellya Callysta. Gadis yang merebut seluruh perhatiannya, seluruh hatinya, juga jiwanya.
Semuanya hanya untuk Gadisnya, Aurellya Callysta Winata.
Andreas mengeratkan pelukannya pada Aurel, dan dengan semangat Andreas terus saja menciumi bahu Aurel, bahkan ciumannya sudah merambat menuju leher jenjang Aurel.
"Ngghh.. Andreas lepaskan" Aurel berusaha mendorong kepala Andreas lalu dengan membalik tubuhnya.
"Ada apa? Kau mengganggu kesenanganku" Andreas menatap kesal kearah Aurel.Aurel terkekeh pelan, "Kau terlalu nakal"
Andreas memperhatikan Aurel dari atas sampai bawah. Rok hijau bludru yang hanya menutupi setengah pahanya, tanktop hitam yang dilapi dengan caridagan membuat Aurel tampak eerr seksi.
"kau, apakah kau dari kuliah?" Andreas bertanya sarkatis.
"Iya. Kenapa?"
"mengenakan pakaian seperti ini?"
"Iya sayang. Aku langsung datang kemari setelah jam kuliah selesai" Aurel menjelaskan.
"Jangan mengenakan baju seperti itu lagi jika kau ingin ke kampus!" Andreas berjalan menuju kursi kerjanya, kemudian meraih map yang berisi berkas-berkas.
Hhh....
Aurel menggigit bibir bawahnya, lalu berjalan mendekat kearah Andreas.
"Sayang"
Tak ada jawaban.
"Andreas.. Aku minta maaf, aku tak akan mengulanginya"
Masih tetap Andreas menghiraukan Aurel.
Aurel merampas map yang dipegang Andreas lalu dengan sigap ia duduk dipangkuannya.
***
"apakah kau melihat Aurel?" Tanya seorang gadis bernama manda kepada teman gadisnya yang lain.
"Tadi dia mengatakan bahwa dia ingin pulang" jawab gadis yang diketahui bernama Steffi.
"Ohh dia pasti berkunjung ke kantor Andreas" manda menimpali,
"Aurel sangat beruntung dapat dicintai oleh Andreas, pria tampan dan populer di kampus ini serta seorang CEO Ritz Company, hh.. Sempurna" Steffi menopang dagunya dengan kedua tangannya.. tatapannya menarawang jauh.
Manda terkekeh melihat tingkah sahabatnya.
"aku bahkan dengan senang hati melempar tubuhku ke ranjang demi Andreas ..."
'Tuk'
"Awsshh..." Steffi meringis mengelus keningnya.
"Fikiranmu jorok sekali" Manda mendelikkan bahunya kesal.
"Biarkan saja! Aku adalah penggemar dari Andreas!" Steffi menjulurkan lidahnya, kemudian beranjak dari bangku kantin meninggalkan Manda.
"Ehh Steffi tunggu aku!!"
***
Aurel masih bertahan pada posisinya-----duduk dipangkuan Andreas.
"Andreas, tatap aku" Andrea masih mengalihkan pandangannya.
Dengan geram Aurel menari wajahAndreas lalu,Cupppss...
Aurel menempelkan bibirnya diatas bibir pria tampan ini.
Tak ada reaksi, bahkan Andreas tak membalas ciumannya menatapnya pun tidak.
Aurel memejamkan matanya, kenapa rasanya sesak? Ini hanya masalah pakaian, kenapa Andreas sampai semarah ini?
Aurel melepaskan ciuman-----tak terbalasnya itu, lalu berdiri dari pangkuan Andreas.
Hendak melangkah, namun sebuah tangan kekar menariknya kembali untuk duduk.
"HAHAHA, wajahmu begitu ketakutan. Takut sekali aku marah" Andreas tertawa dengan biadabnya sembari mengeratkan pelukannya dipinggang Aurel.
"Kau jahat!" Aurel berteriak didepan wajah Andreas.
Andreas bukannya takut, ia malah terkekeh.
"Sekarang kau sudah berani menciumku eh?. Mulai nakal sayang?" Andreas menyentil pelan hidung Aurel.
Aurel semakin cemberut, " aku nakal karena kau yang mengajariku"
Andreas kembali terkekeh, kenapa wajah Aurelnya ini menggemaskan sekali?
Andreas mendekatkan wajahnya pada Aurel, namun berhenti tepat didepan bibir Aurel. Wanita ini tak memberontak, hanya masih terlihat kesal.
"Aku hanya tidak menyukai, jika kau mengenakan pakaian seperti ini tanpa aku. Karena aku tidak suka melihat mata pria yang seolah berimajinasi dengan fikiran kotornya ketika mereka melihatmu.--"
Andreas menjeda ucapannya lalu mengecup sebentar bibir pink mungil dihadapannya ini. "—Kau hanya bisa mengenakan pakaian seperti ini jika kau bersamaku. Karena aku berhak atas kau. Karena kau hanya milikku. Dan aku hanya milikmu, Aurellya Callysta"
Aurel yang semula diam kini tersenyum menatap mata Coklat pekat milik Andreas, dengan gerakan cepat Aurel mencium bibir Andreas.
Andreas dengan senang hati membalas ciuman dari wanitanya ini.
-----------
Bersambung...hai.. salam kenal semuanya. cerita bersambung ini pernah saya posting di fanpage facebook, tapi tidak saya selesaikan. so saya akan memulai disini dan melanjutkannya..
enjoy and thanks for reading.
dont forget for vote and comment because that is my spirit.
Top of Form
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair
RomanceMenjadi kekasih dari seorang pria tampan dan kaya serta sangat mencintainya adalah kebahagian yang tak terhingga yang dirasakan oleh Aurel. Janji pernikahan yang diberikan oleh kekasihnya sejak setahun yang lalu menjadi pegangannya. sampai detik...