Affair Bab 2

17.3K 190 9
                                    


Facebook : Nini candy

Twitter : @NiniCandy15

Instagram : @daengnini

Terima kasih untuk teman – teman yang sudah menyempatkann membaca cerita saya. Saya tahu masih sangat banyak kekurangan. Dan terima kasih sebanyak – banyaknya untuk yang sudah memberikan vote ^^ aku harap yang membaca juga sempatkan untuk memberikan vote-nya . Terima kasih^^

----------

"Yang ku inginkan hanya dirimu, bukan dia yang tak pernah kuinginkan. Jangankan menginginkan, memikirkannya pun tidak.

Bagaimana aku bisa memikirkan dia? Jika semua pikiranku dipenuhi oleh dirimu.

Dirimu yang menggengam cintaku"

------------

Sepulangnya dari kantor Andreas, Aurel langsung kembali ke Appartemennya, karena Andreas menyuruhnya untuk kembali dan tak boleh kemana-mana. Sungguh over sekali.

(Namakamu) keluar dari kamar mandi setelah tadi membersihkan dirinya.

"kenapa Andreas tidak menghubungiku?" Aurel bergumam sembari satu tangannya mengusap rambutnya yang basah dengan handuk kecil. Dan tangan yang satunya lagi ia gunakan untuk mengecek ponselnya.
Tak ada pesan apapun dari Andreas.

"Kalau sudah berkutat dengan pekerjaan, semuanya dilupakan. Bahkan akupun dilupakannya"
Dengan kesal Aurel keluar dari kamarnya lalu beranjak menuju dapur sekedar memasak makan malam.

Aurel mengeluarkan bahan masakan yang kiranya akan ia gunakan nanti.
Tangannya dengan lihai memotong sayur-sayuran.

'Dreep'

Pelukan Aurel rasakan dibelakang tubuhnya. Karena terkejut, ia tak sengaja mengiris jarinya dengan pisau.

"Awsshhh...." Ringisnya.

"Astaga sayang, seharusnya kamu lebih berhati – hati" Panik seseorang yang tadi memeluk Aurel, dia Andreas...

Ia dengan segera meraih tangan Aurel dan menghisap darahnya lalu membuangnya.

"Kau yang membuatku kaget Andreas" Sinis (namakamu).

"Maafkan aku" Andreas memasang wajah bersalahnya sembari tangannya sibuk mengobati luka ditangan Aurel.

"kenapa kau bisa masuk kesini? Aku baru saja mengganti passwordnya" Aurel menatap Andreas dengan tatapan menyelidik.

"Aku tahu semua tentangmu Aurellya. Kau itu pelupa, jadi kau tidak akan memasang password dengan angka yang susah " Andreas tersenyum penuh kemenangan.

"Dasar! Ya Sudah, mandilah dulu"

"Sun dulu sayang" Andreas menunjuk pipinya.

"Aku tidak mau, kau itu belum mandi dan sudah jelas bau" Aurel melangkah menjauhi Andreas.

Andreas tersenyum jahil, ia memeluk erat tubuh Aurel dan mencium pipi gadis itu kuat-kuat. Setelah itu ia berlari menjauh dari Aurel.

"ANDREASSSSSSSS...."

***

Aurel melihat Andreas berjalan mendekatinya, wajah tampannya sudah terlihat segar dari sebelumnya.

Andreas pun menatap Aurel, memperlihatkan senyum penuh cintanya pada Aurel.
Senyum yang hanya diberikan untuk satu gadis, gadisnya yaitu Aurel.

"Makan dulu" Aurel mengambilkan makanan untuk Andreas, terlihat sangat cantik dengan sebagian rambutnya menutupi wajahnya.

Andreas menyingkirkan rambut Aurel dan menyelipnya, " Lain kali rambutmu diikat saja, jangan digerai seperti ini"

"memangnya kenapa?" Aurel memberikan piringnya pada Andreas.

"Karena rambutmu sudah menghalangiku untuk melihat sesuatu yang indah. Yang indah itu adalah wajahmu" Andreas berucap dengan penuh perasaan.

Pipi Aurel mendadak panas, kenapa pria ini selalu bisa membuatnya melayang?? Pria ini selalu membuatnya merasa sangat di cintai.

"Jangan menggodaku! Makan saja makanannu tuan Andreas!" Andreas terkekeh mendapati raut malu gadisnya ini, kenapa menggemaskan sekali? Pipi bersemu merah dan bibir yang mengerucut membuat Andreas ingin menari tengkuk Aurel dan menciumnya hingga lemas, astaga.

"Andreas makan saja makananmu. Berhenti menatapku seperti itu!" geram Aurel

Lagi-lagi Andreas hanya terkekeh lalu menyantap makanannya, begitupun dengan Aurel.

"Andre----"

"Hmmm..."

"Emm.. Kapan kita bisa tinggal serumah selamanya?" Pertanyaan Aurel membuat Andreas menoleh cepat.
Andreas tersenyum dan meraih tangan rapuh gadisnya ini.

"Sebentar lagi, Ayah dan bunda ku sudah tahu hubungan kita bukan? Aku hanya tinggal memberi tahu mereka saja, dan kita akan segera menikah" Andreas mengenggam erat jemari itu.

"Aku ingin secepatnya Andreas"

"Iya sayang, aku akan bicara pada Ayah dan Bunda"
Aurel hanya mengangguk.

"Ohh ya, setelah makan aku akan langsung pulang" Andreas melanjutkan makannya.

"Tetaplah disini sampai aku tidur" pinta  Aurel manja .

"Maaf, tadi Ibuku menelpon dan menyuruhku pulang. Katanya ada hal penting"

"Apaa?" Andreas menganggakat bahunya tak tahu.

***

Andreas melangkah memasuki rumah megahnya, kakinya baru melangkah masuk ke ruang keluarga. Dilihatnya Ayah dan Ibunya sudah duduk sembari menatapnya.

"Duduk" Kata itu terdengar tegas keluar dari mulut Heri, Ayah Andreas.
Andreas menurutinya, ia duduk berhadapan dengan Ayah dan Bundanya.

"Dari mana saja kau?" Tanya Heri.

"Aku ke Appartemen Aurel dulu" Andreas menjawab santai.

"Hh... Kau harus memutuskan hubunganmu dengan Aurel" Heri berucap tegas, namun ada nada ragu pada suara.

"Apa?!" Andres membelalak tidak percaya.

"Apa maksudmu ayah? Jangan bercanda! Ayah sudah tahu hubungan aku dengan Aurel"

"Iya Ayah tahu, tapi kau harus menikah dengan rekan bisnis ayah" Heri mengehela nafas.

"Siapa dia?" Tanya Andreas

"Anak dari pemilik perusahaan Hilton Chorporation"

"Astaga ayah. bagaiamana bisa tiba-tiba saja ada perjodohan gila ini?" Andreas memandang Ayahnya tidak percaya.

"Ayah punya janji dengan Ayah Salsha untuk menjodohkan kalian"

"Tapi ayah tahu, aku menjalin hubungan dengan Aurel! Aku tidak akan mau menikah dengan gadis lain! Yang aku mau hanya Aurel!!"Bentak Andreas

"JAGA SIKAPMU ANDREAS!!! AYAH SUDAH MEMUSTUKANNYA, KAU AKAN MENIKAH DENGAN SALSHA SECEPATNYA!!!" Sentak Heri.

Andras menatap nanar Ayahnya, ia melangkah pergi meninggalkan Ayah juga Ibunya yang hanya menangis.

"Andreas! Kau mau kemana??!" Panggil Lina, Ibu Andreas.

"Tidak usah dikejar! Biarkan dia menenangkan dirinya"

---------------

Bersambung :*

Sorry ngarettttt T.T
jangan lupa tinggalkan Vote dan komentar.. terima kasih^^

AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang