tujuh

67 8 9
                                    

Sekarang aku harus memasuki kelas sejarah yang -demi dewa- sangat membosankan.

Baru saja aku hendak memasuki kelas, sudah ada yang cari gara-gara dengan menabrakku dari belakang. "Bisa pake mata ga si kalo jalan?" Sindirku kepada laki-laki menyebalkan yang telah menabrakku.

"Sori, tapi gue jalan pake kaki bukan mata."

Dan tebak siapa yang masih pagi tapi sudah cari gara-gara, Adriell.

"Lo lagi lo lagi," aku menghentakkan kakiku lalu memasuki ruang kelas.

Aku memilih untuk duduk di belakang.

Selama pelajaran aku terus memikirkan sifat aneh Adriell yang sebentar-sebentar nyolot, sebentar-sebentar ngegombal. Aku merasa risi dengan sikapnya yang seperti itu.

"Maafin gue, Kesh," kata Adriell sedikit berbisik yang sedari tadi duduk di bangku sebelahku.

Aku dengan malas menolehkan kepalaku kearahnya, "maaf kenapa?"

"Kan tadi gue nabrak lo."

"Oh," lalu aku memutuskan untuk mengakhiri perbincanganku dengan Adriell.

"Kita masi punya 1 jam pelajaran, ibu akan beri tugas, halama-" kata-kata Bu Hima sengaja kuhentikan karna jujur, aku sedang tidak ingin mengerjakan soal.

Ya, aku menggunakan kekuatanku untuk membungkam Bu Hima dan memerintahkan otaknya untuk segera mengakhiri pelajaran ini.

Mind, buat Bu Hima bilang ke murid-murid kalo kelasnya udah selesai, sekarang!

"Anak-anak, kelas ibu sudah selesai, kalian boleh keluar," dengan begitu aku dan anak-anak bergegas keluar.

Menyadari bahwa Adriell mengikutiku, aku langsung berbalik badan untuk segera memerintahkan otakku karna jujur aku sedang malas berurusan dengannya yang punya sifat bipolar itu, mind, buat Adriell pergi dari hadapanku, sekarang!

Tapi bukannya pergi dia malah berkata, "kalo lo mau maafin gue, baru gue pergi."

"Ma-maksud lo?" Kataku sedikit terbata-bata karna jelas aku kaget mendengar perkataan Adriell yang seakan-akan tau kalau aku memerintah otaknya.

"Ya lo pasti kesel sama gue, jadinya gamau gue deket-deket lo, jadi maafin gue ya," ujarnya lalu tersenyum manis.

Aku yang tadinya tidak mau memaafkan Adriell jadi luluh karna senyumannya yang manis, "yauda," kataku se-cuek mungkin.

"Okedeh, besok gue bawain mcd," ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya lalu berlari kecil meninggalkan ku.

Mcd?

***


Out Of Control [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang