Aku berlari kecil menuju Sierra yang sedang berdiri di ambang maut, eh maksudnya ambang pintu.
"Lo beli pizza, Kesh?" Kata Sierra sambil memegang sekotak pizza bertuliskan Kesha's.
"Engga kok, tapi kok ada nama gue sih."
"Yee, mana gue tau, lo punya penggemar rahasia kali, Kesh," kata nya lalu membawa sekotak pizza itu ke dalam kamar lalu duduk di karpet bulu.
Aku menutup pintu kamar dan menyusulnya duduk, "Kayaknya ini bukan penggemar rahasia deh, Ra," kataku lalu memikirkan permintaanku di kolam permintaan kemarin malam.
"Trus apa dong?" Sierra menautkan kedua alisnya lalu melahap sepotong pizza.
"Kemaren pas lo lagi tidur, gue pergi ke taman, trus gue bikin permintaan di kolam permintaan," aku mengambil nafas sejenak lalu melanjutkan, "gue minta pizza, gue minta mcd juga, tapi karna gue kira cuma bisa satu, jadi gue minta album jb."
"Hah? Gila lo ya, ga mungkin tu kolem bisa ngabulin permintaan beneran."
"Tapi pas-pas an banget kan?" Kata gue lalu menggambil sepotong pizza dan melahapnya.
"Iya juga si, atau mungkin ada orang yang ngeliat lo minta permintaan ke tu kolem trus denger permintaan lo dan ngabulin permintaan lo," kata Sierra panjang lebar.
"Gue nyebut permintaan gue dalem hati."
Sierra terlihat tidak lagi bisa menjawab pernyataanku.
"Yauda kita anggep aja ni pizza keluar dari tu kolem," katanya lalu mengambil potongan pizza lainnya.
Aku terkekeh pelan lalu kembali menyantap pizza.
You have a new message!
Aku mengaktifkan ponselku untuk melihat siapa yang berani mengganguku makan.
Adriell: heh, jutek.
Me: it's Kesha, you fuckin' idiot.
Adriell: iya yank.
Adriell: eh maap typo, maksudnya Kesha.Me: yank sama Kesha beda jauh ya, mana mungkin typo, idiot.
Adriell: it's Adriell, you fuckin' idiot.
Me: heh, plagiat lo ya.
Adriell: kan belajar dari lo, beb.
Adriell: eh typo lagi, maap ya.Me: fuck u.
Adriell: dengan senang hati, kapan nih?
(read)
Aku hendak meraih potongan pizza lainnya, tapi tidak ada satupun pizza disana. Aku menatap kearah Sierra seperti melihat seorang pencuri.
"Kemanain pizza gue, Sierra!"
"Disini sayang," sambil menunjuk perutnya yang membuncit.
"Sialan lo, cuma adriell yang boleh manggil gue sayang!" Lalu aku memukul nya dengan bantal.
"Waiit, tadi lo bilang apa? Cuma adriell yang boleh manggil lo sayang?"
"Emang gue ngomong gitu?"
"Iya, fuck lo suka sama dia?" Kata Sierra lalu membenarkan posisi duduknya.
"Engga jir," kataku lalu merasakan mukaku yang memanas.
"I know u like him, Kesh."
Sialan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Out Of Control [DISCONTINUED]
Storie breviNamanya Adriell, cowok menyebalkan yang selalu menjahiliku. Tapi anehnya, ia bisa tahu semua yang aku pikirkan. Seperti, benar-benar tahu. [DISCONTINUED] Copyrights © 2016 by wildnesday