KUTUKAN

438 13 3
                                    



DAITO BUILDING


Salah satu penjaga pintu ruangan Masumi Hayami mencoba menghentikan langkah teguh anak perempuan yang lagi-lagi ingin menerobos masuk keruangan direktur. Resepsionis yang tidak mau nanti di marahi sang bos berkata memelas. "Aduh nona saya tahu kamu adalah mantan artis daito.Namun tanpa janji saya tidak bisa membiarkanmu masuk! "


"Cobahlah kau telepon?" perintah gadis kecil itu tak kalah memelas. 

Penjaga yang sedari tadi memegangi tangannya berkata sinis "Direktur sibuk, lagian untuk apa menemui gadis sepertimu!!?"

"Tolonglah " rengek Maya tanpa memperdulikan ejekan penjaga. "Kau telepon saja beri kabar bahwa Maya Kitajima ingin menemuinya. Bila beliau menolak aku pasti tidak akan memaksamu lagi ".

 

Wanita resepsionis dihadapan maya menghela nafas. Ini jam sibuknya tuan Hayami. Beliau tidak suka bila ada interupsi dari luar. Biasanya ada nona Mizuki yang menghandle. Tapi sekarang dia sedang bertugas keluar kantor. Bila aku tidak mengikuti permintaan nona ini aku juga yang repot. Nona ini anak paling keras kepala. Bisa-bisa seharian akan merengek. Sang resepsionis berfikir dan menimbang-nimbang. Akhirnya ia berkata "Baiklah akan saya coba nona.Tapi janji yah bila tuan menolak kamu segera tinggalkan gedung ini "


Maya tersenyum gembira dan mengangguk. Resepsionis memencet tombol panggilan ke direktur Daito.Tidak lama suara direktur menjawab dingin pertanda beliau sedang membaca dokument penting. "Ada apa?" tanyanya pendek.

"Ini pak...hmmm...ada gadis yang memaksa ingin menemui Bapak. Namanya nona Maya Kitajima?" jawab resepsionis bergetar karena takut bosnya marah
Hening. Lalu Masumi menjawab "yah tidak apa-apa,bukakan saja pintunya"
Penjaga dan resepsionis agak terkejut.Tanpa menanyakan keperluannya apa?direktur mengizinkan gadis kecil masuk, langsung pula keruangan direktur.

"Hai mungil?" sapa Masumi tangannya sibuk memegang dokument yang sedang dibacanya tadi. Masumi berdiri didepan meja diretur . Mejanya sendiri, dibelakangnya terpampang pemandangan kota Tokyo yang indah hiruk pikuk manusia dan aktivitasnya tampak kecil. Berwarna-warni.
Wajah maya menggambarkan ekpresi marah . Ia langsung protes "Anda ingin bermain curang yah?"
Masumi tertawa,terbiasa dengan ceplas-ceplos Maya. "Hei datang-datang malah cemberut? mari duduk tenang" . Masumi meraih pundak Maya. Sontak Maya menghindar "hiii...jangan sentuh aku"! teriaknya galak. "Langsung saja maksud kedatanganku kemari pak" lanjut Maya.
"Aku tahu " jawab Masumi seraya menyulutkan rokoknya. "Kau ingin menanyakan keberadaan bu Tsukikage, betul kan?" Masumi bertanya dengan tetap tenang
"Iya, masih ingat kan janji anda kepadaku. Bahwa anda akan segera mengabariku dimana keberadaan Ibu Mayuko. Tapi kali ini anda berbohong. Aku mendapat kabar dari Ayumi yang semalam rumahnya kedatangan Pak Onodera. Hanya anda yang sudah tahu daerah mana yang di tuju Bu guruku. Dan anda tidak mengabariku " jelas Maya emosional.
Masumi menghirup rokok lalu mematikannya diasbak. "Hmmmm...aku berfikir untuk apa memberitahumu bila ternyata informasi itu masih berlanjut kepastiannya. Memang Bu Mayuko pergi menuju kampung keluarga Genzo. Tidak lama. Setelah itu mereka kembali melanjutkan tujuan akhir dari kepergian mereka".
"Hal kecil itu tetaplah penting bagiku Pak Masumi " Maya berbicara agak melunak . "Sekarang anda harus mengajakku kesana sekarang juga. Sebagai balasan anda tidak menepati janji". Nada suara maya mengancam. Matanya mendelik tajam.
Masumi melirik arloji merk Armani dilengan kanannya. Pukul 10 pm...hmmm berjalan-jalan sebentar dengan mungil. Masumi mengiyakan.Walau sibuk tak jadi persoalan asalkan bisa bersama mungil. Hitung-hitung refreshing sebentar.
"Kekampung genzo berapa jam pak?" Maya bertanya kembali
"Sekitar 2 jam ,kita pakai kereta express" jawab Masumi
Kemudian Masumi berkemas mengambil jaket jas dan kunci mobil pribadinya. Mereka bersama meninggalkan kantor daito menuju stasiun KA. Setelah 2 jam perjalanan sampailah mereka dikampung Genzo. Kemudian dilanjutkan naik bus kurang lebih 25 menit sampai. Lalu mereka menemukan alamat rumah sanak famili Genzo.

Bu guru dan Genzo sudah tidak ada dua hari yang lalu . Mereka pergi lagi. Ternyata bu Mayuko baru saja mengurus penjualan tanah yang dibelinya dahulu di kampung halaman Genzo. Biayanya untuk pengobatan jantung Bu Mayuko. Dan Maya sedikit lega karena kata bibi Genzo Bu Mayuko terlihat sehat dan Genzo menjaganya dengan sangat baik. Cukup puas dengan jawaban tersebut Maya dan Masumi berpamitan. Mereka kembali menaiki bus. Saat mereka berjalan menuju stasiun KA. Maya melihat kuil diatas bukit tidak jauh dari stasiun. Maya meminta Masumi sebentar kesana untuk berdoa meminta kesembuhan Bu gurunya. Kuil itu sangat kecil, sepi dan indah. Disampingnya banyak pohon dan daun-daun kering berserakan. Saat Maya mengambil air dan berdoa Masumi melihat simbol shio yang terukir di dinding luar kuil. Ia melihat lukisan kelinci putih. Polos dan suci.

Saat mereka kembali menuruni tangga, menuruni bukit. Menuju jalan utama stasiun . Maya masih tetap menyalah-nyalahkan Masumi. Seandainya saja bila Masumi memberi tahu kabar ini secepatnya pasti ia dapat bertemu Bu Mayuko.

Dasar tidak tahu terima kasih ejek masumi. Maya berang dan tidak kalah mengata-ngatai Masumi. Masumi membalas dalam hati semoga kau bisa seperti kelinci putih yang lucu dan menggemaskan tadi di kuil. Semakin dewasa masih tetap saja kekanakan.
Tiba-tiba bumi bergetar seperti gempa. Maya menjerit ketakutan Masumi meraih pundak Maya ingin melindunginya dan terjadi ledakan 

Fanfic Maya Masumi KELINCI VS KELABANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang