(2) What?

118 9 4
                                    

☆☆☆
*Still Author's POV*

"Merah darah apaan yak?" ujar Rino sambil terus menyusuri lorong-lorong supermarket bersama Choky dan Kian-teman lamanya Choky.

"Fanta warnanya merah ya?" gumam Rino yang masih bisa didengar oleh teman-temannya

"Nah iya Rin! Fanta!" ujar Choky bersemangat

"Katanya tadi kan ada hubungannya sama makanan gitu-gitu" sahut Kian

"Yaudah, fantanya 3 botol Rin" ujar Choky

"Ratu perak?" ujar Kian

"Hmm, apaan yak?" sahut Choky

"Ratu perak kalo ditranslate jadi silver queen lho" ujar Rino

"Coklat? Eh iyak" sahut Choky

"Yang mana nih? Yang kecil ato yang gede?" tanya Kian

"Yang kecil aja, lebih murah" sahut Choky

"Gua yang gedean aja" ujar Rino

"Kecil ae Rin, bukan buat pacar lu ini" ujar Choky

"Ga ah, yang gede aja" ujar Rino

"Pembohong bahasa inggrisnya apaan Rin?" ujar Choky saat melewati lorong makanan ringan

"Lier" (baca: layer) sahut Rino.

"Adanya Lays" ujar Kian

"Rada mirip sih" ujar Choky

"Yaudah itu aja" sahut Rino sambil mengambil tiga bungkus makanan ringan itu.

Setelah berbelanja, mereka pun pulang ke rumah masing-masing.

〰〰〰
Keesokan harinya, Rino sudah membawa semua yang dibutuhkan ke sekolah.

"Pagi semua"
Suara yang tak asing lagi itu pun memecah keramaian di kelas.

"Pagi!!" sahut murid gugus tiga serempak.

"Sekarang, taro hasil yang lu dapet ke atas meja. Kita liat siapa yang bener" ujar Seno

"Jadii, yang paling bener cuman tiga orang?" ujar Riska yang membuat seisi kelas tercengang.

"Emang siapa yang bener?" sahut Rino penuh keberanian

"Kamu, Choky, sama Kian" ujar Riska lagi

*Rino POV*
What? Kamu? Duhh.

"Eh kok punya lo paling gede coklatnya?" tanya Riska membuyarkan lamunan gue

"Ya kan abisnya pengen gua kasih ke lo" jawab gue spontan.

Wets, apa? Gua keceplosan duhh

"Hah? Serius buat gue?" tanyanya lagi

"Hmm, iyak" kata gue ragu

"Thanks" jawabnya singkat, dibarengi sama bel istirahat yang berbunyi.

Riska keluar dari kelas diiringi sama teriakan 'cie cie' dari anak sekelas.

Yaampun.

*Riska's POV*
Anjay lumayan nih coklat. Tuh anak baik juga ya. Apa bener sih dia suka sama gua? Anjir, Ris, sadar. Yakali.

"Dorr!" teriakan yang ga asing lagi dari makhluk tak berotak.

"Eh anjir ngagetin gue aja lu"

"Lagian bengong mulu sambil megang-megang coklat pula. Dari Demian lagi Ris?" ujar makhluk tak berotak: Gina.

"Kagak"

"Anjir, dari sapa Ris? Ada yang berani nyaingin Demian? Wah hebatt"

"Berisik lu oyon" kata gue sambil ninggalin Gina gitu aja.

___________________________________

Lah anjir apa banget endingnya.
Ga jelas. Ih. Jiji sendiri ew.

Pendek banget lagi ish, apa cobaaaa

Lol :v

Ini selingan dah selingan :v

Nungguin malem minggu kelamaan ututu, guanya greget azz :v

Intinya, rutin pasti tiap malem minggu nge-post. Tapi kalo selain malem minggu nge-post that's okay, right?

Add/tambahkan cerita ini ke library/perpustakaan kamu, biar kamu ga ketinggalan setiap update-annya.

Masa besok di sekolah gua ada lomba yey!😄

Tapi masa osis ga boleh ikut, parah😤

Nais amad malah curcol :v

Part 3 nih uwaw banget asdfghjkl *greget sendiri*

Bobo cantique dulu, bhay👋

15/08/16

Cinta Datang Terlambat (Too Late Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang