Dodekatheon

[Akash]

Aku tinggal di dunia ini karena sebuah keharusan, dan aku bangga akan keharusan itu.

Aku sangat bangga mempunyai ibu yang sangat perhatian padaku. Anna Hamersley.
Nama ibuku. Ayahku? Kalian tak akan percaya jika aku yang bilang ini pada kalian.

Ayahku adalah Raja Dewa. Zeus. Aku awalnya sangat tak percaya tapi setelahku selidiki. Ternyata fakta itu memang benar. Aku tak terlalu suka pada ayahku. Dalam mitologi yunani yang kubaca. Dia adalah bajingan yang sangat suka memperkosa para wanita.

Aku berharap aku tak sebajingan ayahku itu. Mau bagaimanapun aku harus menerimanya.

Aku Akash Hamersley. Seorang lelaki yang bisa di bilang sangat tampan dari lelaki lainnya. Karena aku keturunan Dewa jadi yas aku hampir mendekati sempurna.

Akash artinya adalah Dari langit. Sesuai dengan asal ayahku. Aku bangga memiliki nama itu. Umurku 16 tahun minggu depan aku 17 tahun. Kata ibu akan ada yang menjemputku saat umurku 17 tahun dan harus meninggalkannya.

Aku sebenarnya tidak rela meninggalkan ibu, tapi ini keharusan. Aku juga baru memasuki Senior High School di kota Juneau, Alaska (America Serikat). Kenapa aku baru masuk Senior High School? Karena aku terlambat mendaftar pada saat ingin masuk ke sekolah dasar.

Dan di sini lah aku berjalan masuk ke kelas pada hari pertama diikuti tatapan memuja semua gadis sekolah itu. Padahal aku hanya jalan dengan wajah datar, tapi mereka memuja-mujaku.

Aku tau sangat tampan. Aku masuk ke kelas dan langsung mengambil tempat duduk pojokan yang masih kosong .

Beberapa perempuan langsung menghampiriku. Pakaiannya pendek dan sexy kurasa dia para kakak kelas yang mempunyai geng.

"Hai! Whats your name, handsome?" Sapa seorang perempuan dengan rambut yang sangat nyentrik yaitu merah. Aku rasa dia adalah Ketuanya. Aku menatap perempuan ini sambil mengangkat ujung bibirku.

"Akash. Namaku Akash Hamersley." Jawabku. Beberapa yang mendengar suaraku langsung memekik. Saat aku memasuki sekolah dulu begini respon para gadis.

Bahkan saat aku memasuki taman kanak-kanak bukan hanya para anak perempuan bahkan ibu-ibu responnya begini. Bahkan sangat parah aku di cubit, di cium, dan lainnya. Untungnya sekarang tidak lagi.

Kembali pada para perempuan di hadapanku ini. Si perempuan berambut merah ini langsung duduk di dekatku. Perempuan ini agresif sekali.

"Namaku Laura Maiklen. Senang berkenalan denganmu." Ucapnya dengan sok-sok manis. Aku hanya tersenyum. Suara bel berbunyi para perempuan geng ini langsung menyerukan desahan kesal.

"Nanti ke kantin bersama ya? Aku akan ke sini. Bye.." Laura langsung pergi sama gengnya sedangkan aku langsung menarik nafas lega. Wangi para perempuan itu kalian tak tau bukan? Hidungku sakit menciumnya. Sialan dia akan ke sini lagi nanti.

Seorang guru masuk dan memperkenalkan diri setelah itu mulai belajar.

Pelajaran telah selesai aku langsung bergegas keluar dari keluar sebelum bertemu para perempuan tadi. Aku berjalan ke perpustakan yang sudahku ketahui dimana letaknya.

Aku memasukinya dan melihat perpustakaan ini sangat tenang. Ini yang kuperlukan ketenangan. Aku langsung kepojokan perpustakan ini dan mengambil buku.

Setelah itu aku duduk bersandar dan menutupi wajahku dengan buku tadi. Aku memejamkan mata menikmati suasana sepi yang mendukungku tidur.

"Akash! Aku mencintaimu!" Teriak seorang perempuan, aku mencoba melihat wajah orang itu namun tak terlihat sama sekali.

Wajahnya sangat buram. Aku mencoba mendekati perempuan itu, tapi perempuan itu malah semakin menjauh.

"Akash!" Teriak perempuan itu.