PEKA?

9 0 0
                                    

Siang ini Matahari memancarkan sinarnya sangat terik.

"Huft....
Panas banget, sih!" Keluh Rasya.
Hari ini Rasya dianter, tapi gak dijemput papanya.

"Hai, Ras!" Sapa David dari belakang lalu menjajarkan langkah dengan Rasya.
"Um, hai, Dav! Btw, kado yang kemarin makasih ya, makasih banget." Ucap Rasya
"Iya, sama-sama." Kata David santai.
"Dav, hari ini panas baget ya!" Kata Rasya sambil mengusap keringat di dahinya.
"Iya" jawaban flat dari David
"Hari ini gue gak dijemput." Ucap Rasya pasrah.
"Terus?" Hanya itu jawaban David itu pun dingin.
"Ya, gue nebeng lah! Lo tuh gak peka!" Rasya mengomel
"Gimana peka coba, COC gue aja belum gue upgrade ke P.E.K.K.A.!" Ucap David nada tinggi. "Yaudah ayo, lo boleh nebeng ke gue." Tambah David.
"Makasih sayang!" Kata Rasya, dan didalam hati "Ups..." sambil menutup mulut dengan tangan kananya.

Seketika itu pun hati David berbunga-bunga.

"Ingin rasanya ngungkapin kebahagiaan ini, tapi gue harus sadar diri, ini di tempat umum." Ucap David dalam hati.

"Lo omong apa tadi?"Kata David kepo.

"Nggak jadi deh!" Kata Rasya sambil berpaling dari David.
"Gue harus sadar diri, emang gue pacarnya? Kok manggil 'SAYANG', emang sih, gue pernah kagum sama dia, tapi pas SMP dulu, dan itu hanya sebatas kagum nggak lebih!" Ucap Rasya dalam hati.

LIFE MAKES LOVE LOOK HARD.
Mungkin kata-kata itu yang tepat buat mereka berdua.

Mereka berdua langsung menaiki motor sport merah milik David. David mengendarainya seperti alap-alap. Membuat Rasya berpegangan erat-erat, dia hanya berpegangan satu tangan sama tas David, dan tangan satunya memegangi roknya yang berkibar tertiup angin.

***

Hp Rasya sepi, gaada yang sms, nge-chat dia, gaada yang bc, nge-stalk instagram nya, pokoknya sepi. Sesepi malam ini.

Rasya men-scroll scroll layar smartphone nya. Dia membuka instagram nya dan hanya ada promote-promote gaje dari olshop, official account yang bukan artist.

"Huft... boring max!!!" Keluh Rasya sambil men-scroll umpan BBM. Dan sampai ia di chat Hendra.

HENDRA
"Oi, cepet kerumah gue!"

Seketika Rasya kaget melihat status Hendra yang bertuliskan 'E.P.'

"Hen, maksudnya 'E.P.' tuh 'Evania Prastika'?"
SEND

HENDRA
"Iyap!"

"Lo balikan? Sejak kapan?"
SEND

HENDRA
"3 hari yang lalu, gue gapon, dia juga!"

"Haha... gapon (gagal mope on) kasihan banget lo."
SEND

HENDRA
"Ini mungkin yang dinamakan jodoh."

"PB dong!"
SEND

HENDRA
"Apaan PB?"

"Eelah, Pajak Balikan gitooo!"
SEND

HENDRA
"Makanya cepet ke rumah gue."

Rasya bergegas kerumah Hendra dengan girang. Giliran yang gratis-gratis aja cepet banget.
Siap coba yang gak suka yang gratis-gratis. Hehehehe.

Di rumah Hendra udah banyak yang ngumpul. Mulai dari David, Wenda, Alvin, Tito, Leny, juga ada. Mereka sering ngumpul-ngumpul buat nglewatin malam libur, entah sepedahan malam, makan bareng beli sendiri, curhat, atau ngapain gitu.

"Ras, gue pinjem hp lo ya." Ucap David yang sudah memegang hp Rasya.

"Yoi!" Jawab Rasya

"Vin, liat nih!" Bisik David ke Alvin sambil menunjukan foto aib di gallery hp Rasya. Mereka tertawa-tertawa kecil.

Dan Rasya pun curiga "Woi ngeliatin apa kalian?" Bentak Rasya sambil menarik hp nya dari genggaman David.

"Apaan sih!" Ucap David yang mempertahankan hp di genggaman nya.

"Ih... jangan buka gallery dong!" Kata Rasya nada tinggi, hp pun sudah di genggaman Rasya.

"Udah deh, gitu aja dipermasalahin!" Kata Wenda menasehati.

"Gue kan jadi malu" Kata Rasya yang pipinya memerah.

"Tumben Lo punya malu!" Celetuk Tito sambil tertawa kecil.

"Ck!" Hanya itu yang keluar dari mulut Rasya.

"Oiya, Ini tadi kan katanya mau ditraktir Hendra" kat Leny bersemangat.

"Oiya, beli mie ayam aja yang ada di kampung sebelah" Kata Wenda memberi saran.

"Oke juga tuh" ucap Tito.
"Ntar gue yang pedes pol ya!" Tambah Tito lagi

"Btw siapa yang beli kesana?" Tanya Hendra.
"Lo aja To, sama siapa gitu!" Tambah Hendra.

"Gue aja, sekalian gue pengen keluar." Kata Leny menawarkan diri.

"Yaudah cepet, ntar sambelnya disendiriin" Kata Hendra

"Cieee, jones, disendiriin" Kata Rasya.
"Cepet yak!" Kata Rasya lagi.

Leny dan Tito segera berangkat, menaiki motor Tito. Di perjalanan mereka bikin lelucon, lalu mereka tertawa-tawa. Dan kebiasaan Tito kalo nge-bonceng muncul yaitu, muter-muter komplek dulu, milih jalan yang jauh. Sebenernya jalan dari rumah Hendra ke warung mie ayam cuma 1km, tapi kalo mereka yang beli jadi 3km.

***

Hai Readers!!👋
Maaf lama gak update, masih sibuk dengan tugas sekolah + ide belum muncul.
Tentunya kalau bagus VOTE ya!!!🌟👍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

That's Ever Been MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang