Hujan dan Sepotong Stroberry Cake

1.6K 169 9
                                    


"Sas, apa wanita itu akan datang hari ini ya?" tanya Naruto, si pelayan imut berambut pirang cerah dengan mata sapphirenya yang bersinar ceria begitu melihat rintik hujan pertama mulai luruh membasahi bumi. Dari kaca jendela kecil cafe mereka bisa dilihat para pejalan kaki diluar sana mulai berlari bergegas menghindari hujan yang tiba-tiba datang, mengirim jejak muram disenja itu.

"Aku bukan peramal dobe, aku tidak tahu." ucap pattiserie handal tapi dingin berwajah masam itu dengan bosan. Moodnya sedang jelek, tiap hujan turun entah kenapa suasana cafe mereka mendadak sepi.

Naruto mengerutkan bibirnya imut, membuat wajahnya entah kenapa bertambah manis. "Menurutmu kenapa ya, wanita itu selalu datang disaat hujan?" tanya Naruto sembari meletakkan kepalanya dimeja konter.

"Bukan urusan..."

Belum sempat Sasuke menyelesaikan gerutuannya yang biasa, suara lonceng pintu depan bergemerincing berisik.

"Hey Sas, wanita itu datang lagi." bisik Naruto dari meja konter sambil menutupi sisi wajahnya dengan buku menu. Matanya melirik wanita berwajah muram yang menurutnya lumayan cantik. Rambut blonde pudarnya disanggul tinggi tampak basah dan mata birunya tampak terus-menerus mau menangis. Dipilihnya meja dekat jendela yang tampak tersembunyi dari luar.

"Hn."  jawab Sasuke tak niat. Sembari membolak balik koran hari ini. "Lebih baik kau layani dia dobe, tak sopan sekali mengacuhkan pelanggan seperti itu." lanjutnya datar

Naruto menyipit marah. "Menyebalkan." ucapnya menyambar daftar menu yang tadi diletakkan di meja, dan bergegas menuju ke arah satu-satunya pelanggan mereka saat itu, walau dalam hati Naruto tahu apa pesanan gadis bermata sendu itu.

"Selamat siang nona, anda ingin pesan apa?" tanya Naruto dengan suara ceria dan senyum kelewat lebar, tampak tidak cocok dengan guntur menggelegar yang mulai terdengar diluar sana.

Gadis itu menoleh sebentar dan menjawab dengan suaranya yang seperti dentingan lonceng. "Tiramisu cheesecake dan secangkir kopi hitam tanpa gula." ujarnya sambil melanjutkan acara mengamati hujan diluar sana.

Naruto mengundurkan diri dalam hening, dilihatnya Sasuke yang tengah menyiapkan pesanan wanita itu tanpa perlu menunggunya. Toh setiap kali wanita itu datang yang dipesannya selalu sama. Kenapa datang ke toko kue serba manis, jika hanya memesan kue dan minuman pahit begitu.

Setahunya wanita itu datang kira- kira dua bulan yang lalu, dan keanehan mulai terjadi hujan selalu turun setiap hari, disetiap senja seperti ini. Sasuke si pesimis tak percaya takhayul selalu bilang kebetulan.

°°°°°°°°

"Aku kenal wanita itu." ucap Kiba, keesokan harinya ketika Naruto bercerita tentang si gadis hujan. Kiba pelanggan toko kue mereka selalu datang setiap pagi dan memesan pancake hangat. "Namanya Ino, Yamanaka Ino. Anak pemilik toko bunga Yamanaka di distrik sebelah."

"Ah, benarkah. Pantas saja rasanya aku pernah melihatnya. Rambut dan matanya memang mirip tuan Yamanaka. Kira-kira kenapa ia selalu terslihat sedih begitu ya?"

"Mungkin karena kejadian itu ya..." ucap Kiba sambil menopang dagunya.

Naruto yang dari tadi berdiri disamping meja Kiba memutuskan duduk sambil memasang wajah tertarik, mengabaikan Sasuke yang memandangnya mencela. "Apa, apa. Kejadian apa?"

"Kudengar dari ibuku, pacarnya kabur saat pertunangan mereka. Entahlah sejak itu menurut Shika yang dulu sempat dekat dengan Ino dia jadi sulit dihubungi. Hanya itu yang kudengar."

Naruto mencibir. "Ah sudahlah, kau memang tak berguna Kiba."

Kiba sudah siap membalas omongan si blonde satu itu jika takmenyadari tatapan tajam Sasuke yang tengah sibuk mengelap gelas. Dengan jengkel digigitnya pancake yang dipesannya. Dua orang itu memang menyebalkan sekali.

°°°°°°°°

"Kenapa aku harus melakukannya?" tanya Sasuke suatu senja, ketika hujan turun dan Ino kembali datang. Keningnya berkerut memandang nampan berisi sepotong kue stoberi yang dari aromanya pasti berasa sangat manis.

"Ayolah Suke, sekali ini saja. Ya ya ya." bujuk Naruto dengan mata berkaca- kaca. Dia menyukai bekerja di toko kue ini. Dan dia berharap semua pelanggan yang meninggalkan tempat ini akan merasa bahagia, seperti nama cafe ini.

"Kuharap kau tau apa yang kau lakukan dobe." geram Sasuke mengampil nampan yang sedari tadi disodorkan Naruto padanya. Membuat wajah Naruto berseri, dengan cepat diciumnya pipi pucat Sasuke sembari berbisik mengucapkan terima kasih.

Dengan muka memerah, Sasuke berjalan menuju tempat duduk Ino. Dengan pelan diletakkannya seporsi stroberrycake didepan gadis itu.

"Apa ini?" tanya Ino menatap cake didepannya dengan bingung.

"Itu menu spesial hari ini." jelas Naruto menggantikan Sasuke. Dengan hati-hati ia berujar. "Kue itu bisa menghilangkan kesedihan."

Sejenak tak ada yang bersuara diantara mereka. Hanya rintik hujan diluar jendela yang entah kenapa terdengar semakin keras. Tapi lalu gadis bermata sendu itu mengambil sendok dan mulai memakan kue di hadapannya. Dia menghabiskan kue itu tanpa berkata apa pun, hanya sesekali menangis diam-diam sambil menitikkan air mata dan menatap sedih keluar jendela.

Keesokan paginya, hujan berhenti. Orang-orang mulai berdatangan kembali datang untuk membeli kue. Tempat itu kembali penuh dengan suara.

“Seperti biasa, Ino."

“Tidak. Aku ingin mencoba memakan kue manis hari ini. Kau yang pilihkan,” kata Ino tersenyum,mengabaikan bagaimana Naruto bisa mengetahui namanya.

Naruto tersenyum. Sasuke menatap Naruto sambil memberikan senyumnya yang langka.

“Silakan duduk di tempat biasa, Nona,” kata Naruto  pada tamunya itu.

Naruto mengangguk meninggalkan Ino yang kembali duduk seperti biasa di meja di dekat jendela, tetapi kali ini tidak ada jejak hujan di permukaan jendela itu. Hari ini cuaca terang benderang di luar toko mereka. Dan Naruto bertanya-tanya,

Ke mana perginya hujan yang dipanggil sepi itu?.

Kakeknya benar, toko kue itu bukan sekedar toko. Tempat itu bisa jadi penyembuh bagi luka. Naruto tersenyum sambil menyambut pelanggan baru mereka. Banyak kisah yang belum berakhir, juga luka yang menunggu untuk disembuhkan lalu hati yang harus dipertemukan. Mungkin dia dan Sasuke pun juga begitu.

Happy CafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang