Empat

28.9K 1.8K 20
                                    

Vote dan komentarnya.

Selamat Membaca!!!

Vio tertawa saat melihat video ketakutan Rasti saat melihat baju-bajunya didalam lemari kamarnya robek. Vio memang meminta Yanti untuk menjalankan rencanannya membuat Rasti ketakutan dan menjauh dari Devan.

"Hahaha...Yanti pesan ancamanya sudah kamu kirim?" tanya Vio sambil tertawa.

"Sudah bos, yey sadis juga ya. Baju-baju si Rasti itu pada mahal. Eke aja suka model-modelnya eh...yey malah gunting-gunting" kesal Yanti.

"Nanti gue belin buat lo Yan, asal lo kerja yang benar buat gue!" ucap Vio.

"Oke Bos cantik, ngomong-ngomong Bos. Bos baru SMA kenapa nggak cari pacar yang mudaan dikit. Ini si Devan itu udah mau kepala tiga dan yey cinta mati kayaknya sama dia" jelas Yanti.

Vio memasang kutek dikakinya dan menatap Yanti dengan wajah seiusnya yang angkuh "Hanya dia satu-satunya yang menyayangiku. Hanya dia yang tidak boleh didekati oleh wanita lain" ucapan Vio membuat Yanti menelan ludahnya.

Yanti merasa ada sesuatu yang salah didalam jiwa Vio. Ia menganggap Vio sakit. Jika banyak perempuan mengejar Devan karena harta yang dimiliki Devan, namun tidak dengan Vio. Yanti bisa melihat ada cinta yang begitu besar dan juga sebuah obsesi yang mengerikan yang terlihat dari tingkah laku seorang Vio.

Derap langkah kaki memasuki ruang tamu membuat Vio tersenyum saat melihat kedatangan Cia. Vio segera memeluk sahabat karibnya itu. "Loh...kok...bonyok Ci?" tanya Vio penasaran melihat wajah bonyok Cia.

"Dihajar Kak Dewa?" jujur Cia.

"Lo ngapain bisa dihajar Kak Dewa?" tanya Vio mengelus wajah lebam Cia.

"Gue ngajakin Kak Dewa tanding. Siapa banci ini?" tanya Cia penasaran melihat kehadiran Yanti.

"Dia Yanti, asisten gue yang baru" jelas Vio. Ia kemudian mengambil kotak obat dan segera membersihkan luka Cia. Yanti menatap sinis Cia. Dia paling tidak suka jika orang mengatakannya banci. Baginya dia adalah perempuan tulen walaupun dia memiliki kelamin laki-laki.

"Ci, Kak Devan ada dirumah?" tanya Vio.

"Ada dia lagi galau" ucap Cia.

"Galau? Kenapa?" tanya Vio penasaran.

Cia menghela napasnya "Kasihan sama Kak Devan umur sudah tua tapi setiap mau serius sama satu cewek eh...diputusin" ucap Cia.

Vio menyunggingkan senyumanya membuat Cia mengerutkan keningnya "Ngapain lo senyum-senyum nggak jelas gitu?" kesal Cia.

"Gue lagi senang aja" jujur Vio membuat Cia kesal.

Cia mencubit lengan Vio "Jangan bilang lo senang Kak Devan galau?" tanya Cia.

Vio tersenyum malu-malu "Hehehe...Gue kan cinta mati sama Kak Devan. Gimana kalau gue saja yang jadi Kakak ipar lo, lo setujukan?" tanya Vio.

Cia menahan tawanya dan kemudian ia tertawa terbahak-bahak "Lo serius suka sama si tua. Lo itu cantik bego, dapat yang mudaan juga bisa. Lagian ngapain lo masih suka sama Kak Devan?" Cia menatap Vio dengan dalam seolah mencari tahu bagaimana perasaan Vio sebenarnya.

"Jadi lo beneran cinta sama Kakak gue?" tanya Cia. Dengan wajah yang memerah Vio menganggukan kepalanya.

"Iya" ucap Vio pelan.

Cia segera memeluk Vio dengan erat "Kalau cinta kejar dong jangan diam aja!" ucap Cia tersenyum senang.

Vio menatap Cia dengan ekspresi terkejutnya "Jadi lo dukung gue?" tanya Vio dengan tatapan penuh harap.

Dibalik Senyummu New (Vio dan Devan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang