Part 22

13.5K 703 4
                                    

Part 22

Hanna hanya menurut dan menundukkan kepalanya.

''kau tidak mau mengatakannya!''

''mas''

''katakan apa alasanmu''

''mas aku tidak punya alasan, maafkan aku tidak memberitahumu, anak ini...''

''hebat juga laki laki itu''

''mas ini anakmu''

''cih, aku tidak akan pernah menerima anak haram itu''

''mas jaga ucapanmu, Arda hanya seorang teman dan ini anakmu mas darah dagingmu''

''bahkan kau sudah membela laki laki itu, iya!''

''mas aku tidak membelanya''

''kau bilang itu anakku, bahkan aku tidak pernah menyentuhmu''

Hanna memejamkan matanya, sakit yang dia rasakan mengetahui suaminya tidak mengingat kejadian malam itu.

''mas sudah cukup sakit aku diperlakukan dingin olehmu dan kemarin kau menuduhku selingkuh dan kini kau tidak menganggap ini anakmu, kau lupa saat malam disaat kau mabuk?''

''apa maksudmu''

''sakit mas mengetahui kau menyentuhku tapi tidak menganggapku sebagai Hanna melainkan Syanas''

''jangan mengada ada!''

Mereka yang awalnya duduk tenang kini sama sama berdiri memuaskan emosi yang sudah meledak ledak.

''aku tidak mengada ada, itu kenyataan, aku ikhlas memberikan mahkotaku pada suamiku tapi aku tidak ikhlas memberikan mahkotaku tapi suamiku tidak menaganggapku, kau malah beranggapan yang memuaskanmu adalah Syanas!''

Plak

Kini bukan hanya air mata yang menetes, cairan merah dari sudut bibir Hanna keluar dengan lancar.

''hentikan omong kosongmu, aku tidak pernah menyentuhmu dan itu bukan anakku!''

''hiks...hiks''

''gugurkan''

Hanna langsung memeluk perut ratanya, sakit yang dia rasakan bertambah mendengar ayah dari anak ini menyuruhnya untuk mengugurkannya.

''tidak, mas aku mohon jangan membunuh anak kita''

''dia bukan anakku!!''

Brakk

Bara pergi meninggalkan Hanna dengan berurai air mata, dia terpuruk, tidak...dia tidak mau menuruti kemauan suaminya itu.

''mama tidak akan membunuhmu nak, mama akan merawatmu''

Bara tidak pulang bahkan ini sudah lewat tengah malam, berkali kali Hanna menghubungi Bara tapi handphone laki laki itu tidak aktiv.

''mas Bara aku mohon pulanglah''

Hanna sarapan tanpa kehadiran suaminya, sebenarnya dia tidak nafsu makan tapi mengingat ada nyawa dalam perutnya dia memaksakan diri untuk makan tidak mau anaknya kelaparan. Bara, laki laki itu tidak pulang dan entah perginya kemana Hanna tidak tau.

Ting...tong

Hanna membuka pintu apartementnya, terlihat wanita paruh baya yang membawa barang ditangannya.

''anda siapa?''

''maaf saya Wati, saya disuruh bapak Bara kemari''

Dilihatnya wanita paruh baya ini dari bawah hingga atas, tidak salah lagi.

''tapi saya sudah punya pembantu''

''saya bukan ingin menjadi pembatu, saya dukun beranak''

''dukun beranak?''

''iya pak Bara menemui saya dan menyuruh saya kemari, pak Bara bilang anda ingin mengugurkan kandungannya''

Dug...jedar

}, 20T?\

Wedding Organizer (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang