Chapter 2

9 1 0
                                    

"Oh my lucky day!!" Tara telah sampai di halte saat bus tujuan ke lincoln center datang. Tiba-tiba...

Brukkk!!

Sekelompok orang yang berada dibelakang Tara mendorongnya hingga terjatuh. Ia berusaha bangun namun terjatuh lagi karna well dia lupa sedang memakai sepatu roda.
Segera ia berusaha melepaskan sepatu rodanya namun karena ia terlalu panik, hanya satu tali yang lepas. Dan sialnya, bus itu sudah melaju.

"How..can.. " Hancurlah impian Tara dalam sekejap. Matanya sudah merah ingin menangis tapi ia tahan karna baru sadar ia terduduk lemah di tengah jalan raya.

Tiin!!

"Are you crazy!! Go awayyy!!" Seru supir taxi dibelakang nya.

"Kau tidak apa-apa?Apa kau habis mengalami kecelakaan?" Suara pria yang beraksen aneh membuat Tara mendongak keatas.

"Ya, gue ga apa-apa." Lagi. Jika Tara sudah terlalu lelah berkata apa apa, ia pasti melontarkan bahasa indonesia.

"Sorry?" Pria itupun kebingungan karna belum pernah mendengar bahasa aneh itu.

"Oh i'm okay, thanks."
Pria itu membantu Tara berdiri dan mengikuti Tara duduk di halte.

"Are you sure?"
"Not really, but you cant help me anything." Jelas nya pasrah.

"Ya i know but actually i need your help. Could you show me the way to Lincoln Center?"
Mendengar kata Lincoln Center, Tara pun mendongak sekali lagi kearah pria yang ada di depannya. Pria setinggi 6 kaki, berkulit kuning langsat bermata coklat terang dan berhidung mancung yang sepertinya keturunan timur tengah atau India mungkin.

"Aku belum hafal daerah sini karena aku baru saja pindah tiga hari yang lalu."

"Of course i can help you. Kau bisa mengendarai mobil secepat Dom tidak?"

"Eum.. im doubt." Ucap laki-laki itu ragu.

"Oke, now this is my turn to need your help. So, can you let me drivin your car?"

"WHATTT??" Tara bisa melihat mata sayu pria itu terbelalak seakan takut kalau mobilnya mengalami kerusakan yang parah jika berada ditangan Tara.

"I need a feed back." Ucap Tara seraya memutar bola matanya.
"Ow ..oke but.."
"Lets go, we dont have more times." Tara beranjak mendahului laki-laki itu.

***
Waktu sudah menunjukkan pulul 8.50 dan kini Ganisya makin gelisah karena Tara belum membaca message-nya ataupun menelponnya.

"Ganisya, hari ini ada mahasiswa pindahan ya? Kau sudah tau orangnya seperti apa?" Laura, wanita asal Spain ini adalah wanita dengan tingkat keingintahuan tertinggi pada urusan orang lain.

"Belum, mungkin dia terlambat." Jawab Tara dengan malas.

"Apa isi map yang kau pegang itu? Apakah itu berisi form data-datanya?"
Ganisya hanya mengangguk sambil menduga-duga apa yang akan Laura katakan.

"Boleh aku lihat sebentar? Kau pasti tidak keberatan kan? Hanya ingin melihat fotonya tidak lebih dari tiga menit! Sungguh!" Benar saja dugaan Ganisya. Laura memohon sambil mengeluarkan puppy eyesnya.

"Ck kau ini. Yasudah, tidak lebih dari 3menit." Seru Ganisya sambil menyerahkan map coklat itu.

"Kau tidak ingin melihatnya? Atau jangan-jangan, kau sudah melihatnya?"

"Tidak minat" Ucapnya seraya memberikan senyum terpaksa.

Dan secepat kilat Laura membawa map coklat itu kepada teman-temannya.

"Oh my god! Damn! He's so handsome! Really!!!!" Teriak Laura memekikan telinga Ganisya.

"Ya ya ya! Ow he should be mine!! Dont try to beat me Laura" Christine salah satu teman Laura tak kalah mengerikan.

"Ya Tuhan. Kurasa kambing jantan jika diberi make up sedikit pasti dibilang tampan oleh mereka." Ujar Ganisya sambil memutar bola matanya.

****

Mohon saran nya :D

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Juilliard I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang