Kobaran api menerangi gelapnya malam, menyelimuti tubuh basah seorang gadis di antara puing-puing bangunan yang telah hangus terbakar. Rambut coklat pendek, jaket hitam dan roknya berkibar-kibar seirama dengan lidah api yang menjilat-jilat ke atas. Mata coklat kehijauannya meneteskan air mata, menatap tajam Mia dengan penuh amarah dan kebencian.
Mia mengamati si gadis, kagum layaknya seorang ilmuwan yang sedang mengamati sebuah fenomena langka. Silau cahaya dan panas api yang berkobar belasan meter di depannya terasa sangat nyata, tetapi tubuh si gadis yang menjadi sumbernya malah terlihat seperti tak terbakar sedikit pun.
Gadis itu mengulurkan tangan kanannya ke arah Mia. Kobaran api membesar, kaus tangan hitamnya tampak sedikit demi sedikit terkelupas, terbakar oleh api, dan melayang menjadi abu.
Lucas bergerak ke depan Mia. Dia menarik Gungnir yang tergantung di punggung dan mengarahkannya menuju si gadis. Ujung senapan dan bagian penahan recoil-nya bergerak memanjang, garis-garis cahaya berwarna ungu muncul di beberapa bagian Gungnir.
"Jangan bunuh dia, Lucas," pesan Mia.
"Baik."
Lensa ungu pada teleskop Gungnir berputar, memberi Lucas visual yang terfokuskan pada si gadis. Tubuh gadis di depannya tampak digarisi oleh cahaya merah dan dikelilingi oleh sebuah lingkaran. Sebuah tulisan 'Power Level: 1%' juga muncul di bagian atas kiri.
Kobaran api mengalir, berputar spiral dan berkumpul di tangan si gadis. Suara deru api terdengar semakin ganas. Bola api itu siap meledak kapan saja.
Lucas segera menarik pelatuk senapan. Sebuah peluru ditembakkan, meluncur tanpa suara membelah udara malam dan menembus bahu kiri si gadis.
Si gadis terpental, berputar-putar di udara. Kobaran api yang menyelimutinya lenyap seketika. Gadis itu mendarat, terbaring di tanah memunggungi Mia dan Lucas. Darah pun mengalir keluar, menggenang.
"Tunggu di sini, Nona Mia," pesan Lucas. Anak laki-laki itu berjalan mendekati si gadis dengan hati-hati.
Tubuh si gadis terlihat gemetaran. Lucas yang kini berada di dekatnya dapat mendengarkan rintihan pelan si gadis.
"Lu... cas..." panggil si gadis.
Lucas terbelalak. Meski lirih, dia kenal betul dengan suara itu. Anak laki-laki itu pun segera menggantungkan Gungnir ke punggungnya dan duduk berlutut.
Nafas Lucas tak beraturan, tangannya gemetaran bergerak meraih si gadis. Dia membalik tubuh si gadis pelan.
"N-Nona Mia!?"
Mia terbaring di depan Lucas. Tak hanya kini Mia mengenakan baju yang sebelumnya dikenakan oleh si gadis, tetapi terdapat pula lubang bekas tembakan di bahu kirinya.
Lucas berputar ke belakang. Si gadis tampak berdiri di tempat Mia berada sebelumnya, mengenakan pakaian Mia dan tampak memegangi bahunya.
Gadis itu menatap tajam Lucas, menggertakkan giginya, dan secara perlahan menghilang dari pandangan.
===========================
Jika kamu suka dengan cerita ini, maka berilah vote atau masukkan dalam daftar bacaan. Pembaca yang baik selalu memberikan komentar, kritik dan saran. Don't be a silent reader.... ^^
Oh, dan juga jika berkenan like page kami di Facebook: Alternative-Constellation... ^^
https://www.facebook.com/pages/Alternative-Constellation/1533980633506581
KAMU SEDANG MEMBACA
The Alternative #2 - Entity
Science FictionSihir, ledakan dan tipu muslihat. Adam-masih seperti biasa-sibuk menjalani kehidupannya sebagai seorang remaja dan juga anggota mafia. Kairi mencemaskan tubuhnya yang sedikit demi sedikit mulai berubah. Daru ditawari untuk ikut dalam sebuah 'proyek...