>New Class<

1K 41 53
                                    

Apa wajar? jika aku terbawa perasaan. Padahal aku saja belum mengenalmu barang sehari.

(...)

Sarah memandang Tara begitu lama tanpa mengedipkan matanya sekalipun.

"Biasa aja lihatnya, kaya ngga pernah lihat cowok ganteng aja" senggol Tasya pada lengan Sarah. Seketika gadis itu mengerjapkan pandangannya. Namun sesekali ia mencuri pandang ke arah Tara.

Tara kini dikelilingi banyak anak laki-laki. Mereka bergerombol menanyakan apa saja yang terjadi pada Tara di ruang BK tadi.

"Diapain aja lo sama Pak Mamat?" Celetuk Faisal pada teman akrabnya itu.

"Dengerin khotbah".

"Bwahaha malah ngelucu nih anak" sahut Hilmi sambil terbahak setelah mendengar ucapan Tara.

"Biasa sebuah ancaman, rapot gue tidak akan A lagi" ucapan Tara menuai kritikan pedas dari beberapa siswa.

"What ngga bisa gitu, kalau memang dasar lo pintar masa mau di evil editing" Faisal tidak terima dengan apa yang terjadi pada Tara.

"Lo sih bro banyak nyawa atau gimana pake acara nyolot depan guru" cerocos Hilmi.

"Dapat surat panggilan ngga lo?".

"Nih" Tara menunjukkan sebuah amplop bewarna putih dengan segel SMA Nusantara.

"Kali ini bukan amplop beasiswa, tapi amplop pembawa petaka. Bakal abis lo dihajar Pak Hadi".

"Sudah terjadi mau gimana lagi" Tara pergi meninggalkan kerumunan dan berjalan mencari bangku kosong. Dipilihnya Faisal sebagai teman sebangkunya kemudian ia menyembunyikan mukanya dan tertidur.

Kondisi kelas masih belum membaur. Mereka masih melakukan aktivitasnya sendiri sendiri. Berbicara dengan temannya masing masing. Belum ada satupun yang mau mencairkan suasana. Hkngga satu orang melangkah maju diikuti kedua temannya.

"Halo teman-teman selamat datang di kelas duabelas IPA 9. Bagaimana kalau kita membentuk seperangkat kelas? Mulai dari ketua sampai seksi seksinya" ucap Sarah di depan kelas dengan diapit kedua temannya.

"Siapa yang ingin mengajukan diri sebagai ketua kelas? Kami butuh enam orang untuk menjadi kandidatnya" ucapan Sarah belum mendapat respon, karena seluruh siswa masih asyik dengan dunianya sendiri.

"HEL-LOWW" teriak Zoya ditengah kekacangan yang mereka hadapi.

"Begini ya teman - teman kami mohon kerja sama kalian semua, supaya kelas kita bisa menjadi kelas yang sejahterah aman damai sentosa. So yang ingin jadi kandidat dimohon angkat tangannya" Tegas Tasya.

"Tara Mahendra tolong jangan tertidur ditengah musyawarah ini" ucap Zoya geram. Tara yang mendengar ucapan itu mendongakkan kepalanya pelan pelan. Dan menatap ketiga gadis di depan kelas itu.

"Tulis saja namaku sebagai kandidat" ucap pemuda itu sambil menatap gadis yang berada di tengah. Sarah yang ditatap pun bingung dan memilih menulis calon ketua kelas di papan.

"Okey selain Tara, berarti kita butuh 5 orang lagi" katanya setelah menulis.

"Hey guys plis jangan pasif" teriak Zoya. Beberapa anak kemudian mengangkat tangan dan mencalonkan diri. Sarah langsung menuliskan nama nama itu dipapan tulis.

"Kenapa tidak satu diantara kalian juga mencalonkan?" Sahut seorang siswi. Tasya dan Zoya memandang satu sama lain.

"Zo gue ngga suka jadi beginian" desis Tasya.

"Gimana kalau kita tumbalin aja si Sarah".

"Ide bagus" Sarah yang mendengar niat teman temannya langsung berinisiatif.

Hey and ByeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang