Tiga

436 20 0
                                    

Sang Surya sudah menampakkan wajahnya, semua mahasiswa dan mahasiswi memulai aktifitasnya masing-masing. Ada yang mandi, ada yang memasak, dan ada yang sekedar berjalan-jalan untuk menghirup udara yang segar. Terkecuali Dea, dia sedari tadi masih tertidur lelap. Maklumlah kemarin kan dia tidak bisa tidur.

"AAAAAAAA...." teriak seorang gadis dari dalam tenda. Siapa lagi kalau bukan Dea karena hanya dia yang masih berada di dalam tenda.

"Kenapa Dea? Ada apa?" tanya Stevani yang tampak khawatir.

"Dia dateng lagi. Dia ada di depanku tadi" ujarnya ketakutan.

"Dia siapa? Gue nggak liat kalo ada orang masuk kok ke sini tadi" ucapnya.

"Ada. Makhluk aneh itu yang kemarin gue liat" ujarnya sambil menggigiti jari kanannya ketakutan.

"Apa sih maksud lo? Makhluk aneh apa?" tanya Stevani yang mulai merasa bingung dengan ucapan Dea.

"G.. Gue takut van. Dia pasti bakalan ke sini lagi" ucapnya gelisah.

"Udah-udah, jugaan ada gue di sini. Mendingan sekarang lo cuci muka atau mandi dulu deh biar segeran" kata Stevani yang menuntun Dea pergi keluar tenda untuk mencuci muka.

Dea dan Stevani pun pergi menjauhi tenda dan segara mencuci muka. Lalu mereka pergi ke tenda dapur untuk sarapan. Dea yang sedang asyik makan sarapannya, tiba-tiba dia kejutkan oleh sesosok pria. Pria itu sekarang sudah duduk tepat di depan Dea.

"Hai Dea!" sapanya.

"Apa kamu nggak ada kerjaan, ah? Selalu mengagetkan ku seperti ini?" tanyanya memberanikan diri.

"Maaf jika aku mengagetkan mu. Aku ke sini hanya ingin memastikan apakah kamu baik-baik saja" ucap pria tersebut.

"Apa urusan lo sih? Gue baik-baik aja kalo lo nggak di sini" ucap Dea dengan kesal dan ketus.

"Lo ngomong sama siapa sih?" tanya Stevani.

"Nih gue lagi ngomong sama..... Bentar deh, dia kan nggak tau kalo gue lagi ngomong sama makhluk aneh ini. Atau gue kasi tau aja ya kalo gue dari kemarin di ikutin sama makhluk aneh ini? Toh juga dia udah tau kalo gue punya indera keenam" ucapnya yang terpotong memikirkan itu (yang diatas).

"Nih gue lagi ngomong sama makhluk a..." lanjutnya yang kemudian di potong oleh pria itu.

"Awas kalo kamu berani ngasi tau mereka tentang aku. Aku nggak segan-segan bakalan selalu nyari-nyari kamu" ancamnya yang membuat Dea terdiam dan bengong.

"Dea.." ucap Stevani yang membangunkan Dea dari lamunannya.

"Ahh? Eee... Nggak ngomong sama siapa-siapa kok" ujarnya sedikit gerogi.

"Ya udah kita ke sana yok" kata Stevani sambil menunjuk ke arah Aubry dan Gabriel.

~

Tak terasa sudah 5 hari mereka berkemah di bukit ini. Dan akhirnya sekarang waktunya mereka untuk pulang.

Dea sudah tidak sabar untuk pulang, ingin rasanya dia cepat-cepat sampai di rumah. Dea sudah sangat rindu dengan Narendra kakak Dea.

"Semua mahasiswa dan mahasiswi di harapkan untuk segera berkumpul" ucap ketua panitia.

Semua pun berkumpul sesuai dengan jurusan. Setelah ketua panitia memberi pengarahan, semua mahasiswa dan mahasiswi memasuki bis sesuai dengan yang sudah di beritahukan oleh ketua panitia.

Semua senang dan bergembira di bis termasuk Dea. Di perjalanan Dea melihat ke jendela bis untuk melihat pemandangan yang indah, tapi tak di sengaja dia melihat sekilas seperti ada sesosok pria yang pernah dia lihat. "Eh, apa ya tadi itu? Kok kayak ada orang ya? Apa jangan-jangan si hantu itu ngikutin gue?" gumannya dalam hati. "Ah, nggak mungkin. Ini kan udah jauh dari tempat perkemahan. Palingan gue cuma salah liat tadi" lanjutnya dalam hati lagi.

My Boyfriend Is GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang