Chapter 5

22K 1.4K 24
                                    

Happy Reading

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Malam hari menampakkan dirinya, sinar bulan tampak memasuki kamar Sakura yang tidak tertutup. Angin malam berhembus menggelitik kulit. Cahaya-cahaya kecil kini terlihat di kebun dari jendela besar kamar Sakura. Kunang-kunang berterbangan, seakan menari di tengah gelapnya malam.

Suara desahan terdengar samar dari kamar Sakura. Terdengar? Ohh tentu tidak. Kamar Sakura kedap suara sehingga orang yang berada di depan pintunya pun tidak akan mendengar suara apapun.

~Pov Sakura~

"Hey, ini sudah malam! Aku ingin istirahat ... ahhh ... apa yang kau lakukan, Zen?!" aku sudah kelelahan meladeni kemesuman para calon suamiku ini.

"Apa?" tanya Zen dengan polosnya.

"Kau mengigit pahaku! Lihat jadi merah seperti ini," protesku sambil mengusap paha kananku yang telah di gigit olehnya.

'Ya Tuhan, penyiksaan apa lagi yang menanti jika aku sudah menikah nanti?!'

"Ohh, itu hanya menandakan kau adalah milikku," jawab Zen sambil mengecup kembali pahaku.

"Milik kami," ralat Viper.

Aku hanya bisa mendengus pelan, aku tidak nyaman seperti ini. Kalian bisa bayangkan, di sini di kamarku, mereka seperti ingin memperkosaku dengan tatapan mereka yang mesum itu. Dan mereka sudah berani menyentuhku. Menyentuhku?! Jika bukan ancaman mereka yang memiliki bukti bahwa aku adalah sang Grim Reaper dan memberitahukan Ayah, aku tidak akan melakukan ini semua.

"Ahhh ... Mysth, apa yang kau lakukan?!" Protesku saat tangannya masuk ke dalam bajuku.

Mysth tidak mendengarkanku, dia meraba lembut daerah perutku lalu mengecup bibirku sekilas.

"Aku suka," hanya itu jawaban Mysth.

Sangat pelan, singkat, padat, dan tidak jelas. Apa yang dia suka? Mereka sangat aneh.

"Bisakah kalian melepaskanku? Kita baru saja bertemu dan kalian langsung menyentuhku? Ini sebuah pelecehan!" seruku dingin.

Aktifitas mereka berhenti lalu melepaskanku. Wajah mereka terlihat sangat ketakutan dan memucat. Ada apa dengan mereka?

"Maafkan kami, Hime. Kami tidak bermaksud melecehkanmu, maafkan kami," ucap Viper sambil berlutut dan yang lain pun mengikuti Viper, berlutut dan meminta maaf.

Ada apa dengan mereka?

"Lupakan itu, ini sudah malam. Kalian beristirahatlah. Sean akan mengantarkan kalian ke kamar kalian masing-masing," jawabku lalu memencet bel di samping nakas.

"Baiklah, Hime. Kami akan tinggal di sini sampai hari pernikahan kita dilaksanakan," jawab Viper.

Aku hanya mengangguk setuju, jika tidak setuju mereka pasti akan meminta pada Ayah untuk tinggal di sini. Merepotkan. Beberapa menit kemudian Sean datang dan mengetuk pintu.

"Nona, saya Sean," ucapnya lalu masuk ke dalam kamar, Sean menghampiriku lalu membungkuk hormat.

"Apakah ada yang bisa saya bantu, Nona?"

"Antarkan mereka ke kamar mereka masing-masing," jawabku lalu bangkit dari atas ranjang menjauhi mereka.

"Baiklah, Nona," jawab Sean, kulepaskan semua pakaianku.

Tentu saja aku tidak mempedulikan tatapan terkejut mereka. Saat ini aku ingin bersantai membersihkan isi kepalaku yang penuh dengan perlakuan mereka saat ini. Aku tahu Mereka terlihat kebingungan dengan apa yang aku lakukan, tetapi aku tidak peduli dengan pendapat mereka.

Six Husband From Hell | ON DREAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang