Ingatan Kyuhyun melayang kepada kenangannya di masa lalu. Hampir tujuh tahun yang lalu, ketika itu usianya baru dua puluh lima tahun, begitu juga dengan Eunhyuk.
Eunhyuk adalah adik kembarnya, mereka bukan kembar identik, karena itulah mereka berbeda jenis kelamin, dan tidak begitu mirip. Tetapi mereka sama-sama menerima anugerah dari kelebihan fisik kedua orang tua mereka. Kyuhyun sangat tampan, dan Eunhyuk begitu cantiknya.
Kyuhyun tentu saja sangat menyayangi adiknya, adiknya adalah satu-satunya di keluarganya yang sangat dia sayangi. Sedangkan kedua orang tuanya... bisa dikatakan bahwa hubungan kedua orangtuanya sudah hancur sejak lama, mereka mempertahankan pernikahan hanya demi status di depan orang-orang.
Ibunya sangat sibuk dengan berbagai macam urusannya sebagai istri seorang pejabat kaya. Ayahnya apalagi, lelaki itu memang selalu pulang ke rumah setiap hari, tetapi hampir tidak pernah dekat dengan istri dan anak-anaknya, seperti ada pembatas yang menghalangi cintanya kepada anak-anaknya.
Kyuhyun seorang lelaki dan dia tegar, dia sudah terbiasa menghadapi sikap ayahnya yang dingin dan kaku. Sejak kecil dia tidak pernah menerima kasih sayang ayahnya sedikitpun. Pernah Kyuhyun di waktu kecil ketika usianya baru tujuh tahun, berlari gembira, menghampiri ayahnya yang sedang bercakap-cakap dengan rekan sesama pejabatnya, ingin menunjukkan bahwa nilai rapornya bagus, ingin membanggakan diri kepada ayahnya.
Tetapi yang terjadi kemudian sungguh menyakitkan bagi anak sekecil dirinya. Ayahnya mengusirnya pergi dengan kasar mengatakan bahwa Kyuhyun mengganggunya. Sejak saat itu Kyuhyun kecil menyadari bahwa tidak ada sedikitpun cinta dari ayahnya kepadanya. Sejak saat itu juga, Kyuhyun memutuskan tidak akan mengemis cinta dari ayahnya.
Tetapi Eunhyuk berbeda, perempuan itu sangat memuja ayahnya. Sejak kecil dia selalu berusaha menarik perhatian ayahnya meskipun tanpa hasil. Sang ayah tidak pernah peduli kepadanya, seberapa keraspun Eunhyuk mencoba. Cinta seorang anak yang tidak berbalas ternyata menyakitkan bagi Eunhyuk. Dia kemudian menggunakan cara lain untuk menarik perhatian dan kasih sayang ayahnya. Eunhuk melarikan diri ke dalam pergaulan yang merusak, penuh dengan kebebasan dan obat-obatan terlarang. Dari usaha coba-cobanya untuk mencari perhatian, Eunhyuk pada akhirnya terjerumus, dia tidak bisa melepaskan diri dari obat-obatan. Sampai puncaknya Eunhyuk hamil dan bahkan tidak bisa menyebutkan siapa nama ayah dari anak yang dikandungnya.
Dan bahkan setelah Eunhyuk seperti itupun, sang ayah hanya mengangkat sebelah alis. Dia memberi setumpuk beban kepada Eunhyuk agar menggugurkan kandungannya, menghina Eunhyuk yang tidak bisa menjaga diri, lalu sibuk kembali dengan kesibukan bisnis dan jabatannya.
Lain dengan Kyuhyun, dia marah luar biasa kepada Eunhyuk, dia berteriak kepada Eunhyuk malam itu bahwa usaha Eunhyuk, apapun itu, untuk mencari perhatian sang ayah tidak akan membuahkan hasil. Ayahnya tidak mencintai mereka. Bahkan kalau mereka matipun, mungkin ayahnya tidak akan peduli.
Kata-kata Kyuhyun bagai bumerang, tanpa sadar kemarahannya karena emosi dan sedih melihat keadaan adiknya ditelan mentah-mentah oleh Eunhyuk. Eunhyuk sudah putus asa, hancur dan lelah. Dia kemudian berpikir bahwa satu-satunya cara agar sang ayah memperhatikan mereka adalah dengan kematian.
Malam itu juga, Eunhyuk terjun dari balkon kamarnya, menghempaskan diri ke bawah, dalam kondisi hamil.
Kyuhyun masih ingat malam itu, ketika dia sedang berjalan ke depan, kemudian tubuh Eunhyuk jatuh di hadapannya. Ayahnya sedang di kantor seperti biasa, dan ibunya sedang liburan ke luar negeri.
Tubuh Eunhyuk jatuh di hadapannya, terbanting begitu saja dan berlumuran darah. Darah yang sangat banyak.
Kyuhyun berlari, berteriak-teriak begitupun dengan semua pelayan, meskipun semuanya sudah terlambat. Eunhyuk sudah sekarat di sana.
